Kebohongan : Ingatan

27 3 0
                                    

Cerita dalam proses revisi ulang. Slow update atau hiatus hingga waktu yang ga di tentukan.

O------o------0

( Stella )

"Bukan Bunga tante. Nama aku stella"

Aku membenarkan ucapan Rakha yang memperkenalkan aku pada ibunya. Aku berpikir sudah waktunya untuk membuka rahasia yang ku sembunyikan pada nya.

*******

Aku sebenarnya tidak mengerti apa yang terjadi padaku sampai saat ini. Seperti sebuah Mimpi. Kesadaran yang ku miliki selalu menghilang tanpa sebab. membuat keberadaan ku seakan tidak berarti.
Berulang ulang sampai akhirnya aku tersadar di satu sekolah yang tidak asing untuk ku.

Stella. hanya itu ingatan yang tersisa dariku. Berhari hari aku terjebak dalam kesendirian. Ntah sudah berapa kali aku mencoba berinteraksi dengan murid di sekolah ini. Saat itu. Awalnya aku senang bisa bisa mendapatkan teman yang bisa menemaniku. Tapi semua percuma. karna saat aku menyapa kembali temanku. mereka telah melupakanku. Sampai pada akhirnya aku bertemu dengan seorang laki-laki yang sedang duduk di gedung olah raga sendirian. Awal pertemuan. aku mendapatkan kembali keberadaan ku.

******

"Rakha Soma Sadewa" aku membaca nama yang tertulis di salah satu photo yang di pajang di dinding dengan perlahan.

Aku menoleh lalu mendekati Rakha yang sedang duduk di sofa. Ekspresi yang abstrak terlukis dengan jelas di wajahnya.

"Lo kenapa.?" tanyaku penasaran

"Haah. Apa"

"Ishh dasar cupu"

Sesaat aku kembali menikmati suasan ruangan ini. Meski di luar hujan, Untuk ku ruangan ini penuh dengan kehangatan. Mungkin karna aku sudah lama tidak pergi dari sekolah. Ada rasa baru ketika masuk ke rumah seseorang.

Tidak lama dari itu sosok wanita yang tadi keluar telah kembali. Desi. Ibu dari anak bernama Rakha. nama itu yang aku temukan di deretan photo yang aku lihat tadi. Pandangannya terus memperhatikan kami yang basah kuyup terkena hujan.

"Jadi.?" Tanyanya penuh tekanan "Anu itu bu. Aduh Rakha Bingung mau cerita dari mana-"."Aku tadi minta tolong di anterin ke perpus tante" ucapku cepat memotong omongan Rakha dengan wajah datar. Sedatar mungkin "Terus di jalan kehujanan jadi mampir ke sini"."Oh. kok bisa sampe sore"."Kita lagi bahas tugas sejarah. Eh malah keluapaan"."iya Bu" serobot Rakha cepet. "Jadi gitu. Terus Nama kamu siapa. Bunga atau Stella.?" Tanyanya sambil melihat kearah Rakha. "Stella tante. Lala nama pangilan aku" ucapku cepat menjawab dengan senyum lebar di wajahku.

Desi tidak telihat marah mendengar apa yang sudah aku jelaskan. Syukurlah, kalo Dia type Ibu yang killer pasti bakalan repot.

"Stella mandi dulu sana nanti kena demam loh" Ucapnya sambil duduk di sofa depan tempat Rakha duduk.

"Aaaa mandi"

Bagai kelinci yang di beri sebuah wortel segar, Aku tidak bisa menahan suaraku saat aku mendengar kata mandi yang di ucapkan.

"Iya. Kalo kamu mau mandi pake air anget biar Rakha dulu aja yang mandi."

"Aku pengen mandi sama air anget tante" ucapku cepat

Satu Garis Batas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang