Sesampainya di basecamp 5SOS, aku segera menyapa mereka semua.
"Hi ashh~"
"LEAAHHH!!!" sahut Ash yang agak sedikit berlebihan. Maaf, maksudku SANGAT berlebihan.
"Kau terlalu berlebihan, Irwin" tegur salah satu teman band Ash yang ku yakini Calum.
"Hi Leah, kau adiknya Ash ya? Dia sering sekali bercerita tentangmu, sepertinya kau seorang yang menarik." Ujar Luke.
"Oh, hi Luke! Benar kan kau Luke?" tanya ku untuk memastikan.
"Ya" balas Luke singkat.
"Dan kau yang berwajah asia, apa kau Calum?" tanya ku kepada seseorang yang berwajah.. ya mungkin asia.
"HEI! Aku bukan asia, aku ini seorang Kiwi." Ujar Calum yang langsung membuatku menepis dugaanku.
"Dan, ya, aku Calum." Lanjutnya
"Hi.... Michael.." Sapa ku canggung kepada Mike.
"Hi, Leah." Jawabnya sesingkat mungkin. Ya, keputusanku untuk memutuskan Michael tak akan ku ubah lagi, aku sudah cukup muak.
"Uh, Leah, ku dengar kau menyukai band ya?" tanya Luke.
"Ah ya! Benar sekali! Aku paling menyukai All Time Low!"
"Benarkah?! Aku juga menyukai All Time Low!" sahut Luke. Aku pun tersentak, selera kita sama!
"Lagu apa yang menjadi favorit mu?" tanya Luke sekali lagi.
"Mmm, aku paling suka lagu Break Your Little Heart atau Six Feets Under The Stars. Bagaimana dengan mu?" aku bertanya balik kepada Luke.
"Lagu kesukaan ku adalah Backseat Serenade!" Kami pun tenggelam dalam percakapan berdua. Aku dapat memutuskan bahwa Luke adalah orang yang seru.
Author POV
Michael tidak mempedulikan pemandangan yang ada di depannya. Ya, Leah dan Luke yang sedang asik mengobrol. Mike tidak merasa cemburu sedikit pun karena dia memang sudah tidak menyukai Leah lagi. Baginya, Leah hanya sekedar seorang wanita yang aneh. Mungkin karena Michael menyukai gadis feminim. Ia berusaha untuk mengganti typenya tetapi tak bisa. Ia tetap menyukai gadis feminim.
"Hei, Michael!" tegur Calum ditengah lamunan Mike.
"Oh, ya? Ada apa calpal?" tanya Mike.
"Hei! Don't call me like that dude!" Calum tak suka jika ada yang memanggilnya dengan sebutan CalPAL.
"Hahaha, baiklah baiklah, ada apa Calum Thomas Hood?"
"Apa kau tidak cemburu melihat Leah dan Luke begitu dekat?" tanya Calum penasaran.
"Tidak, lagi pula aku sudah tidak menyukainya lagi." ujar Michael terang - terangan.
"APA?!" Calum tersentak.
"Hei! Kecilkan sedikit suaramu, bodoh! Jangan menarik perhatian!" tegu Michael.
"Baiklah, kenapa? Kenapa kau tidak menyukainya lagi? Setau ku dia gadis yang baik."
"Ya, dia memang gadis yang baik. Tapi aku suka gadis yang feminim. Dan bukankah mereka terlihat cocok?" tanya Michael tentang Leah dan Luke.
"Yah, begitulah"
Tiba - tiba pintu basecamp itu terbuka. Menampakkan Ashton yang tengah berdiri sambil membawa dua kantong plastik yang sangat besar.
"Hey guys!" sapa Ash saat baru masuk.
"What?! Kapan kau keluar membeli ini semua?" tanya Luke kaget sambil membongkar isi plastik tersebut yang berupa makanan.
"Selagi kalian semua sibuk sendiri dan aku tidak punya teman untuk mengobrol, maka aku putuskan untuk pergi ke supermarket dan membeli ini semua."
"Oh my God!!! I really love you Ashtonnnnnn." timpal Calum secara berlebihan sambil memeluk Ashton.
"Stop it! You gay!" Ashton merasa risih dan mendorong Calum. Memaksanya melespaskan pelukan itu. Leah yang sedari tadi hanya melihatnya saja pun tertawa.
"Aku tidak gay! Aku PUNK ROCKK!" Sahut Calum sambil melalukan atraksi headbang.
"Stop it guys! Kalian berdua tidak tau malu melalukan itu di depan pintu!" Luke menyadarkan mereka.
"eh, btw, dimana Michael?" Ashton mulai kebingungan.
"Tadi aku melihatnya masuk sambil membawa dua bungkus chip" ujar Leah.
"OH TIDAK!! ITU JATAH KUU!!!" teriak Luke histeris.
Luke POV
Aku pun membuka bungkus chip yang dibawa Ashton. Aku langsung memasukkan beberapa - banyak - chip kedalam mulutku.
Aku mulai terpikir sesuatu...
Aku memikirkan...
Aku memikirkan...CHIP! Ah tentu saja bukan.
Aku memikirkan... Leah? Tidak mungkin, kami baru saja bertemu. Tapi sepertinya aku memikirkan Leah. YA! Aku memikirkan Leah! Tapi mengapa?
-tbc-
A/N : Sorryyy, ngaret banget ya lanjutnya? Maaf yaa, keep vomment!
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow { luke hemmings }
FanfictionThanks for the rainbow, Luke. Written in Bahasa.