"Hai Oliv!" Teriak seorang perempuan mengagetkanku.
"Vania apaan, sih, bikin kaget saja"kataku.
"Soalnya dari awal pelajaran olahraga kamu bengong terus. Semangat dong" kata Vania, sahabatku.
"Iya maaf, aku males olahraga. Capek tau"kataku.
"Siapa bilang? Aku pernah ikut latihan basket dan taekwondo. Hasilnya memuaskan. Aku dapat medali emas dari lomba taekwondo. Kamu mungkin bisa menang kalo rajin olahraga" jelas Vania
"Kamu kan bilang mungkin," kataku masih males.
"ayo kita olahraga, basket lho" rayu Vania
"kamu aja, aku mau disini." kataku.
"nanti kalo kamu gak dapet nilai gimana? Ayo kita main basket" kata Vania
"inikan enggak dinilai"kataku tetap pada pendirian.
"yaudah deh. Aku mau main basket sama yang lain"Vania menyerah
"iya" jawabku dengan senyum.
Ohh iya kenalkan namaku Asyara Valda Olivia. Panggil saja Oliv. Kakakku bernama Hisyam Arda Olaf, panggilannya Olaf. Kakakku bersekolah di sekolah sepak bola di dekat rumahku. Maklum anak laki laki kebanyakan ingin menjadi pemain sepak bola. Ayahku seorang dosen, sedangkan bunda seorang ibu rumah tangga.
Sekarang aku kelas empat, Aku dan ka Olaf selisih dua tahun. Aku tidak suka olahraga, menurutku olahraga hanya membuat capek. Tapi sahabat ku Vania semangat menyuruhku mengikuti eskul olahraga. Setiap jam pelajaran olahraga aku hanya duduk diam. Ketika waktunya penilaian aku baru ikut.
Akhirnya pelajaran olahraga selesai juga. Waktunya istirahat, aku mengambil baju seragam di loker. Ohh iya sekolahku ini sekolah asrama. Murid murid boleh pulang setiap hari minggu.
Setelah berganti seragam, aku menuju kantin. Dikantin Vania sudah menungguku, aku langsung menghampiri Vania.
"Oliv mau pesan apa?" tanya Vania
"Ehm sandwich dan fresh milk, kalo kamu?" tanyaku.
"sama deh"kata vania, "oke aku kesana dulu ya mau pesan" lanjutnya.
"oke" balasku singkat.
Tak lama kemudian pesanan datang, kamu segera menghabiskannya karena sebentar lagi pelajaran kedua akan segera dimulai. Setelah makanan habis kami masuk ke kelas.
Pukul 11.00, waktunya kembali ke asrama. Setiap kamar berisi 2 anak, dan aku sekamar dengan Vania. Kami tidak boleh berpindah pindah kamar kecuali malam minggu. Malam minggu kami boleh tidur bersama teman yang lain yang berbeda kamar.
Rencananya, nanti malam ayah, bunda, dan Kak Olaf akan menjemputku. Begitu pula dengan Vania, nanti malam juga dia akan dijemput orang tuanya.
Siang ini aku dan Vania berjalan jalan ditaman asrama, sebelum waktu makan siang. Suasananya kebetulan sangat mendukung. Enggak panas dan gak pula hujan,
"Ayo Oliv kejar aku kalo bisa"kata Vania
"Vania aku sudah capek" teriakku
"Ya iya cepat duduk disini"Kata vania
Aku langsung menyusul vania yang sudah duduk dikursi taman bewarna putih. Untung saja aku membawa air, aku langsung meminumnya. Aku bingung vania tidak terlihat capek, setelah lari larian. Dia malah bersemangat sekali. Mungkin... Dia punya kekuatan super. Hehe...
Setelah beristirahat sejenak, aku mengajak vania bermain air dikolam ikan, kami bisa merendam kaki dikolam yang berisi ikan ikan kecil. Kaki kami digigiti oleh ikan ikan kecil. Tidak sakit, hanya terasa geli. Ohh iya gigitan ikan ini bisa untuk terapi lho.
Setelah bermain main kami pergi keruang makan untuk makan siang. Menu makan siang hari ini adalah, ayam bakar, teh manis, salad buah dan puding coklat.
Selesai makan siang, aku dan Vania kembali ke kamar asrama. Siang ini vaniq akan mengikuti eskul basket. Sedangkan aku akan mengikuti eskul tari tradisional. Beberapa eskul dilaksanakan pada hari yang sama hanya saja berbeda waktunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KKPK Novel : Atlet Idola
Short StoryKarya : Adellia Shaka Fitria Apa jadinya kalau Oliv yang malas berolahraga dibujuk oleh Vania, sahabatnya, mengikuti berbagai eskul olahraga? Ih, Oliv paling benci berolahraga! Tapi..., ternyata orang orang disekitarnya sangat suka berolahraga.