Bruk
"Akh!" ringis Nami saat merasakan tubuhnya di tabrak seseorang
"Ma-maafkan aku. Maafkan aku" ucap Nami lalu membungkuk berulang-ulang
"Kau bodoh?" ucap sorang pria dengan tatapan dinginnya.
"Sekali lagi maafkan aku" Nami masih menunduk. Lalu sang pria melewatinya tanpa rasa bersalah sama sekali.
"Ternyata memang, kau itu bodoh." sang pria melanjutkan jalannya dan seketika Nami berdiri dan menengok ke arah pria tadi.
Nami menggelengkan kepalanya. Dan mulai melanjutkan perjalanannya.
"Ahjumma, ini buku yang Ahjumma minta" Nami memberikan buku itu kepada salah satu Ahjumma gelandangan di belakang sekolah.
"Terimakasih nak terimakasih" sang Ahjumma menunduk beberapa kali.
"Semoga kau selalu diberi kebahagiaan" lalu sang Ahjumma pergi dari sana.
Senyum Nami merekah. Ia selalu merasa senang setelah membantu orang yang sedang butuh pertolongan. Walaupun hal kecil.
"Oh tidak" Nami memperhatikan jam di lengannya dan langsung pergi dari sana sebelum guru sejarahnya itu datang. Namun terlambat. Sang guru sudah mengabsen hampir seluruh murid di kelasnya.
"Aah" Nami hanya berdiri di depan kelasnya.
"Jung Nami?" choi saem memanggil namanya tanpa melihat ke arah pintu.
"kau tau aku tidak menyukai orang yang datang terlambat bukan?" choi Saem menatap mata Nami dengan tajam.
"N-nee. Mian seonsaengnim" Nami menunduk berkali-kali.
"Masuk!" kali ini Nami selamat.
Nami memasuki kelasnya dan menduduki bangkunya di pojok belakang.
"Lihatlah. Si sok baik terlambat lagi" Bisik salah seorang murid yang duduk di hadapan Nami.
"Aku heran. Dia hanya pencitraan, ataukah benar-benar membantunya"
"Kau bodoh? Tentu saja hanya pencitraan"
"Iyaya. Mana mungkin ia melakukannya dengan percuma"
Nami memejamkan matanya. Mendengar ocehan kawan-kawannya sudah membuat kupingnya linu.
"Aku harus bagaimana?" Batin Nami
"Jung Nami!" Panggil Choi Saem. Dan Nami refleks berdiri.
"Nee seonsaengnim?"
"Kau melamun?"
"A-animnida" Nami menunduk.
"Geurrae? isi soal di papan tulis sekarang!"
"N-nee" Nami berjalan ke arah papan tulis dengan gontai. Beruntung ia belajar tadi malam. Alhasil ia mengerjakan soal dengan mudah.
"Hmm" choi Saem mengangguk beberapa kali sambil menatap papan tulis.
"Duduk!" Dan Nami kembali menduduki kursinya.
Lalu kemudian pelajaran dimulai dengan tenang sampai bel istirahat berbunyi.
"Baiklah, jam ku sudah habis. Yang tadi buat pelajaran kalian dirumah, lusa kita ulangan"
"Nee seonsangnim" ucap mereka serempak
Lalu sang guru keluar dari kelas. Menyisakan kelegaan dihati para murid.
Jika kalian mengira bahwa Nami itu punya banyak teman kalian salah.
Mungkin dulu iya, dia cukup memiliki banyak teman, namun sekarang?
Entah kemana mereka.
Nami memilih duduk di pojok kantin dan memakan makanannya dalam diam.
"Hey"
Nami mendongak dan sedikit terkejut mendapati seseorang di hadapannya
"N-nugu..seyo?"
"Kau tidak tau aku?" Ucap sang Namja
"T-tidak, kau siapa?" Tanya Nami
"Aku Kim Taehyung, kau Jung Nami bukan?"
"Y-yaa, ada apa?"
"Tidak apa, boleh aku bergabung?" Taehyung langsung menduduki kursi kosong di hadapan Nami.
"Tentu" Nami kembali nunduk, memakan makanannya tanpa peduli bahwa salah satu Namja populer di sekolahnya sedang memperhatikannya sambil tersenyum
"Kau penyendiri ya?"
Nami tersedak
"A-ah, bisa dikatakan seperti itu." Nami melanjutkan makannya.
Taehyung memperhatikannya dengan seksama
"Wajahmu lumayan juga." ucap Taehyung tanpa mengalihkan pandangan matanya.
Nami terdiam, lelaki populer duduk di sebelahnya saja dia sudah mati kutu, apalagi ini? kenapa hari ini berjalan begitu berat.
"Hei wajahmu memerah, kau menggemaskan." Taehyung tersenyum, Nami makin dibuat bingung sampai ada satu suara yang menghampiri.
"yaa, Kim Taehyung! berhenti ganggu gadis itu lalu pergilah."
suara berat disertai pembawaan yang dingin. Semua orang disana tau siapa pemilik suara itu, Min Yoongi.
"Ck, apa urusanmu disini hyung? aku yang duduk duluan disini" Taehyung menggerutu sebal, ia merasa tidak mengganggu siapapun menurutnya.
"kau ingin aku berkata dua kali?" Yoongi menatap Nami, sedangkan gadis itu hanya menunduk tidak berani, pemandangan yang indah untuk disaksikan para siswa di kantin kala itu.
"sebenarnya mereka ini kenapa? ada apa denganku ya tuhan." Nami berkata dalam hati.
"Baiklah-baiklah, aku mengalah karena aku menghormatimu hyung. Hei Jung Nami, nanti kita bicara lagi ya!" Taehyung membereskan alat makannya lalu kemudian pindah darisana.
Yoongi tersenyum puas, ia duduk di hadapan Nami lalu mulai makan makanannya dalam diam.
Nami bingung, apa yang harus ia lakukan? apa dia harus ikut pergi juga dari hadapan Yoongi? atau dia harus menunggu sampai Yoongi menghabiskan makanannya lalu ia mulai makan? tuhan, bahkan Nami tak tahu persis apa yang terjadi.
"Kenapa diam saja? habiskan makananmu" Tegas Yoongi lalu mulai makan kembali, bak di sihir oleh perkataan Yoongi, Nami mulai makan makanannya dengan perlahan, gugup, takut, bingung, semua perasaan ini terasa campur aduk, apa yang terjadi?
"Kau nampak bingung, ada apa?" Tanya Yoongi.
"Apa yang kalian lakukan?" Nami mengepalkan tangannya geram.
"Maksudnya?"
"Kau temannya Kim Taehyung kan? apa yang kalian rencanakan? kalian sengaja ingin mempermainkan aku disini? apa kalian sadar bahwa para sasaeng kalian bisa saja membunuhku pulang sekolah karena kalian yang seenaknya padaku, aku hanya ingin hidup tenang." lirih Nami.
"Kau berlebihan" Yoongi tersenyum kecil. "Tenang saja, jika kau takut maka aku akan melindungimu." Yoongi menyelesaikan makanannya lalu beranjak pergi meninggalkan puluhan mata yang sekarang tengah memandangi seorang gadis yang terdiam lemas di tengah kantin.
TBC
maaf ya ditinggal 4 tahun HAHAHA:')
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Go -Min Yoongi
Randomkau tau apa yang kupikirkan? aku sedang memikirkan sebuah perpisahan. ya, perpisahan tanpa rasa sakit. -Min Yoongi mau tau apa yang sedang ku jalani? aku ingin terus seperti ini. tanpa ada kata pergi.- Jung Nami