"Dia bukanlah Voldemort di cerita Herry Potter, bukanlah seorang Ratu dari dongeng Cinderella. apalagi, Saitama dari anime one punch man..."
???
"Ya elah... menyebalkan banget.. di perjuangin, kebut-kebutan, ampek nikung izroil...lalu ini yang gue dapet..!! Seekor jangkrik!!??"
Waktu telah merenggut 15 menit ku disini. Hingga tampak bias jingga terlukis indah di sela-sela genting pendopo di ufuk barat, mungkin sebentar lagi mentari kan berpamitan.
" Sore ini libur ya..??" gumamku
Inginku angkat kaki dari sana. Namun angin telah kembali memanggil penyihir. ia menyapa dan singgah untuk beberapa saat.
"Mengapa rasa ini selalu muncul akhir-akhir ini..?? rasa yang merangsang jantung berdebar, saraf tegang dan pencium peka akan parfum yang menyengat, menusuk rasa itu??"
Dengan mata terpejam ku teringat dongeng pengantar tidur 10 tahun silam yang selalu di ceritakan mamak.
"Penyihir yang kesepian... Seperti diriku sekarang. seandainya ia kemari, pasti ku temani... Emh.. tapi mustahil.. di akhir dongeng ia menemukan dunia fantasi yang terdapat seseorang yang ia cari... Ehh.. tapi Itu aneh..!! Dia hidup di dunia yang fana namun berhasil menemukan dunia fantasi..?? Jadi dunia fantasi itu adalah....."
Terkejut akan pikirku membuka mata ini. Tanpa di sengaja ia berhasil menangkap seorang anak perempuan di tengah terik senja. Rambut yang panjang, hitam pekat terurai tergoyang angin. Badan yang tegap berdiri, lima langkah dari tempat ku memijak. semerbak harum mewangi parfum terbawa hingga berlalu. ku masih terbelenggu, saat ia mengubah pandangannya ke arah ku. Untuk beberapa menit, meresapi tatapnya yang telah menjadi penawar tusukan itu.
"Hey...bro..!!nafsu banget sih..kayak gak pernah liat cewek aja. Ampek bengong gitu, nggak pedes apa tu mata?? melotot mulu??" Menepuk pundak ku di ikuti tawa ejeknya.
"Eh..!! Ngagetin aja lu...Jam segini baru nyampek?? Towaf kemane aja lu..?? Gue nunggu ampek ngoyot..!!"
Sudah menjadi suatu kebiasaannya muncul secara tiba-tiba. Layaknya jalangkung, ia datang tak diundang dan pergi tak ada kabar.
Entah dimana dan kapan ku menemukan sobat ku yang satu ini. Tapi dialah satu-satunya pelarian ku, di saat tempat ku berteduh tak lagi nyaman, dia datang dengan pengayoman. Saat keluarga bengis rasa dengki, dengan murah memberikan semua kasih yang ia punya.
Walaupun bagiku dia begitu berkesan, di saat ku tak memiliki siapapun di dunia ini. Tapi ku tak ingin memberikan sebuah gelar julukan yang mencolok. Cukuplah dengan nama pemberian orang tuanya ku memanggil sobat ku itu Asad."Hahaha...santHaaai aja kali bro ngomongnya...kayak gak tau gue aja kalok jam segini kemana??" memberi isyarat dengan alisnya yang naik, turun.
"Eleh...gak usah pakek kode-kode, guenya gak peka...pasti lu ngapel itu warung bakso sebrang jalan ni dan godain anak nya lagikan??" Lirikan sinis dan senyum tipis, telunjuk ku mengarah pada Asad.
"Hey...walau gue gendut, si hidung belang kayak cupatkay, suara menggelegar, bising kayak mercon preketek dan kenalpot bocor...Tapi..."
Tiba-tiba Asad terdiam dan memukul pundak ku untuk beberapa kali, ia menunjuk-nunjuk kak pelatih yang datang melintas melewati kami begitu saja. Asad tambah tercengang ketika kak pelatih menghampiri perempuan itu, dengan akrabnya berbincang-bincang dan saling melempar tawa.
"Bro...cewek tu siapa sih?? Familiar banget..bikin kepo??" Bisikan Asad pada telinga ku.
"Tau..?? Ayo samperin kak pelatih..!!"
Turun dari motor, menarik tangannya yang epal itu.Akhirnya latihan dimulai. Entah mengapa rasa canggung membuat ku mati gaya saat badan ku dirsungkur oleh tangan Asad, bersampingan dengan perempuan itu saat pemanasan.
Memasuki sesi pelatihan, ribuan pertanyaan muncul menghujam ku. khayal ku bercakrawala, berimajinasi abstrak. Mata ini tak mau luput dari tingkahnya, yang memukau penuh rasa tak percaya.
"Duer.....!! Diar...!! Dubrak...!!"
"W.O.W..!! siapa?? Siapa?? Siapa dia Ri..?? Keren abis... Tu..tu..liat!! Masak kak pelatih di tendang ampek mental..!! Mungkinkah wonder woman??" Mulut menganga di ikuti kepala menggeleng.
"Dasar korban kartun lu..!! ya..wajar lah.. kak pelatihkan aja kurus..!!" dengan julit ku berpaling muka.
"Sewot banget..hiiii...kayak gak lu aja?? Lu kenapa?? Lagi sehat??".
Ku kembali terpukau. suara yang lembut telah keluar dengan indah dari bibirnya, memanggil kami untuk bergabung.
Langkah demi langkah ia mengajarkan bagaimana melakukan semu gerakan dengan benar. Nafasku mulai terengah-engah, raga ku hampir tak sanggup menopang nyawa, bintang bertaburan di penglihatan, sekejap memutih, hingga tertelan gelap."Ari...!! Bangun Ari...!! Ari..." Menampar wajahku.
Sialnya lagi-lagi mata ini membuka, hanya perempuan itu yang terlihat pertama.
"Alhamdulillah... Ari udah bangun..." Nafas lega keluar dari kak pelatih.
Menunggu nyawaku terkumpul, ku mencoba mencari Asad, mataku membelalak ke segala arah.
"Cari siapa?? Asad?? Udah pulang dari tadi... Udah-udah kamu pulang sekarang udah adzan Maghrib..!!" Tanya dan saran kak pelatih.
"Iya..." Bangkit menghampiri motor.
Rasa pening masih tertancap di kepala, seperti mabuk dan ling-lung ku mengendarai motor sangat buruk.
Hingga ku tak sadar telah di buntuti, saat ku putuskan pulang ke kediaman nenek, kaca spion ku berisyarat ketika lampu merah tertanggal di atas kepala, bahwa anak perempuan itu telah menetap hampir sama dengan tujuan yang ku tuju."Kira-kira perempuan itu rumahnya dimana ya?? Saat ku belok di gang, dia sudah tak ada??... Eeer... Ih... Kepo banget gue... Mending gue masuk terus mandi... Lagian jam 7 kan ada janji ngumpul di beskem... Siap-siap ah."
Semua teman ku berhamburan di sini, beskem yang biasanya dapat merobek kelamnya rumah ku dengan setumpuk botol air setan dan beberapa kotak rokok, telah di gantikan oleh sesuatu. keramaian tak membuat pikiranku untuk berhenti mengingat, ku hanya terbungkam saat semua tingkahnya menghantui ku.
"Dia bukanlah Voldemort di cerita Herry Potter, bukanlah seorang Ratu dari Dongeng Cinderella, apalagi Saitama dari anime One Punch Man... Tapi entah mengapa.. kehadirannya bagaikan sebuah mantra yang menghilangkan perasaan gundah, dengan kejam, perih telah hilang untuk sementara."
Tiada tanda-tanda kan turun hujan, namun mata ini perlahan tergumpal awal hitam, ku lipat ke-2 tangan dan memasukkan kepala ke dalamnya, tersudut di pojok ruangan ini.
"Rasa emosional seperti ini,,, di sebut apa ya??, apakah, rasa yang tergambar saat raja bertemu ratunya?? Dia begitu istimewa, cantik, Indah untuk jadikan yang pertama,,, dan sangat berbeda untuk sebuah insan yang memiliki kodrat sebagai makhluk beruwah perasaan. Dia begitu kuat dan kokoh layaknya pahlawan."
"Jangan kau banyak memandang dan merasakannya, karena dapat merusak dan mengeraskan hati"
???