Story Love

45 8 0
                                    

Pada suatu titik Jungkook pernah berpikir untuk berhenti jatuh cinta. Apalah guna harapan yang Jungkook pertahankan, tapi tak pernah dipertahankan. Apalah guna Jungkook menunggu jika ia menjauh.

Tidak semua orang yang datang dalam hidup kita adalah ia yang pandai mencinta, beberapa hanya untuk datang dan mengajarkan luka, dan beberapa lainnya hanya untuk meninggalkan sebuah cerita.

Tiba - tiba saja waktu mempertemukan Jungkook dengan Kim Yerim, seorang gadis yang menggemaskan dan memiliki sifat berbanding terbalik dengan Jungkook.

Seiring berjalannya waktu, Jungkook dan Yerim sering bertukar pesan dan hal itu membuat keduanya semakin dekat. Tak jarang keduanya sering terlihat bersama. Seperti hari ini, Yerim mengajak Jungkook untuk menemaninya ke perpustakaan kota. Jungkook meng-iyakan ajakan Yerim karena ia juga bosan jika liburan hanya diisi dengan berdiam diri dirumah.









Skip









Kini Jungkook dan Yerim berada diperpustakaan kota.

"Yuk kesana. Saya mau milih buku!" Yerim menepuk lengan Jungkook. Jungkook menggeleng lalu menarik hidung Yerim. Yerim ingin membalas tarikan itu namun ia tidak cukup tinggi.

"Ngga kena wleee..." Jungkook menjulurkan lidahnya, mengejek Yerim yang tidak bisa membalasnya.

Yerim mendengus sebal, tapi matanya kembali bersinar tatkala melihat tumpukkan buku bertuliskan papan nama merah New Arrival.

Tanpa sadar Yerim menarik tangan Jungkook yang masih terdiam. Jungkook shock, ruang yang telah lama kosong dihatinya seperti terbuka, bagai sebuah kembang api ditahun baru, meriah tak terkira. Jungkook masih berpikir apakah ia benar benar bisa jatuh cinta lagi setelah putus dari Lisa -seorang gadis yang dulu amat ia cintai, namun berubah menjadi seorang gadis yang membuatnya terpuruk hanya karena cinta. Kala itu Jungkook selalu mengalah, ia selalu memaklumi jika Lisa tidak bisa dihubungi, ia selalu menunggu Lisa kembali. Namun semuanya terasa sia-sia karena ternyata Lisa telah berpaling- . Jungkook pikir Lisa adalah orang terakhir yang mengisi hatinya. Hadirnya Yerim memenuhi otak dan hatinya. Yerim membuat segalanya tak serumit yang ia jalani ketika sendiri. Serupa musafir Jungkook menemukan sumber mata air yang ia cari setelah ratusan hari. Yerim bagai jawaban dari segenap penantian panjangnya.

"Emm, hey?" Jungkook berusaha mencairkan suasana, karena sedari tadi Yerim sibuk dengan buku-bukunya.

"Ya" Jawab Yerim tetapi ia masih sibuk membolak-balik cover dan membaca sinopsisnya berkali-kali. Ia tampak bingung memilih yang mana.

"Apakah kamu sudah punya pacar?" Dan pertanyaan Jungkook spontan membuat Yerim menoleh langsung ke arah Jungkook.

"Tidak, saya masih sendiri. Kalo kamu sudah punya pacar?" Yerim menatap Jungkook ragu karena Jungkook terdiam terlalu lama merespon, pikiran Jungkook belum sempurna mencernanya.

"Punya,











tapi itu dulu" Jungkook berucap lirih, ia mencoba tersenyum kecil.

"Kalo sekarang?" tanya Yerim sekali lagi. Entahlah Yerim menjadi semakin penasaran dengan Jungkook.

"Doakan semoga secepatnya, karena ternyata orang yang saya dekati sedang sendiri." ucap Jungkook seraya tersenyum menampilkan gigi kelinci yang menjadi salah satu daya tariknya.

"Ohhh...okeee" ucap Yerim seraya tersenyum kikuk, ternyata Jungkook selama ini mempunyai seseorang yang ia suka. Itu membuat Yerim sedikit menundukan kepalanya.

"Kim Yerim would you be mine?"











Yerim terlonjak kaget, apakah Jungkook sedang berusaha memainkannya atau hanya sebagai alat percobaan untuk mengungkapkan perasaan terhadap orang yang Jungkook suka. Yerim semakin menundukan kepalanya dan mem-pout kan bibirnya, ia rasa kini wajahnya memerah karena perkataan dari Jungkook.

Jungkook yang melihat hal itu tersenyum, menurutnya Yerim benar-benar menggemaskan.

"Yerim saya tau ini terlalu cepat, tapi apa salahnya jika kita jalani dulu" Jungkook memberanikan diri untuk berlutut dihadapan Yerim dan menggenggam tangan Yerim.

"Tapi, saya masih meragu. Dulu saya pernah dikecewakan, saya hanya tidak ingin merasa sakit yang berlebih jika nantinya kamu pergi meninggalkan saya."

"Saya paham, saya tidak akan menyalahkan bagaimana kisahmu dulu, tak peduli sepahit dan sehitam apapun kamu dimasa lalu. Bagi saya, saat kamu mempercayakan hatimu kepada saya, itu artinya kamu bersedia menjadi seseorang yang saya miliki sepenuh hati. Semoga kamu mengerti apa yang saya katakan. Tanggalkan apa saja yang mungkin membawa kita pada hari lalu. Jadilah kisah yang hanya ada saya dan kamu." Yerim sedari tadi menatap lekat kearah mata Jungkook, ia tidak melihat kebohongan dimatanya, yang ia lihat hanya ketulusan yang Jungkook berikan. Yerim tersenyum dan hatinya menghangat, entahlah perkataan Jungkook membuatnya bepikir kembali untuk menjalin sebuah hubungan. Yerim berharap semoga kali ini ia tidak salah dalam memilih pilihannya.

"Maaf" Perkataan Yerim membuat Jungkook kembali berdiri. Jungkook tersenyum, ia berpikir mungkin ini terlalu cepat.

"Tak apa, tak perlu meminta maaf karena mungkin saya yang terlalu terburu buru. Saya memaklumi keputusanmu." Jungkook melepaskan genggamannya. Namun Yerim kembali menggenggam tangan Jungkook. Perbuatan Yerim membuat Jungkook bingung.

"Maaf, saya tidak bisa menolak kamu" ucap Yerim seraya tersenyum manis.

Jungkook yang mendengar itupun langsung memeluk tubuh Yerim.











Menunggu dan memaklumi itu abu - abu, tidak hitam ataupun putih. Tidak pernah pasti adanya.


































Tamat dengan tidak elitnya, maapkeun ceritanya yang kejuuu parah :((
Cerita ini terinspirasi dari salah satu novel karya Fiersa Besari, jadi maapkeun kalo ada kata-kata yang sama:((.

Cr: ig @kookieyerim

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Story Love - Jeon JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang