🖤
Bel istirahat pasti menjadi favorit semua murid di SMA Arktik selain jam kosong atau bel pulang, salah satu contohnya adalah favorit cowok yang sedang keluar tanpa pamit pada wali kelasnya ini.
Namanya Leo. Lengkapnya, Leo Agler Aldevaro. Selain memiliki darah Spanyol dari sang ayah dan sedikit Indonesia dari ibunya, cowok blasteran umur 17 tahun itu bukan orang dari kalangan biasa. Siapapun mengenal marga keluarga miliuner ini. Bahkan ayahnya adalah pemegang sekolah yang kini ia tempati.
Alih-alih menjaga citra keluarganya, ia justru hobi membolos, merokok, dan balapan liar. Sama seperti apa yang dilakukan ayahnya dulu.
"Woy!"
Panggilan serta tepukan keras di bahu dari salah satu sobat sekelasnya mengalihkan pandangan Leo. Tak lupa dengan sorot mata hijau tajamnya, merasa terganggu.
"Apa?"
"Lo gak mau ke kantin?" tegur cowok berambut coklat, Adrian.
"Males," Leo merogoh sakunya mengeluarkan selembar seratus ribu, menyerahkannya pada Adrian, "Lo aja."
Tentu senyum Adrian melebar dan menerimanya dengan senang hati. Siapa coba yang tidak senang dikasih uang kertas yang angkanya paling tinggi? Bisa beli rokok cuy! Batinnya girang.
"Lo yakin gak mau jajan, bro? Gue siap kawal lo nih supaya gak dikerubunin para ulet bulu!" seru Adrian sambil tertawa renyah, membuat Leo menghela napas kasar.
Ulat bulu yang dimaksud Adrian adalah para siswi di sekolah mereka yang menggilai Leo sebagai idola mereka. Lebay memang.
"Gue bilang kagak. Mending lo ke kantin sekaligus bawain rokok gue di dalem jaket," titahnya.
"Lah? Bukannya tadi ada razia sama anak OSIS?"
Leo hanya mengangkat sebelah alis heran, menyadarkan Adrian akan sesuatu.
"Iya juga. Mana berani anak OSIS razia anak pemilik yayasan," ucapnya menjawab pertanyaannya sendiri. "Kalo gitu gue ke kantin dulu ya, bro. Thanks duitnya!"
Adrian langsung menghilang bagai ditelan bumi, meninggalkan Leo yang kembali menikmati angin sambil memejamkan mata.
***
Berulang kali cewek itu, Claretta Alessia Rayan, menghembuskan napas pasrah ketika sahabatnya tak berhenti membicarakan cowok-cowok most wanted di sekolah. Tak tahu kenapa dipikirannya belum ada kata pacar sekalipun padahal ia sangat populer diantara ketiga sahabatnya.
"Ganteng gak?" Rissa menyodorkan ponselnya pada Clare, memperlihatkan sebuah foto seorang lelaki yang sedang berbaring.
"Kenapa muka lo gitu? Emang jelek?" tanya Rissa lagi saat melihat raut kebingungan di wajah Clare saat ini.
"Bukan. Cuma perasaan gue belum pernah liat cowok ini deh."
"Masa sih? Dia itu satu sekolah dari SD, SMP, SMA bareng gue sama Adrian. Namanya Leo Agler Aldevaro. Pokoknya gue yakin lo pasti deg-degan kalo papasan sama si Leo."
"Deg-degan? Lo ngutang ke orang lain selain gue?"
"Yee, setan! Buka aib aja lo!" Rissa menyumpal mulut Clare dengan kentang goreng yang langsung dikunyah cepat oleh cewek itu, "Maksud gue, dia itu gantengnya kelewat batas. Gue juga gak kuat ada di sebelahnya, sampe-sampe gue susah napas kayak biasa. Padahal gue kenal dia lama banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Coldest of LEO
Teen Fiction"Ketika kehadirannya mencairkan hati yang membeku." Leo Agler Aldevaro. Lelaki berjulukan "Si Berandal Ganteng" ini merupakan anak dari seorang billionaire sekaligus pemilik yayasan sekolah yang ditempatinya. Wajah tampan dan sifat dinginnya tetap d...