Mr. Coach🏀

Jaring -Prolog-

Seperti timur dan barat dalam kumparan kompas ; seperti utara dan selatan dalam bongkahan magnet berlawanan arah, dua elemen yang saat dipertemukan akan saling melekat lebih cepat melebihi lem terkuat. Kisah ini tentang mereka yang saling membenci menjadi saling berjuang, tentang dua insan yang saling memberi batas menjadi lebih dekat.

*Mr. Coach*

Satu persatu kepala kecil menyembul memenuhi pinggiran pintu kamar yang terbuka tak terlalu lebar. Kentara sekali ketujuh kepala kecil itu sedang menguping pembicaraan dari arah dalam.

"Sstt, yang tertib ngupingnya biar gak ketahuan" perintah si tua dari depan.

Dari dalam samar-samar suara wanita paruh baya terdengar..

"Nenek ya toh tidak akan memaksa, rencana nenek ini baik untukmu juga kan, cucuku"

Dengan badan yang saling berhimpitan, kepala yang saling berbenturan, mulut yang tak bisa diam ; suara desisan dimana-mana, ke-kepoan masing-masing pun semakin kuat mendengar pernyataan sang nenek.

Otomatis saja mereka harus menajamkan pendengaran mereka, Namun sebelum itu, tiba-tiba saja suara pintu yang terbuka membuat ketujuh dari anak itu serempak menegang melihat sang kakak yang sudah berdiri di ambang pintu dengan tatapan sadisnya.

"Eehhh, kak Jis beneran mau dinikahin?" tanya salah satu dari mereka dengan polosnya.

"Diem ah" segera si tua membungkam mulut si bungsu yang malah semakin meronta-ronta.

Bukannya menjawab, gadis itu dengan malas melenggang keluar rumah. Mengabaikan adik serta para sepupunya yang dengan tidak tau dirinya berseru dari belakang..

"Semangat Kak Jis!"

Serentak dan kompak, membuat Jisoo tambah badmood saja.

"Apa sih!" deliknya

"Mending main atau gak belajar sana!"

galak.

Jisoo tak biasanya seperti ini, membuat ketujuh anak itu ngacir seketika. Jika kak Jisoo sudah marah, seisi rumah akan terkena imbasnya, lebih baik pergi sebelum satu-persatu dari mereka raib ditangan sang kakak.

Nenek memang tak akan memaksa, hanya memerintah. Sama saja.

Hai:)))