Bertemu

88 15 43
                                    


Gelap. Sangat gelap tempat apa ini?

Sesak itu yang ia rasakan sekarang tempat, gelap, sunyi, dan oksigen yang sedikit ini membuat kepalanya pusing.

"Dimana aku?, apa yang terjadi? " Tanya nya berusaha untuk menghirup oksigen yang sangat sedikit.

Tap.... Tap..... Tap.....
Hentakan hentakan kaki itu terdengar jelas di telinganya. Tunggu suara itu berasal dari atas dan artinya dia sekarang berada dibawah. "Tempat apa ini? " Pikirnya.

Tiba tiba setitik cahaya masuk di lensa hitam milikimu lama kelamaan cahaya itu membesar dan benar saja dia sekarang berada di sebuah peti di ruangan bawah tanah.

Seorang kini berdiri didepannya sambil menjurulkan tanganya untuk membantu Teran berdiri namun Teran menolak dan langsung berdiri sambil memasang ekpresi takut, bingung.

Terlihat seseorang ini memakai jubah hitam panjang menutupi tubuhnya tapi dapat dilihat olehnya Sosok ini bermata berwarna merah menyala. Seperti api yang siap menyambar apa saja.

Sorot matanya yang tajam seperti ingin membunuh membuat Teran terpaku diam layaknya patung. Sosok bermata merah ini terus memerhatikannya sedari tadi. Rasa takut kini menyelimuti Teran.

Perlahan sosok bermata merah ini mendekati Teran tanganya terjulur kearah Teran. Benar saja sesosok ini ingin memegang tangan Teran.

"Oh Tuhan tolong aku" Ucap Teran saat beberapa cm lagi tangan sesosok ini menyentuhnya. Dia berusaha untuk menggerakkan tubuhnya tapi hasilnya nihil jangankan menggerakkan tubuh mengucap satu kata saja dia tak mampu. Seakan tubuhnya kini dikendalikan bagaimana layaknya robot.

"Dingin.Sangat dingin. Tangan sosok ini sedingin es seperti mayat saat tanganya tepat mendarat ke tangan Teran.

" Unik"ucap sosok bermata merah ini saat memegang Teran seperti menerawang.

"Apa? " Ucap Teran yang entah dari mana kini suaranya telah mulai kembali namun tubuhnya tetap saja seperti tadi.

"Semoga kita bertemu lagi tuan Erikksen" Ucapnya

"Bodoh bangun?! Apa yang kamu lakukan hah?! "

"Suara tommy? Apa yang terjadi? "Tanyanya

Sekarang terdapat dua orang lelaki dengan tatapan penuh amarah menatap Teran.

"Apa yang kamu lakukan bodoh?! " Ucap seseorang bernama Tommy.

"Aa apa yang kulakukan? " Ucap Teran gugup

Flashback on

"Mama, papa aku rindu kalian, kapan kalian pulang? Kenapa aku bukan pekerjaan kalian saja?! " Ucapku menangis dibalik buku tebal ini.

Setelah mengucapkan kata kata itu dia menutup matanya dan sekarang pandangan menggelap.

"Hey bodoh, lihat prmu! " Ucap seseorang, tapi tidak direspon oleh lelaki yang tengah tertidur dengan pulas ini.

"Apa yang dia lakukan?!, kamu mendengarku kan?! Bangun bodoh?! Ucap tommy dengan amarah yang memuncak

Brukk.....
Sebotol air minum telah tumpah saat tangan Teran menyilang ke sembarang arah hingga membuat air itu terjatuh tepat dibaju Tommy yang berada disebelah Teran.

" Ahhh shit!! Woe pakaianku jadi basah karenamu?! Bangun!!!! "Teriaknya sekencang kencangnya sampai menarik kerah baju Teran.

Flashback off

"Aa apa yang kulakukan? "Ucap Teran gugup

" Kamu masih bertanya apa yang kamu lakukan hah?! "Ucap Tommy tetap saja dengan tatapan membunuhnya.

" Sini bodoh!! "Katanya penuh penekanan sambil menarik rambut Teran yang berhasil membuatnya meringis kesakitan.

" Awww.... Lepaskan sakit"kata Teran disela rasa sakitnya.

"Sakit hah?!, ini sakit bodoh?! " Ucap lelaki gendut dan tinggi ini 'Tommy'

"Edo?! " Panggilnya pada seseorang sedangkan orang yang dipanggil langsung mendekat kearah bos sialannya ini. Sekilas dia melirik Teran dan....

Bruk.... Bruk..... Brukk....
Pukulan demi pukulan kini menghantam Teran. Sangat sakit.

"Hehentikan kumohon, sakit" Ucapnya dengan nada sangat pelan.

"Ohh lemah! " Ucap lelaki bernama Edo dan Tommi langsung menghatamkan satu pukulan tepat diperut Teran akhirnya ia jatuh ke lantai.

"Tommy! " Teriak anak anak didalam kelas

"Di dia tidak mati kan?! " Ucap tommy gelagapan nampaknya dia takut.

"Biar aku periksa" Ucap gadis bernama Stella, dia mulai menjongkok dan memeriksa Teran memastikan  bahwa dia masih benar benar hidup.

"Syukurlah dia masih hidup, aku akan membawanya ke UKS, takutnya ini menjadi parah dan kita semua kena sanksinya" Ucap Stella kemudian memopong Teran keluar kelas.

"Tunggu Stell, kalau perawat nanya gimana?" Ucap salah seorang murid perempuan.

"Oh ayolah kalian seperti tidak tau Stella saja dia kan Drama Queen" Ucap Sindi sahabat Stella.

"Tentu" Ucap setelah kemudian berlalu meninggalkan teman temannya.

"Dia akan baik baik saja kan? " Ucap Tommy sedangkan hanya direspon  gelengan kepala dari teman temannya.

———————————————————————————

"Sus! Tolong! Dia kesakitan" Ucap seorang gadis Dengan menopang seorang lelaki yang babak belur.
"Apa yang terjadi dengan Teran Stella? " Tanya perawat kepanikan

"Etto anu tadi saat wawancara diluar kita dikeroyok trus teran berusaha membela diri jadinya gini Sus" Ucap Stella meyakinkan.

"Kenapa bisa terjadi?, baiklah sini" Ucap perawat sambil menopang tubuh Teran.

"Baiklah Stella kamu boleh keluar, Teran akan baik baik saja disini" Ucap suster

"Baiklah Terima kasih" Ucap Stella tanpa dosa

Kemudian dia keluar dengan senyuman penuh kemenangan dasar munafik-_

'Aku tak suka orang orang seperti kalian! Apakah kalian melupakanku hah?! '

Bersambung.......

Hay guys kembali lagi sama cerita Indigo Blue semoga kalian suka ya. Jangan lupa beri krisan nya ☺. Btw chap ini lebih panjang dari yang lain ya😂😂

Oklh sekian bye....

~Akbar Muvhileze

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

INDIGO BLUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang