Chapter 3

219 41 8
                                    

Sejak kejadian seminggu lalu, Hyejun sudah seperti pencuri yang takut di tangkap di dalam sekolahnya sendiri.

Entah kenapa kali terakhir dia melihat tatapan ketua berandal itu membuatnya merinding dan memutuskan untuk menghindarnya.

Sekelibat Hyejun merasa geli dengan sifatnya sendiri yang merasa panasaran ingin mengetahui tentang pria itu dan pada akhirnya di menjadi seperti ini. Seperti pencuri.

Sudah tiga hari Hyejun menghabiskan waktunya sendiri karena semua temannya sibuk dengan aktifitas luar kelas mereka sementara Hyejun? Dia berakhir dengan rasa bosan yang semakin bertambah tiap hari tanpa temannya.

Taehyung pula harus ke Ulsan karena mewakili pertandingan antara sekolah disana. Jungkook pula harus menghadiri latihan basket sementara empat temannya lagi harus berlatih sebagai anggota sorakan. Tinggallah Hyejun sendiri di kelas.

"Kalian bisa lakuin apapun yang kalian mau karena hari ini senua jadwal kosong. Para guru lagi rapat." Teriak ketua kelas yang berada di kelas junior itu.

Hyejun yang mendengarnya segera menghela nafas malasnya. Sungguh ia bosan duduk seharian dikelas.

Hyejun bangkit dan keluar kelas, niatnya dia menuju ke perpus saja. Disana sepi dan nyaman membuatnya bisa sedikit tenang dan.... mungkin sedikit selamat?

Dengan langkah malas ia atur langkah kakinya menuju ke bangunan sebelah bangunan kelasnya itu.

....

Ketua berandal itu berjalan dengan buku materi di tangannya, langkah kakinya terus menuju ke arah perpus sekolahnya karena menurutnya suasana di perpus sangat sepi untuk mengerjakan tugasan.

Dengan langkah malasnya ia menaiki tangga namun langkahnya terhenti ketika satu sosok gadis menghalangi laluannya.

Dengan mata tajamnya ia menaikkan kepalanya untuk melihat siapa yang berani menghalangi jalannya.

"Hei beb!" Seru gadis itu dengan senyum sumringahnya lalu dengan cepat ia mendamping Yoongi.

Yoongi hanya menghela nafas malasnya kemudiannya dia tersenyum menatap ke arah gadis itu.

"Kau sedang apa disini?" Tanya Yoongi.

"Aku sedang mencarimu dan ternyata dugaan ku benar kau disini." Jawab gadis itu dan tanpa rasa malu, ia memainkan tangannya di dada bidang Yoongi.

"Come on Tzuyu. Aku juga ingin cepat lulus dari neraka ini." Lenguh Yoongi yang tampak seakan terbiasa dengan sentuhan gadis yang bernama Tzuyu itu.

Yah, Yoongi dan Tzuyu adalah teman dari kecil hanya karena keluarga mereka saling kenal rapat. Namun bagi Yoongi, dimatanya Tzuyu sama saja dengan cewek lainnya. Teman dari kecil itu adalah sekedar judul perkenalan mereka.

Bahkan semua juga tau, kalau Yoongi dan Tzuyu sudah pernah bercinta di atas ranjang. Bukan karena Yoongi yang menggunakan alasan teman kecil itu namun Tzuyu sendiri yang menyerahkan mahkotanya pada pria seperti Yoongi.

Awalnya Yoongi menolak karena sekejam apapun dia meniduri wanita, ia tak ingin karena perbuatannya pada Tzuyu memberi kesan pada hal keluarga mereka. Namun Tzuyu dengan sejuta alasan dan kepintarannya, dia membuat Yoongi tak bisa menolak.

"Yoongi, kamu kemana saja selama ini?" Tanya Tzuyu yang kini sudah meraba tubuh Yoongi.

Yoongi hanya menampil smirk-nya. "Enjoy dengan teman-temanku dan sepertinya aku tidak butuh untuk memberitahumu apa yang ku lakukan setiap waktu, bukan?"

Bagi Yoongi, Tzuyu adalah perempuan yang suka seenaknya dan terlalu senang untuk diperoleh maka itu Yoongi tak begitu tertarik dengan gadis seperti itu.

Tzuyu selalu menyebarkan kabar yang palsu ke seluruh sekolah kalau mereka itu pacaran. Namun, Yoongi tidak ambil pusing dengan kabar konyol itu. Ia hanya membiarkan kabar itu tersebar dan ia pasti semua itu akan menghilang seiring waktu berjalan.

Tzuyu merasa malu dengan apa yang dikatakan Yoongi padanya. "Tapi sekurangnya jangan membuatku khawatir, Yoongi-ya." Belanya kemudian menarik blazer Yoongi mendekat ke wajahnya.

Yoongi tidak terkejut dengan tindakan Tzuyu. Malah ia menampilkan smirknya karena ia tau apa yang akan dilakukan Tzuyu.

Chup!

Tzuyu mencium Yoongi kemudian melumat bibir pria itu. Yoongi tak keberatan, bukan dia yang meminta tapi Tzuyu sendiri yang memulai maka itu Yoongi hanya menerima apa yang diberikan kepadanya.

Mereka berciuman panas seakan dunia milik mereka. Seakan lupa bahwa saat ini mereka sedang di jalan tangga sekolah.

Tzuyu tersenyum puas dalam hati. Dengan ada siswa yang melihat mereka bercumbu maka seluruh berita akan tersebar dan membenarkan bahwa mereka memang nyata.

Sementara Yoongi, dia tak merasakan apapun. Melumat tanpa sebuah perasaan hanya membuatkan Yoongi jenuh dengan semuanya.

Namun di saat Yoongi ingin menyudahi acara melumat itu matanya terpandang dengan sepasang mata yang juga sedang memandangnya dengan tatapan terkejut.

Ada yang berdesir di dada Yoongi membuatkan dia langsung mendorong tubuh Tzuyu dan membuat ciuman itu terputus. Tzuyu yang masih tak menyadari ada kehadiran orang lain itu tersenyum menatap Yoongi.

"Ciuman mu tetap yang terbaik sayang. Sampai nanti." Ujar Tzuyu langsung pergi meninggalkan Yoongi yang masih setia ditempatnya.

Sepertinya Tzuyu memang tak menyadari bahwa ada kehadiran orang lain yang berdiri di belakangnya.

Yoongi mendekati gadis yang sepertinya sedang shock menatapnya. Gadis itu sama sekali tidak berganjak dari langkahnya, Yoongi dengan cepat menarik gadis itu untuk berdiri di depannya.

Seakan tersadar dari rasa keterjutannya, gadis itu langsung mundur selangkah dari depan Yoongi. Ia langsung menjarakkan tubuh mereka. 

Yoongi menatap anak mata gadis itu.

"Ini yang kedua." Ujar Yoongi lalu ia melirik nama gadis itu. Dan dia tersenyum. "Shin Hyejun."

Gadis yang di panggil itu langsung  berkeringat dingin. "A-apanya yang kedua?" Tanya Hyejun dengan rasa sedikit ciut.

Entah kenapa Hyejun merasa ini membuatnya sedikit takut. Di tempat sepi hanya dia dan Yoongi itu adalah sebuah kenyataan yang sangat menakutkan bagi Hyejun.

"Ini pertemuan kita yang kedua? Tidakkah kau merasa bahwa ini satu takdir?" Yoongi semakin mendekat namun Hyejun pula semakin mundur hinggalah punggung Hyejun menyentuh dinding dingin itu dan Yoongi tepat di hadapannya membuatkan pria itu tersenyum simpul.

"Tidak! I-itu bukan takdir!" Bantah Hyejun sedikit meninggikan suaranya.

"Terus jika itu bukan takdir terus apa?" Tanya Yoongi dengan suara yang terkesan tenang dan santai, matanya tetap menatap anak mata gadis dihadapannya.

"Itu adalah kesialan!" Ujar Hyejun kasar kemudian dia mendorong tubuh pria Yoongi agar ia bisa lepas dari kukungan pria berandal itu.

Hyejun menuju ke anak tangga, dia menaiki tangga itu seketika ia berhenti dan berbalik menghadap Yoongi yang juga sedang menatapnya dengan tatapan intens khas Min Yoongi.

"Ingat Min Yoongi sunbaenim, tidak semua gadis di dunia ini terlalu gampang di dapat." Katanya kemudian ia hendak melanjutkan langkahnya menuju ke perpus namun kembali di urung dan ia lagi berbalik.

"Dan satu lagi sunbae, andai setiap pertemuan di anggap takdir maka sudah pasti akan tiada penyesalan kan? Tapi kenapa penyesalan selalu ada diakhirnya? Itu karena setiap pertemuan bukan hanya takdir yang menentukan. Permisi." Kata Hyejun kemudian ia melanjutkan langkahnya ke perpus menyisakan Yoongi yang mendengar itu kemudian tertawa.

Yoongi menampilkan senyum simpul di bibirnya dan ia menatap dimana gadis itu berdiri tadinya.

"Shin Hyejun....... Kau membuatku semakin tertarik padamu."

    
To Be Continue

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad Namja || BTS MIN YOONGI SUGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang