2

500 49 24
                                    

Wildest Dreams

—2—


Pagi ini aku terjaga lebih awal dari pagi-pagiku lainnya. 


Sebenarnya, aku tidak yakin apa ini bisa disebut pagi karena aku masih bisa melihat bintang bertebaran dalam kegelapan.


Pukul dua belas lewat lima menit. Dini hari mungkin lebih tepat untuk mendekskripsikan malam ini.


Kulangkahkan kaki ke arah balkon sebelum aku menyadari bahwa tidak ada sehelai benang pun yang melindungi tubuhku. Lalu baru kupahami ternyata aku tidur di kamar yang berbeda dari biasanya.


Ruangan minimalis bukan tipeku. Helaan napas teratur itu menamparku agar segera mengumpulkan butir-butir kesadaran bahwa aku memang tengah tidur seranjang dengannya, dan tidak ada apapun di bawah selimut tebal ini selain tubuh telanjang kami.


Kuremat kepalaku pelan, masih pusing. Sepertinya aku minum terlalu banyak kemarin. Woah, benar-benar mengesankan jika mengingat apa yang terjadi beberapa jam lalu. Saat-saat aku menolaknya lagi.


Aku dan Park Chanyeol, kurasa kami terjebak pada sebuah hubungan yang tak terdefinisi. Kami tak punya hubungan khusus atau semacamnya, tapi aku masih mengingat bagaimana dia begitu marah saat Peter—seorang direktor yang kutemui belakangan, mengajakku kencan. Dan aku tidak akan munafik. Aku juga akan sangat membenci wanita manapun yang berani mendekati Chanyeolku.


Aku tidak pernah tahu bagaimana dia melihatku, sebagai adik kecil yang harus ia lindungi ataukah seorang wanita yang memikat? Yang aku tahu hanyalah aku nyaman bersamanya. Bagaimana dia berusaha menahan segala dirinya untukku, berusaha menjagaku—aku menyukainya. Aku mencintainya. Sangat! Namun pertanyaan sesungguhnya adalah apakah dia mencintaiku pula?


Aku melirik ke sekitar kamarnya.


Hitam dan putih, monokrom. Warna lain yang menyapa mungkin kelabu, lemarinya.


Aku tertarik untuk memerawani mataku melihat lemarinya.


Ya, aku sering terbangun dalam peluknya dengan lengan miliknya sebagai bantal untukku, tapi aku tidak pernah menggeledah seisi lemarinya. Mungkin saja dia menyimpan banyak kondom tak terpakai di dalamnya atau diam-diam menyimpan ganja dalam kotak pandora, siapa yang tahu?


Semuanya tertata rapi masih dengan aroma Chanyeol yang menguar. Kurasa aku bisa mabuk karena harumnya. Bagaimana seorang top star sepertinya bisa menyempatkan menata semua pakaiannya? Jika aku benar, dia tidak pernah suka mempekerjakan maid untuk merapikan penthousenya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wildest DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang