🖤
Leo selalu berpikir melewatkan jam pelajaran dan merokok di atap serta menikmati sepinya tempat yang ia pijaki adalah ketenangan. Karena ia tidak perlu mendengarkan sekawanan betina berisik membicarakannya di sepanjang waktu sekolah. Namun ternyata ia salah. Bolos bersama Clare--seseorang yang selalu mendengar dan merespon keluhannya--benar-benar menyenangkan.
Cewek itu sudah seperti obat untuk segala hal yang kurang dalam dirinya.
Baru ia hendak turun ke ruang TV, suara bersin Gwen menolehkan kepalanya. Ia menatap adiknya yang diam di depan pintu kamar sembari mengusap hidungnya lelah.
"Kamu sakit, Gwen?"
"Cuma flu, kak."
"Kita ke rumah sakit."
"Aku maunya dicek sama kak Clare."
"Kok sama dia? Dia bukan dokter, Gwen."
"Tapi kak Clare selalu bawa obat-obatan." jawab Gwen polos membuat Leo mengacak rambutnya gemas.
"Gak semua orang yang bawa obat itu dipanggil dokter. Dia juga masih belajar, jadi dia bukan dokter."
"Tapi aku maunya kak Clare, kak." Gwen merengek.
"Ini udah malem, Gwen."
Anak perempuan berpiyama mickey mouse itu memanyunkan bibirnya, "Kak Leo sekarang jarang perhatiin Gwen."
Leo menggendong Gwen ke bawah untuk makan malam, "Maaf, Gwen, tapi ini udah malem. Gimana kalo besok? Kakak bisa bujuk dia buat dateng."
"Beneran, kak?"
"Iya, kakak janji."
***
Leo: Gue di depan rumah lo.
Bagai orang tak tahu waktu Leo bersandar di pintu mobil menunggu Clare keluar. Dan begitu cewek itu keluar rumah, bukan sapaan atau penjelasan yang menjadi pembukaan, melainkan gerakan paksa memasukkan Clare ke mobil.
"Aduh! Lo mau bawa gue ke mana sih?!" Clare menatap geram Leo yang tiba-tiba menculiknya di hari minggu. Bahkan cowok itu mengunci mobilnya agar ia tidak bisa kabur.
"Diem bisa?"
"Bukan gini cara ngajak cewek jalan!"
"Lo musuh gue."
"Tetep aja gue cewek!"
"Kalo lo gak diculik, lo belum tentu mau."
"Dasar cowok gak berperasaan!"
Leo melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata membuat Clare memekik.
"Anjir! Jangan gitu juga kali! Gue takut!"
Leo tetap mengabaikannya.
"Duh! Gue takut, gila!" Clare memejamkan matanya erat, "Please, Leo, gue takut."
Entah kenapa jantungnya berdegup ketika namanya disebut untuk pertama kali. Leo menghentikan mobil tepat di depan rumahnya lalu beralih pada cewek itu yang berkeringat dingin ketakutan. Tangannya melepas sabuk pengaman Clare, menepuk-nepuk pucuk kepala cewek itu lembut.
"Gwen mau ketemu sama lo, jadi gue bawa lo ke rumah." Leo turun dari mobil disusul Clare yang mengerjap-ngerjapkan mata tak yakin pada apa yang ia rasakan.
"Kak Clare!" Gwen langsung berlari memeluk Clare hingga ia duduk di lantai.
"Gwen kangen kakak!" seru anak itu dengan suara cemprengnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Coldest of LEO
Novela Juvenil"Ketika kehadirannya mencairkan hati yang membeku." Leo Agler Aldevaro. Lelaki berjulukan "Si Berandal Ganteng" ini merupakan anak dari seorang billionaire sekaligus pemilik yayasan sekolah yang ditempatinya. Wajah tampan dan sifat dinginnya tetap d...