8

1.1K 133 3
                                    

"Ji?"

Jihoon yang sedang menghadap counter dapur itu segera berbalik ketika Guanlin memanggilnya.

"Kamu ngapain?"

"G-gak ngapa-ngapain kok. Alin sendiri ngapain?"

Guanlin mengerutkan keningnya melihat kegugupan Jihoon. Apalagi Jihoon berusaha untuk menutupi apa yang ada di balik tubuhnya.

"Kamu nyembunyiin apa sih Ji?"

Guanlin berusaha mengintip apa yang ada di balik badan Jihoon, sedangkan sang istri semakin berusaha menutupi. Jihoon yang gemas pun akhirnya mendorong pelan tubuh Guanlin.

"Ihhh Alin! Nanti bekalnya gak selesai-selesai kalo Alin gangguin terus!" Ucap Jihoon sambil mengerucutkan bibirnya sedangkan Guanlin mengulum senyumannya dan menarik Jihoon ke dalam pelukannya.

"Kamu bikin bekal buat aku?"

Jihoon mengangguk dalam pelukannya kemudian sedikit memundurkan tubuhnya dan menatap suaminya.

"Abisnya aku jarang liat Alin makan di kantin sama guru-guru. Trus aku intip ke ruang guru, Alin masih sibuk. Jadi aku pengen buatin Alin bekal biar Alin gak lupa makan."

Guanlin tersenyum lembut dan mengusap sayang rambut Jihoon.

"Trus yang ngajarin masak siapa?"

"Minyun hyung!"

"Minyun?"

"Eum! Anak kelas 12 yang tinggi ganteng itu!"

Guanlin nampak berpikir sebentar. "Oh, Hwang Minhyun maksud kamu?"

Jihoon mengangguk antusias. "Iya itu Minyun hyung pacarnya si Ubin!"

"Ubin siapa lagi?"

"Anak kelasku yang lebih tinggi dari Minyun hyung! Yang ganteng tapi matanya sipit itu!"

Guanlin menganggukan kepalanya. Hanya ada 1 murid di kelas Jihoon yang ciri-cirinya seperti itu. Kwon Hyunbin.

"Trus ganteng mana aku sama mereka?"

"Jelas ganteng Alin dong!"

Guanlin terkekeh gemas kemudian mengusakkan hidungnya ke hidung Jihoon.

"Makasih ya sayang. Aku tahu kamu paling anti sama dapur tapi kamu bela-belain belajar masak buat aku."

"Iya sama-sama Alin. Lagian ini kan kewajiban Jihoon juga sebagai istrinya Alin! Jadi mulai sekarang, Alin jangan skip makan siang ya!"

Guanlin terharu, sungguh. Jihoon istrinya yang kekanakan, polos dan manja ini sudah berpikiran selayaknya istri yang baik dan bertanggung jawab akan kewajibannya. Guanlin juga senang dengan kenyataan bahwa Jihoon-nya masih Jihoon yang sama, kekanakan, polos dan manja. Bedanya Jihoon sudah mulai mengerti kewajiban dan tanggung jawab seorang istri.

Guanlin kembali memeluk sang istri dengan erat sambil sesekali mengecupi puncak kepala Jihoon.

"Yaudah, Alin sekarang siap-siap ya. Jihoon mau lanjut masak. Nanti kita telat ke sekolahnya."

Guanlin mengangguk dan melepas pelukannya.

"Sayang Jihoon." Ucap Guanlin tulus dan...


























































CUP




















































Sebuah kecupan singkat mendarat di bibir Guanlin kemudian terdengar kekehan gemas dari bibir sang istri.





































































"Sayang Alin juga."

LaJi in one [PankWink]Where stories live. Discover now