Guanlin menatap sendu ke arah Jihoon yang sedang tertidur di sampingnya. Meskipun luka dan memar di wajahnya sudah mulai sembuh, tapi sepertinya Jihoon masih trauma dengan kejadian pemukulan itu.
Guanlin mengangkat tangannya dan mengusap lembut rambut Jihoon yang masih terlelap seperti bayi.
"Maafin aku Ji. Aku harus lakuin ini demi keselamatan kamu. Aku harap suatu saat nanti kamu bakal ngerti."
Guanlin mengecup pelan kening Jihoon yang tertutup poni itu kemudian memeluk sang istri dengan erat membuat Jihoon semakin menyamankan posisinya di dalam pelukan Guanlin.
Tanpa Guanlin sadari, Jihoon meneteskan air mata dalam tidurnya.
"Aku minta kamu tanda tangan surat cerai itu. Setelahnya bakal diurus sama pengacara aku."
Guanlin menyodorkan selembar kertas yang berisikan pengajuan perceraian. Guanlin bahkan didampingi oleh seseorang yang belum pernah Jihoon lihat sebelumnya.
"Perkenalkan. Saya pengacara tuan Lai Guanlin, Yoon Jisung imnida." Pria bernama Jisung itu membungkukkan badannya sembari memperkenalkan dirinya.
Jihoon hanya menatap Guanlin dengan mata memerah dan juga berkaca-kaca. Jihoon berusaha keras untuk menahan air matanya hingga wajahnya pun ikut memerah.
"H-haruskah? J-jihoon sayang Alin. Alin boleh marah kalau Jihoon nakal, Alin boleh bentak Jihoon kalau Jihoon gak nurut. Tapi apa harus bercerai?"
Jihoon mulai terisak kecil, tangannya juga berusaha menghapus air mata yang terus saja mengalir. Guanlin hanya menatap datar ke arah pria manis yang akan segera menjadi mantan istrinya itu. Padahal di dalam hati, Guanlin ingin sekali memeluk Jihoon, menenangkan pria mungil itu.
"Aku gak bisa, okay? Aku muak sama kelakuan kamu! Cukup tanda tangani surat itu dan kita berpisah."
Maaf ya Ji. Maafin aku...
Jihoon hanya bisa pasrah. Jika Guanlin sudah muak dengan kehadirannya maka Jihoon bisa apa selain menandatangani surat cerai itu?
Dengan tangan bergetar, Jihoon mengambil pena yang tergeletak di samping kertas itu dan membubuhkan tanda tangannya, begitu juga dengan Guanlin.
Setelah selesai, berkas itu segera disimpan oleh Jisung.
"Setelah ini mungkin akan ada beberapa sidang yang harus dilewati. Tuan Park Jihoon bisa menyewa pengacara untuk mendampingi selama masa sidang."
Jihoon hanya menggeleng pelan. "Aku tidak ingin menghadiri sidang apapun."
Jihoon kemudian bangkit berdiri dan menatap Guanlin mungkin untuk yang terakhir kalinya.
"Makasih ya Alin. Maaf kalau Jihoon gak bisa jadi istri yang baik buat Alin selama ini. Semoga Alin bahagia ya."
Jihoon kemudian beranjak setelah memberikan salam kepada Jisung sedangkan Guanlin hanya terdiam menatap punggung Jihoon yang semakin menjauh.
"Kamu liat kan? Aku sama Jihoon udah tanda tangan surat cerai."
Sosok yang sedari tadi bersembunyi di balik tembok itu berjalan ke arah Guanlin sambil tersenyum puas.
"Sure, makasih ya Guanlin sayang."
"Your welcome."
Yeah!! Chap 13 is up!!
Buat next chap bakal di update klo vote chap 13 nyampe 30 yah~Jeojjang~♡
YOU ARE READING
LaJi in one [PankWink]
FanfictionLai Guanlin yang terbiasa hidup mandiri harus menikah dengan Park Jihoon yang terbiasa hidup manja. Rank #2 in Laji Rank #19 in Guanlin Rank #9 in panwink Rank #4 in guanhoon Rank #72 in jihoon Rank #49 in parkjihoon Rank #34 in laiguanlin ♡♡♡