7.BERANIKAN DIRI

18 6 0
                                    

Agustus..

Awal Agustus.
Itu yang kuingat.
Keputusan bulatpun akhirnya kubuat. Aku meminta nomor kontaknya ke temanku.

Setiap hari yang kulakukan hanya melihat kapan terakhir dilihatnya, tanpa berani menge-chat nya.

Aku bingung, salah tidak ya Jika seorang perempuan berkirim pesan terlebih dahulu?

Itu yang kufikirkan waktu itu.
Antara ingin.
Takut.
Gundah.
Malu.
Bimbang
Semuanya bercampur jadi satu.
Setiap hari aku bertanya kepada teman ku satu persatu.

"Aku pengen chat dia, tapi aku gak berani".

"Chat aja gak papa!"

"Ya kali cewek duluan yang nge-chat"

"Ya gak papa dong. Biar dia cepet tau kamu"

"Tapi, aku malu".

"Kok malu, harus berani dong. Lagian dia setiap hari tanya ke temen-temen lainnya, kalo dia ngebet banget pengen ketemu kamu".

Aku bimbang, di satu sisi aku sangat ingin. Tapi, aku juga sangat malu. Ini benar-benar memalukan menurutku.
Seumur hidupku, aku tidak pernah memulai. Aku hanya berani menyimpannya diam-diam. Dan kali ini aku harus memilih.
Iya atau tidak sama sekali.

Oke.. Aku siap.

1 Agustus 2016

Aku benar-benar harus siap. Pulang sekolah.
Mulai dari perjalanan pulang sekolah ke rumah, aku mencibaa menyusun kata-kata.
Apa yang harus pertama kali aku tulis ya?
Gimana caranya biar kata-kata gak terkesan lebay.
Sampai di kamar mandi pun aku menyusun kata, hingga tersusunlah sebuah kalimat panjang yang kurangkai dari setiap gerak langkahku.

Oke... Aku sudah mandi, rapi dan cantik.

Kubuka hape nokia ku yang saat itu sudah ada aplikasi Whatsapp nya.

Oke.. Kulihat terakhir dilihatnya. Seingatku waktu itu, dia terakhir dilihat baru saja offline.

Sore hari dan aku duduk di bangku teras rumahku. Dengan ucapan Basmallah kutukis kata perkata yang telah kususun.

"Hai..
Ini aku Windy.
Ini aku penggemar beratmu.
Maaf sekali, aku berani berkirim pesan pdamu. Karena, dari yang kudengar kamu nanya terus ke temenku siapa aku.
Dan ini aku.
Udah tau kan?
Oke.. sekarang jangan kepo lagi. Aku udah muncul.
Aku nge-fans sama kamu gak papa kan?
Maaf ya sekali lagi."

Dan tertulis sudah kalimat tersebut. Dan berakhir dengan tanda centang.
Di akhir kata aku meneteskan air mata. Entah apa yang ada di pikiranku kala itu. Aku nangis sampai magep magep. Antara bahagia atau tidak aku tidak tahu.

Setelah terkirim, aku sedikit kecewa dia masih offline.
Padahal aku tidak sabar menunggu jawabannya.

Dan akhirnya aku sengaja untuk offline juga. Antara penasaran atau gak pengen tau jawabannya. Mending offline dan online besok paginya.

Sampai tengah malam, aku masih bimbang. Jadi susah tidur. Oke.. itu wajar karena aku adalah wanita yang berani memulai.

Aku tidak nembak kan?

Enggak!

Kita tunggu saja jawaban nya.

Keesokkan Harinya.

Sepeti biasa aku bangun pagi, kali ini aku cepat-cepat buka Hp. Kali kali dapet jawaban indah dari si doi.

Kubuka hp dan masih loading lama, maklum hp ku waktu itu masih jadul. Saat hapeku masih loading lama, tiba-tiba kebelet pipis dan aku harus lari ke toilet.

Saat aku kembali, aku lihat jawaban itu.

"Oalah.. Ini to. Iya gak papa. Si santa aja."

Jujur, waktu itu aku kurang ouas dengan jawabannya. Tapi, yang bikin seneng itu, dia bilang aku yang santai aja. Jadi, boleh dong nge-fans dia seenaknya.

Lalu kubalas.

"Beneran gak papa nih. Maaf ya sekali lagi ngrepotin kamu. Makasih sebelumnya."

Dan berakhir dengan centang lagi.

Keesokan paginya, aku mulai bercerita dengan teman temanku.
Waktu itu mata sembab, dan mereka mulai curiga.
Dan akhirnya aku bercerita pada teman sebangkuku.

"Aku udah chat dia"

Vinka bingung. Lalu menatapku

"Chat siapa?" Jawabnya bingung.

"Si Madd". Jawabku singkat.

Aku ingat wajah Vinka kaget saat aku memberitahunya. Mungkin dia pikir aku sudah gila berani mengeluarkan diri.

"Beneran?"

"Iya, aku disuruh buat santai".

Vinka bingung.

"Gimana, coba liat-liat?".

"Aku nggak bawa hape!"

"Kamu kirim pesan gimana, aku jadi kepo".

Aku sebenarnya malu, untuk bercerita dengannya. Ini benar-benar memalukan.

Dan akhirnya aku pun bercerita.

*Jujur sebenernya gak mau post lagi, karena kisahku sama Si Madd udaah selesai.

Tapi,temen-temen chat aku buat nerusin. Dan ngasih semangat buat aku.
Oke deh aku trusin..
Semoga aku nya ttep semangat..

Buat Madd nya mangat belajar bahasanya. 

Teori Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang