Min Yoongi pemuda 23 tahun yang bekerja di sebuah perusahaan hiburan ternama Korea yakni Big Hit entertainment sebagai produser musik handal yang sudah mendulang sukses di jagat hiburan. Dia begitu terkenal dengan posisinya sekarang tak jarang pula dia menangis sendirian mengingat masa kelam kehidupannya di masa lalu.
Lima tahun lalu Yoongi hidup sebatang kara tanpa keluarga di Seoul. Dia ditelantarkan begitu saja tanpa penjelasan apapun mengapa orang tuanya tega menjualnya pada seorang mafia dari jepang. Setelah itu dia berhasil melarikan diri dari cengkraman mafia bernama Haruka karena seseorang telah menyelamatkannya. Seseorang yang bernama Kim Namjoon yakni sahabatnya entah bagaimana caranya Namjoon bisa begitu mudah membawanya pergi dari sana.
Yoongi sangat berterima kasih pada Namjoon. Dialah pahlawan untuk hidupnya. Tanpa Namjoon, Yoongi tidak akan pernah bisa lepas dari lingkaran para mafia. Tiga tahun lamanya Yoongi menderita. Siksaan demi siksaan bahkan ia terima dari mafia itu.
Yoongi Pov
Aku rasa aku harus bersyukur sekarang. Karena aku masih bisa bernafas. Meskipun aku tahu aku berbeda dari yang lain. Kenapa aku berbeda? Nanti kalian akan tahu ada apa denganku. . .
Jika diingat lagi sudah lama aku mengubur masa laluku. Aku benar-benar ingin mati jika mengingat saat-saat lima tahun lalu bagaimana tua bangka itu begitu buruk memperlakukanku, melecehkanku bahkan dia berani mengambil sesuatu yang berharga dariku. Kalian tahu?
Aku sudah mati lima tahun lalu. Kini aku lahir kembali sebagai Min suga bukan lagi Min Yoongi. Karena tidak ada alasan lagi untukku memakai nama itu lagi. Bahkan orang tuaku tidak lagi mengharapkanku. Aku hanya sampah untuk mereka. Haaah sudahlah aku pusing.
Tapi sekarang aku sangat beruntung memiliki para sahabat yang begitu baik selalu ada di belakangku bahkan selalu menemaniku saat aku down. Mereka adalah Kim Namjoon, Jeon Seokjin, Kim Taehyung, Park Jimin dan Jung Hosoek. Mereka adalah keluargaku satu-satunya. Berkat mereka aku memiliki alasan untuk tetap hidup.
Yoongi pov end
***
Sementara itu, terlihat sosok pemuda tampan tengah berjalan santai menuju keluar bandara. Beberapa kali dia berdecak kesal lantaran orang yang berjanji akan menjemputnya tidak terlihat sama sekali bahkan ini sudah dua jam sejak ia sampai di bandara incheon. Dia pikir tidak lelah apa? Menunggu begitu lama? Benar-benar keterlaluan.
"Jeka –yaaaa. . . " terdengar seseorang memanggil namanya dari jauh. Dan benar saja . . .
"Mianhae. . . tadi ada jam kuliah mendadak dan aku tidak bisa ijin karena harus presentasi di depan. Kau tahu kan seberapa penting kuliahku sekarang. Karena aku sudah memasuki semester akhir." Jelas orang itu membuat yang muda hanya memutar bola mata malas.
"Kau tahu sudah berapa lama aku menunggumu Hyung? Dua jam. Aku lelah hyung. Tahu gitukan aku sebaiknya naik taksi saja dari pada harus menunggumu." Kata Jeka pada orang yang dipanggil hyung.
"Baiklah ,maafkan Jin Hyung. Tadi Hp hyung juga lowbat. Lupa mengisinya." Jelas Seokjin merasa bersalah melihat wajah lelah adiknya.
"Sudahlah. Ayo kita pulang. Aku mengantuk. Aku mau istirahat secepatnya." Kata Jeka lalu berjalan mendahului hyungnya sembari menyeret kopernya.
Di dalam mobil tidak ada yang membuka suara dikarenakan salah seorang penumpangnya yang sudah terjatuh kedalam alam mimpi. Jin yang melihat adiknya tertidur lelap jadi semakin merasa bersalah karena sudah mengecewakannya. Jin tahu selama tiga tahun ini adiknya sangat tersiksa dengan sikap ayahnya yang seenaknya padanya. Memindahkannya ke amerika dan bersekolah bisnis sedangkan umurnya baru menginjak 14 tahun namun sudah harus tersiksa dengan berbagai perusahaan yang harus diurusnya. Seharusnya Jin yang melakukan itu semua namun karena ayahnya yang menginginkan Jungkook maka detik itu pula Jungkook harus siap mental dengan sikap ayahnya.
Tak lama kemudian mereka sampai di apartemen gangnam hils, tempat tinggal Jin sejak sang adik meninggalkan Korea tiga tahun lalu.
Alasan Seokjin membawa adiknya ke apartemennya itu karena permintaan sang adik. Karena sang adik tidak ingin bertemu dengan ayahnya selain di perusahaan nanti. Itu sebagai tanda protes sang adik yang sangat kecewa dengan sikap ayahnya yang berubah semenjak kematian sang nyonya Jeon tiga tahun lalu. Secara tidak sengaja bahwa sang ayah sudah menyalahkannya atas kematian sang istri.
Kejadian yang benar-benar tidak diinginkan oleh sang bungsu membuat sifatnya berubah 180 derajat dengan sikapnya yang dulu sangat ceria dan manja. Kini yang terlihat hanya sikap dingin, kejam, dan pemarah terhadap semua orang. Jungkook adalah pemimpin yang ditakuti oleh para pekerjannya karena sikap kejamnya dan juga sikap dinginnya.
"Kook-ah. Kita sudah sampai lanjutkan tidurmu di dalam. Ayo turun biar hyung bawakan tasmu." Ajak Seokjin berusaha membangunkan sang adik.
Tanpa sepatah kata Jungkook melangkah meninggalkan sang kakak yang masih menatap punggung lebarnya yang semakin kokoh yang ternyata sudah lama tidak dia lihat.
"kau tumbuh sangat baik Kook. Bahkan punggungmu semakin kokoh. Kau bukan adik hyung yang manja lagi. Tetaplah baik-baik saja. Hyung akan selalu ada untukmu." Ucap Seokjin lalu menyusul sang adik masuk ke dalam menuju apartemennya.
okay thank. . . . tetap pantengin terus yaaaa. . . .

KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Romancesosok min yoongi yang rapuh karena masa lalunya yang sangat pahit. membuatnya meninggalkan keluarganya dan memilih hidup sebatang kara di kota besar seoul. "hyung, aku kembali. aku akan mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku" "kau siapa...