Awal Pertemuan cap 1: Bunga

31 3 3
                                    


"Dasar bego. Lo bisa jalan ga sih"

"Hah" jawabku secara refleks "maaf maaf. gw ga tau lo ada di belakang gw"

"Iya kali gw segede upil jadi ga keliatan, Udah cepet bantuin gw berdiri"

Tanpa pikir panjang aku pun membantu gadis itu berdiri dengan mengulurkan tangan namun dengan cepat dia berdiri mengacuhkan ku.

"Lo lagi ngapain di sekolah jam segini?"

"Lo sendiri?"

Dia berbicara sambil menepuk nepuk bagian roknya yang kotor terkena debu lantai.

"Yee nanya kok di jawab nanya"

"Bebas donk, terus ngapain nanya nanya gw. Kepo"

"Ya udah lah yang penting lo ga apa apakan. Gw lagi buru buru jadi harus balik sekarang"

Aku pun berlari meninggalkannya sendirian. tanpa aku sadari sempat sudut mata ku melirik gadis yang baru saja aku tabrak. Dia tersenyum memperhatikan ku.

"Aku pulang" ucapku ku sambil duduk melepaskan sepatu lalu berjalan ke kamar melewati ibu ku yang sedang santai menonton Tv

"Kaka kok pulangnya jam segini?"

"tadi aku gantiin Pak Anton ngelatih bu" teriak ku dari dalam kamar

"Ooh, Lain kali kabarin ya kalo mau pulang telat"

"Iya...!"

"Ya udah kamu mandi dulu sana terus buruan makan"

Aku duduk di lantai bersandar pada samping tempat tidur. Melamun, sambil mendengarkan playlist musik di ponsel ku. Ada beberapa pesan yang tertera di layar. Setelah mengecek dan membalas satu persatu pesan yang aku terima, Aku pun berbaring beristirahat karna kelelahan. Lagu demi lagu terus berputar di telingaku hingga membawa ingatan ku pada kejadian tadi sore. Gadis yang ku tabrak itu belum pernah ku lihat sebelumnya. Aku memang tidak memperhatikan dia dengan detail, yang terekam jelas di ingatan ku hanyalah cara bicaranya yang sedikit rese

*****

"Tadi pagi kotor baget sih"."iya katanya kelas xi ipa dua juga berantakan"."ga mungkin kalo cuma gara gara kucing"."makin angker aja"."amit amit jangan sampe gw di ganggu"

"Cwe cwe lagi gosip soal hantu ya" ucap dani sambil memainkan ponsel di tanganya.

"Ga tau. Iya kali. Tanya aja sendiri" jawab ku yang sibuk menyalin rangkuman tugas

"Hantu di gosipin ga ada kerjaan"

"Bagus juga kali. Daripada tiap hari ngomongin Pacaran"

"Hahaha"

Sudah bukan rahasia lagi sekolah kami memang angker. Kerasukan, suara suara aneh atau bahkan penampakan sering terjadi di sini. Katanya. Namun belakangan ini kejadian kejadian tersebut sepertinya terjadi dengan rentan waktu yang berdekatan. Wajar saja obrolan tersebuat jadi berita hangat setiap siswa di setiap waktu.

Dani adalah teman baik ku di sekolah. Aku bertemu dengannya dari masa orientasi. Penampilannya sama seperti anak sekolah pada umumnya.yang mencolok hanya gaya rambutnya yang cepak tipis ala tentara. Gaya rambutnya sering aku jadikan lelucon jika aku sedang bosan. Dia bisa di bilang seorang maniak game. jika ada game baru atau berita baru Atau apa saja yang berkaitan dengan game, pasti aku yang jadi tempat dia bercerita.

"Anjir ga konsen gw." Ucapku melepas penat setelah mendapat dua lembar kertas yang penuh dengan tulisan "Cari minum yuk dan"

"wkwkwk. Lagian lo sok rajin." Jawab dani sambil berdiri lalu berjalan mengikuti ku keluar kelas.

Satu Garis Batas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang