Tentang Kau Yang Selalu Bertanya

139 12 0
                                    

"Wahai pemilik hidup ku, ku berharap menemukan surprise dan bukannya cibiran..."

???

Angin mengendap-endap masuk menghampiriku, layaknya dongeng penyihir masa kanakku 10 tahun yang lalu. Walau sekedar menyapa lalu pergi, ia telah meninggalkan sihirnya disini. Hingga menggapai satu titik ketenangan diri. Suaranya yang lirih dan belaiannya yang lembut, masih mengiang dalam diri ini. Entah kapan ku kan terjerat dalam ilusi. Namun, pada akhirnya ku terlalap dalam kenangan 10 tahun silam kini.

Kriiiing...kriiiing....kring...!!!

"Oh... Shiiiit.... Gue ketiduran lagi..!!."

Badanku terguncang layaknya mengalami gempa lokal, ku pegang kepala seakan merasakan tekanan. Mungkin karena efek kejut dari jam weker, menarik paksa nyawa yang melayang bahagia kembali ke raga.

"Haaahk.. jam 4..!!, Mampus gue.. bisa di hukum ngesot 100x putar pendopo kecamatan"

Prack....!! Ciar....!! Klinting....!!!

"Heh...!! Aduh si jango pecah segala, gak tau orang lagi buru-buru nyari celana. Mana recehnya kabur kemana??"

Mataku menajam langsung menuju kolong-kolong yang ada.

"Aaah.. bodok amat.. gue udah tee.."

"Hey... Suara apa itu nak?? Kayaknya ada yang pecah?? Ini udah jam 4 lo.. nanti telat latihannya!!"

Dari luar suara mamak bergema hingga menggapai telingaku. sangat sigap aku membalas dengan mengacuhkan pertanyaan pertama beliau.

"Iy... Iya mak, ini lagi nganti baju."

Ku ambil langkah seribu dengan mencoba merapikan rambut dan memakai baju sekaligus. Aku menghampiri mamak di warung depan rumah, meminta ijin untuk berlatih sore ini.

"Mak.." dengan menyodorkan tanganku.

Ku membuyarkan kefokusan mamak melayani pembeli-pembeli itu, dengan mata yang melotot beliau menoleh lalu memegang kepalaku, bersaman mendekatkan bibirnya ke pipiku secara perlahan-lahan.

"Umcha...umcha.... Bentar-bentar kurang kening..."

"Ih... mak aku udah 17 tahun kali.. gak usah gini²an, malu di liatin tu.."

Aku mengelak untuk ciuman mamak yang terakhir, karena untuk yang pertamanya telah mengundang gejolak kegelian dan suara cekikikan para perempuan paruh baya itu, pembeli setia di warung mamak. Mamak melirik antrian yang cekikikan itu, membuat Nyaliku menciut seketika.

"Wah... Bisa berabe nih... Mamak udah manyun-manyun pasti kata terlarang!!" Aku bergumam penuh rasa was-was.

Dengan rasa percaya diri yang tinggi, mamak melontarkan pertanyaan kepada segerombolan emak-emak yang ngantri itu, dan jawabannya selalu membuat ku merinding.

"Jeng, itu anak ku atu²nya... Handsomekan.??"

"Iya, jeng.... Cocok, anak ku juga pretty, pas buat calon mantu..! Hiiich.. hiiich.."

Jawaban dari salah seorang kerumunan antrian itu.

"Eeeeehk.....Dasar emak² rempong... Hiiii... dengar jawaban emak-emak tadi kayak ketemu demit gombel aja Horor.....!!"

Ku menyibir selaku beranjak pergi hendak mengambil motor, dan meninggalkan mamak, werung beserta para fans masakan mamak yang rempong-rempong itu. Hingga ada sesuatu yang membuat tersendatnya langkah ku saat proses pengambilan motor.

"Ari...!! Mau kemana kamu?? Tadi baru keluar, ini mau keluar lagi??"

Tersentak hingga semangat ku memudar, saat ku mendengar sebuah pertanyaan itu. Yang bentuk suaranya sangat ku kenali betul.

"Eh... Bapak..!!, Anu.. ini Ari mau latihan bela diri pak, di kecamatan... Ari pamit ya pak..?!!"

Aroma rokok berpadu anggur melekat di tangan beliau, sangat menyengat bau itu hingga mencapai hidung ketika ku mencium tangannya. Ku pun berlalu dengan rasa dan pikiran yang berimajinasi negatif, ku ingin berontak, marah, memaki. Hingga ku mendambakan mati.

"Haaaaaah...Gue mau latihan..!!, Gue gak akan terus meratapi ini..!!, Wahai pemilik hidupku, ku berharap menemukan surprise bukanya cibiran dan hukuman tau Masalah karena keleletan ku ini....Amin..!! Pendopo kecamatan I am coming...!!!" Dengan membendung air di mataku

Tarikan panjang, keluar dengan perlahan. aku mengendarai motor bebek ku sangat kencang, hingga tak kusadari do'a apa yang telah ku panjat sebelumnya. ku sangat kuwalat dengan do'a itu. karenanya, sore itu merubah kehidupanku begitu jingganya mewarnai senja.

"Berhati-hatilah terhadap apa yang kau pinta, karena saat semua jadi nyata bisa saja kau tak menginginkannya"

???

Kau Yang Selalu BertanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang