KESAKITAN SEORANG JEON

57 6 0
                                    

Ini memang tidak adik untuk jungkook.  Perlakuan sang ayah sungguh membuatnya muak. 
Bolehkan kali ini dia egois?

                            ***
Terdengar bunyi ponsel yg berbunyi denagn sangat keras.  Namun membuat sang pemilik tak berkutik dan masa bodo dengan bunyinya yg membuat sakit telinga. 
"Jungkook-ah.  Kenapa kau tak jawab saja ponselmu itu?" kata seokjin yg kesal melihat posel jungkook yg malah tergeletak di lantai. 
"Angkat saja kalau mau.  Aku muak dengan si tua bangka jeon." kata jungkook kemudian kembali tidur.
Seokjin segera mengambil ponsel jungkook dan memilih menjawabnya diluar kamar. 
"Yeoboseo."
"Kemana jungkook? " tanya orang di sebrang.
"Ada apa kau menelfonnya? Biarkan dia istirahat.  Dia baru saja tiba dikorea.  Apa kau belum puas?  Sudah mengambil waktunya selama 5 tahun ini?"
"Aku melakukan itu karena aku ingin yang terbaik untuknya." kata orang itu lagi.
"Aku tahu kau ingin yg terbaik untuk adikku.  Tapi sudah cukup selama 5 tahun kau merenggut waktunya. Ku mohon ayah jangan sampai kau menyesal." kata jin pada ayahnya.
"Terserah apa katamu.  Katakan padanya.  Dua hari lagi ada rapat pemegang saham. Kau dan adikmu harus datang." kata orang tersebut lantas memutuskan panggilannya.
"Hufft.  Belum puaskan dia membuat anak bungsunya menderita? Apanya yg terbaik? Mianhae kookie hyung bukanlah hyung yang baik." kata seokjin.
Seokjin kembali ke kamar jungkook dan masih melihat sang adik yang bergelung nyaman didalam selimut. 
Jin berjalan menuju ranjang setelah meletakkan ponsel jungkook di meja dan memilih berbaring di samping sang adik. 
"Hyung.  Apa yg tua bangka itu katakan?"
"Dia ingin kita hadir di rapat pemegang saham dua hari lagi" kata jin sembari mengelus surai adiknya.
"Hyung.  Aku lelah.  Kenapa appa melakukan ini padaku?  Apa belum cukup dia menyalahkanku atas kepergian eomma?"
"Mian kookie. Hiks.  . . Hyung tidak bisa berbuat apapun." kata jin sembari terisak.
"Ini bukan salahmu hyung.  Maaf aku selalu membuatmu khawatir." kata jungkook sembari menghapus air mata hyungnya.
"Tapi aku hanya diam saja saat melihatmu menderita kook." kata jin masih terisak.
"Aku baik-baik saja hyung.  Asalkan kau selalu menyemangatiku.  Aku bahagia tuhan memberiku hyung sehebat dirimu.  Kau adalah sandaranku hyung.  Aku harap kau selalu mendukungku." kata jungkook lagi.
"Aku janji aku tidak akan pernah meninggalkanmu kookie.  Hanya kau yang hyung punya setelah eomma pergi." kata jin kemudian memeluk adiknya.
"Terima kasih hyung.  Terima kasih." kata jungkook sembari tersenyum.
Kruyuk.  .  Tiba-tiba bunyi suara perut.
Jin melepaskan pelukannya dan memandang sang adik yg kini tersenyum lebar dengan gigi kelinci lucunya.
"Hyung.  Aku lapar hehehe."
"Astagaa.  . .ayo kita makan.  Hyung tadi sudah memasakkan makanan kesukaanku adikku." kata jin sembari bangun dan kemudian mengajak jungkook menuju ruang makan.
"Waaah hyung.  Kau yang memasak ini semua?" tanya jungkook dengan mata berbinar.
"Hm.  Ini untukmu semua.  Kau bisa menghabiskannya. Jaaa.  .  Duduklah biar hyung ambilkan nasinya dulu." kata jin kemudian menaruh nasi di piring jungkook.
Jungkook sangat senang karena memiliki hyung seperti seokjin.  Hanya dengan melihat jin.  Jungkook sudah melihat sang eomma yang ia rindukan.  Bahkan masakan keduanya sama-sama enak. 
"Apa enak?"
"Inui eunuak seukali huuung" kata jungkook dengan mulut penuh makanan.
"Astagaa telan dulu makananmu.  Dasar jorok." kata seokjin sembari mengusap mulut adiknya yg belepotan.
"Mian hyung.  Masakanmu sangat enak.  Seperti masakan eomma." kata jungkook yg membuat seokjin menunduk sedih.  Sedih kala sang adik diam-diam merindukan ibuk mereka.  Sedih karena jungkook berusaha menutupi kesedihannya. 
"Hyung.  Ada apa?  Apa aku salah?" tanya jungkook yg mendadak kehilangan nafsu makan saat melihat hyungnya sedih.
"Ani.  Lanjutkan makanmu.  Hyung mau ke kamar dulu.  Hyung lupa kalau ada tugas." kata seokjin membuat jungkook terdiam merasa bersalah karena menyebut eommanya.
"Mianhae hyung.  Aku juga merindukan eomma." kata jungkook melihat punggung seokjin menghilang di pintu kamarnya.
Jungkook segera bangkit dan membereskan semua makanan di meja.  Mendadak kenyang jungkook rasa.  Dan lebih memilih menghampiri hyungnya yg ada di kamar. 
Namun setelah sampai di depan pintu kamar hyungnya ternyata pintunya dikunci. Membuat jungkook berbalik menuju kamarnya dan mengambil jaketn ya. 
Jungkook butuh udara segar.  Barangkali bisa menghilangkan rasa suntuknya.
Jungkook berjalan keluar apartemen namun saat akan berjalan tiba-tiba seseorang menabraknya.
"Oow mian.  Aku tidak sengaja" kara orang itu sembari memunguti barangnya.
"Iya tidak apa-apa.  Aku juga salah tiba-tiba berbalik tanpa menoleh." kata jungkook membantu. 
Dan saat jungkook elihat wajah orang didepannya.
Damn,  bukankah dia yoongi? Apa dia tinggal di apartemen ini juga?  Setahuku dia tinggal di apartemen depan. Batin jungkook.
"Hei kau tidak apa-apa? Maaf aku tadi buru-buru tadi.  Temanku sudah menungguku. Aku sungguh minta maaf.  Kau ikutlah aku sekarang. Ayo sebagi ucapan maafku aku akan mentraktirmu minum setelah ini." kata orang itu.
"Baiklah. Terima kasih." kata jungkook menerima ajakan.
"Oh yaa siapa namamu? " tanya orang itu.
"Namaku jeon jungkook.  Kalau kau? "
"Oooh aku min suga.  . Berapa umurmu? "
"Aku 19 tahun."
"Aaah.  . . Kau lebih muda empat tahun dariku. Panggil aku hyung." kata suga.
" ne hyung.  Ngomong-ngomong apa pekerjaanmu hyung?"
"Aku produser musik di bighit.  Kau pasti tahu perusahan entertain itu." kata suga lagi.
Tentu saja aku tahu.  Itu perusahaan keluargaku. Batin jungkook.
"Ooow yaa.  . .memang seberapa terkenal bighit? Maaf aku sudah lama tinggal di LA" kata jungkook.
"Ooow.  . .pantas saja kau tidak tahu. Yaa nanti kau bisa browsing di google aku malas menjelaskan." kata suga datar. 
Tak terasa mereka sudah sampai di depan pintu caffe yang ada di gedung apartemen jungkook.
"Kajja." kata suga mengajak. 
Jungkook hanya mengikuti langkah suga sampai. 
"Ooow jeka-yaaa bogoshipeo." tiba-tiba ada seorang perempuan cantik yang memeluknya. 
"Lisa-ya kau mengenalnya?" tanya suga heran saat melihat teman yang biasanya cuek terlihat heboh.
"Tentu saja.  Dia temanku saat di LA.  Dia juga anak dari keluarga Jeon" jelas lisa membuat suga kaku.  Tiba-tiba saja dia terkejut.
"Maksudnya?"
"Jeka adalah anak bungsu keluarga jeon. Kau pasti tahu suga si jenius jeon."
"Ja.  . Jadi dia?  Jeon.  . Maaf aku harus pergi.  Ada seseorang yg harus kutemui." kata suga tanpa mengindahkan panggilan lisa dan jungkook.
Sungguh seluruh pikiran suga sekarang hanya tertuju bagaimana dia bisa segera sampai di studio namjoon dan bertanya sepuas hatinya mengenai jeon yang telah menyelamatkannya.  Sungguh suga sangat berharap pemuda itu jungkook orang yg baru saja ia kenal..  .

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang