B L U E

4K 298 27
                                    


Our love is blue, that's, one truth to be told;
Like the bright blue sky in summer days;
I look up to that bright blue sky whenever we're together or when you're not around;
I believe that we're seeing the same bright blue sky wherever we are.
Our love is blue, that's, one truth to be told;
Coup de foudre, happened out of the blue.
Oh, how I love the colour blue, my darling.

Chanyeol memandang Sehun yang sedang sibuk mengipasi wajahnya sambil tersenyum manis. Ditengah teriknya sinar matahari, walaupun ia harus terbakar matahari sekalipun, ia tidak akan peduli. Setidaknya ia bisa melihat wajah cantik kekasihnya itu.

"Hyung, berhentilah memandangku seperti itu." Ujar Sehun sambil mengancingkan kembali kemejanya.

"Itu sama saja menyuruhku untuk berhenti bernafas, sayang." Kata Chanyeol. Ia menumpukan kepalanya ke tangannya sambil terus tersenyum manis kearah Sehun.

"Yah!" Sehun memukul kekasihnya itu dengan handfan, "Hyung membuatku mual! Berhentilah menggombal, itu sangat menjijikkan." Kata Sehun. Walaupun begitu, senyum cerah tetap tercetak di wajahnya.

"Itu sama saja menyuruhku untuk lompat ke kuburanku sendiri, sayang. Apakah Hyung salah, jika Hyung ingin mengekspresikan cinta Hyung kepadamu?" Kata Chanyeol sambil mengusap pelan kepala Sehun.

Sehun terdiam. Chanyeol memang selalu memperlihatkan seberapa besar cintanya kepada dirinya; pria itu memang benar-benar serius mencintainya.

"Hyung, jangan terlalu dekat. Paparazzi bisa saja memotret kita." Kata Sehun sambil menundukkan kepalanya. Chanyeol mengulum senyumannya, ia tahu kalau Sehun sedang berusaha untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah itu. Sangat menggemaskan.

Chanyeol mendongakkan kepalanya. Langit Seoul di hari-hari terakhir musim panas memang bukan main cerahnya. Ia berusaha untuk menyembunyikan seyuman lebarnya. Ah, begitu menyenangkan bisa menikmati langit yang berwarna biru cerah itu bersama seseorang yang memiliki senyuman bak langit. Cerah.

"Kenapa Hyung tertawa?" Tanya Sehun sambil memilin tali hoodienya.

Chanyeol memalingkan wajahnya dari langit ke wajah Sehun. Sehun menatap kekasihnya itu dengan tatapan bertanya-tanya.

"Hyung hanya merasa bahagia. Sudah beberapa minggu kita sibuk berlatih indoor, tanpa bisa menikmati cerahnya langit biru musim panas ini. Sekarang, ketika Manager Hyung memberikan kita izin untuk berkencan, Hyung merasa sangat senang." Kata Chanyeol sambil menatap lekat manik cokelat milik Sehun.

Sehun menundukkan kepalanya. Ketika Chanyeol bisa dengan mudahnya merasa bahagia bahkan pada hal-hal sederhana, ia jadi tidak bisa berhenti memikirkan sifat menyebalkannya tadi pagi ketika ia hampir menolak mentah-mentah untuk ikut berpiknik di pinggir sungai bersama kekasihnya itu.

"Sayang, ada apa? Apa kau merasa tidak enak badan?" Chanyeol menyentuh dagu Sehun, memaksa lelaki manis itu untuk menatapnya.

Sehun menatap mata Chanyeol dengan mata yang berkaca-kaca. Ia sontak menggunakan lengan hoodie hitamnya —milik Chanyeol sebenarnya, untuk menyeka airmatanya.

"Ada apa, hm? Kenapa Sehunnie menangis?" Kata Chanyeol sambil membawa tubuh gemetar Sehun kedalam dekapannya. Saat ini ia benar-benar tidak peduli jika ada paparazzi yang memotret mereka, toh apa gunanya menyembunyikan hubungan yang sudah mereka bina sejak empat tahun lalu itu?

"Ma-maafkan aku, Hyung! Entah mengapa aku merasa sangat bersalah kepadamu." Bisik Sehun. Chanyeol mengelus lembut kepala Sehun, menenangkan bayi besarnya itu yang malah semakin keras menangis.

"Kau tidak memiliki salah apapun, sayang. Sekarang, kau harus berhenti menangis, oke? Hyung tidak suka melihat Sehunnie menangis seperti ini." Kata Chanyeol sambil menghapus airmata Sehun dengan kedua ibu jarinya.

"Aku menyebalkan, aku selalu egois, dan aku tidak pernah memikirkan perasaanmu, Hyung." Kata Sehun sambil memukul dadanya sendiri. Chanyeol memejamkan matanya. Ia benci melihat Sehun bersikap seperti itu. Ia menjauhkan tangan Sehun, lalu membawa kekasihnya itu kembali ke pelukannya.

"Shh, kau sudah tahu bahwa Hyung membenci arah pembicaraan kita kali ini, sayang." Kata Chanyeol. Sehun mengeratkan pelukannya. Tuhan, ia benar-benar mencintai pria ini.

"Aku mencintaimu, Hyung." Kata Sehun pelan. Chanyeol tersenyum. Ia memejamkan matanya sebelum akhirnya berkata;

"Hyung juga sangat mencintaimu, Sehun-ah."

*

Sehun melepaskan sepatunya dengan tergesa-gesa. Ia baru saja kembali dari supermarket; mendadak ia sangat menginginkan es krim tadi.

Sehun berlari kecil menuju kamar Chanyeol yang berada paling ujung di dalam dorm. Tanpa perlu mengetuk pintu, ia menghambur masuk kedalam kamar kekasihnya itu.

"Hyung— oh." Sehun yang semula memiliki senyuman lebar diwajahnya mendadak berubah menjadi dingin. Bagaimana tidak, ia sedang menyaksikan kekasihnya yang berbaring di atas ranjang dengan pria lain berada di atasnya. Bertelanjang dada. Sehun buru-buru pergi meninggalkan kamar Chanyeol sambil melemparkan bungkusan berisi es krim yang tadinya hendak ia bagi rata dengan Chanyeol itu.

"Sehunnie, tunggu." Suara berat Chanyeol mengangetkan Sehun. Suara itu hanya Chanyeol keluarkan ketika ia sedang serius atau sedang marah.

Chanyeol berlari mengejar Sehun sambil mengancingkan kembali kemeja hitamnya. Sehun berlari lebih cepat, kemudian ia buru-buru masuk kekamarnya, lalu mengunci pintu, tidak memedulikan teriakan Chanyeol yang memanggil namanya.

Sehun terduduk lemas didepan pintu, ia bisa merasakan airmata yang mulai membanjiri matanya. Diluar Chanyeol masih terus memanggilnya.

"Sayang, Hyung mohon, tolong dengarkan penjelasan Hyung. Kejadian tadi bukan seperti yang kau pikirkan. Hyung kalah taruhan dengan Kyungsoo, yang menyebabkan Hyung harus digelitiki sampai Hyung menangis. Ini memang terdengar kekanakan, tetapi memang itulah faktanya." Kata Chanyeol sambil menempelkan keningnya ke pintu.

Sehun menutup telinganya sambil terus menangis. Segala alasan yang keluar dari mulut Chanyeol saat ini terdengar tidak masuk akal baginya. Rasa cemburu sudah terlanjur membakar jiwanya.

Chanyeol menjatuhkan badannya, lalu menyenderkannya kepada pintu kamar Sehun. Sudah berkali-kali ia meyakinkan Sehun untuk percaya bahwa semua ini hanyalah kesalahpahaman, tetapi kekasihnya itu tetap saja menangis. Ia memejamkan matanya, sambil memeluk lututnya.


How cruel can love be, my darling;
I hate seeing you feeling blue.

Hiya! Minra's back with another fanfiction

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hiya! Minra's back with another fanfiction. Cerita ini spesial aku tulis untuk memperingati ChanHun Day, nanti tanggal 9 September 😄
Jadi fanfic ini bakal terdiri dari 7 cerita yang berbeda-beda, intinya adalah kisah cinta ChanHun yang penuh warna 🌈
Semoga gak mengecewakan para ChanHun shipper ya 😁

P.s. please don't mind the poetry, I don't even know whether I was being sappy or just being foolish 😅

Colours (Special Chanhun Day) (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang