Pagi ini hujan. Chaeyoung mau tidak mau harus diantarkan oleh abangnya.
"Bang, ayo buruan! Udah telat nih," ucapnya sambil mengikat tali sepatunya.
Sambil tergesa-gesa, Seungcheol mengambil kunci mobil. "Yuk berangkat."
Untungnya, Chaeyoung tiba di sekolah 10 menit sebelum bel masuk berbunyi. Namun, masalah lain kini muncul. Mobil abangnya hanya bisa berhenti jauh dari gerbang sekolah. Chaeyoung harus menembus hujan dulu untuk sampai ke gerbang sekolahnya, dan dia tidak mau basah karena hujan.
"TEROBOS AJA UDAH, lagian basah dikit doang itu," saran abangnya dari tadi. Chaeyoung tetap kekeuh nggak mau basah.
Tok tok tok
Suara ketukan di jendela mobil, membuat dia kaget. Dari luar terlihat Akbar Seungmin mengetuk kaca mobilnya.
"Chaeyoung, bareng gue aja gimana? Payung gue lumayan gede nih," ujarnya usai Chaeyoung membuka kaca mobilnya.
"Bang, Chaeyoungnya sama saya aja ya?"
Chaeyoung yang masih terbengong langsung disadarkan oleh abangnya. "Gapapa, buruan daripada telat."
Pagi itu Chaeyoung sepayung berdua dengan Seungmin.
Dan Sunwoo yang sedang menerobos hujan melihat semuanya.
💫💫💫
"Chaeng, teh angetnya gue letakin disini ya. Gue mau balik dulu."
"Iya, Yeon. Nggak papa," ujar Chaeyoung sambil merintih kesakitan.
"Jangan lupa diminum tehnya," ujar Seoyeon sembari meninggalkan Chaeyoung.
Tadi pagi, sebelum jam pertama dimulai, Chaeyoung mengeluh sakit perut kepada Seoyeon, teman sebangkunya. Dengan segera Seoyeonpun membawanya ke ruang uks dan meminta petugas uks untuk membuatkan teh hangat.
Chaeyoung pun mulai memejamkan matanya. Bel jam pertama sudah berbunyi. Bising bising guru mengajar terasa seperti lagu pengantar tidur bagi Chaeyoung. Perutnya masih sakit, namun tidak sesakit tadi. Di antara kantuknya ia ingat jika hari ini adalah pengunguman hasil seleksi olimpiade. Chaeyoung sangat menantikan hasilnya. Tanpa sadar, Chaeyoung sudah terlelap dengan sendirinya.
Kriiiiing!
Chaeyoung tidak tau bel apakah yang membangunkannya dari lelapnya, ia tidak tahu jam berapa sekarang. Yang jelas ia lapar.
Chaeyoung bergegas bangkit dari kasur dan meminum teh yang tidak bisa disebut hangat itu lagi.
Perutnya lapar, namun ia terlalu malas untuk mencari makan ke luar.
"Permisi."
"Ngapain lo?" ujar Chaeyoung saat melihat pemuda itu membuka pintu kamar UKS yang ditempatinya.
Sunwoo hanya diam sembari meletakkan plastik hitam yang dibawanya ke atas meja.
"Ini tehnya nggak lo minum ya? Udah nggak anget lagi nih."
Dengan segera Sunwoo mengambil cangkir teh tersebut dan membawanya keluar.
Chaeyoung bingung dengan sikap pemuda itu.
Tak lama kemudian Sunwoo kembali membawa cangkir dengan kepulan asap diatasnya.
"Minum."
Mungkin sekarang Chaeyoung lagi dimantrain sama Sunwoo. Tanpa bantahan, dia langsung menyeruput teh hangat yang baru saja dibawakan oleh Sunwoo.
"Perut lo."
"Mm?"
"Perut lo masih sakit?"
Sungguh, Chaeyoung bingung dengan sikap Sunwoo saat ini.
Tumben banget??"Udah nggak terlalu sih."
"Tuh makan. Gue bawain bubur ayam," ujar Sunwoo.
Ini Sunwoo kerasukan apa???