[1.1]

2.1K 198 14
                                    

Sorry for typo(s)
-----

Jungkook mempercepat langkahnya ditengah kerumunan orang banyak. Dia tersesat dan benar-benar kalang kabut. Saat ini ia hanya bisa lari. Lari dari kejaran orang-orang yang menginginkan kematiannya sekarang juga.

Jungkook terus berjalan tanpa sempat melihat kemana kakinya melangkah. Dari balik kaca spion mobil yang sedang parkir disebelah kanannya, ia melihat penjahat-penjahat itu semakin dekat dan sedang bergegas menuju kearahnya.

"Sepertinya tidak mungkin lagi aku bisa selamat. Tapi aku harus membawa mereka menjauh darinya sebisaku. Hanya ini yang bisa kulakukan untuk menyelamatkannya.." Jungkook mendesah dan menguatkan langkahnya. Dia tahu dia tidak punya pilihan lain tapi Jungkook memilih untuk menyelamatkan pria itu. Pria yang sudah menjadi alasannya masih berada dikota ini. pria yang memiliki senyum yang bisa membuatnya memilih kematian daripada memberitahukan informasi yang mereka jaga. Pria yang amat sangat dicintainya..

Jungkook melihat sebuah lorong sempit yang menanjak. Ini dia saatnya, dia akan menyesatkan mereka dan memberi jarak yang cukup jauh dari tempat pertama kali ia tersesat. Namun ketika hendak akan menyelinap ke lorong itu, sesuatu menahannya dari belakang. "Selamat tinggal V.." bisiknya dalam hati.

***

-CHAPTER 1-

Hari ini cuaca sangat cerah dan membuat suasana hati Jungkook semakin bagus. Ini hari kedua dia berada di kota terfavoritnya, Seoul dan Jungkook masih merasa semua hanyalah mimpi.

Jungkook menyesap kopinya perlahan, tak ingin terburu-buru menikmati sarapan di restoran hotel yang sangat mewah ini. Dia memandang sekelilingnya yang senggang. Masih pukul 9 pagi dan orang-orang belum banyak mengisi restoran. Mereka mungkin masih bergelung dikasur yang empuk tapi Jungkook tak ingin membuang waktunya jauh-jauh ke Seoul hanya untuk tidur. Kesempatan untuk bisa menginjakkan kaki di Negara ini tidaklah mudah. Jungkook harus bekerja keras mengumpulkan uang dan semua usahanya terbayar dengan kenyamanan yang dia dapatkan disini. Namun Jungkook hanya mendapatkan cuti liburan 10 hari dan dia berencana menggunakan 9 harinya untuk menjelajahi Korea Selatan. Jadi setelah menghabiskan sarapan yang 'wah' itu, Jungkook bangkit dan bergerak menuju lift. Dia sama sekali tidak menyadari beberapa orang berpakaian serba hitam mengawasinya dari jauh.

Jungkook menekan tombol 17 dan lift segera membawanya keatas. Begitu lift tiba dilantai 17, dia merasa aneh dengan dua orang yang berpakaian serba hitam berdiri diujung lorong yang persis disebelah pintu kamarnya. Setengah ketakutan dan curiga, Jungkook buru-buru masuk dan mengunci pintu.

Dia memperhatikan monitor cctv yang dipasang dipintunya dan melihat dua orang mencurigakan tadi masih berada disitu. Namun ketika Jungkook berbalik kebelakang, dia menemukan seorang laki-laki yang hanya mengenakan selembar handuk berdiri dihadapannya. Wajahnya basah dan rambutnya masih meneteskan air. Belum sempat dia menarik nafas untuk berteriak, laki-laki itu membekap mulutnya dengan paksa.

"Tenanglah dan jangan bersuara!" Perintahnya dengan bisikan ketika Jungkook memberontak dari bekapannya.

Jungkook tidak menurutinya dan tetap meronta.

"Sst!! Perhatikan monitor itu!" perintah lelaki itu lagi. Kehabisan tenaga dan tersengal-sengal karena tetap tidak bisa melepaskan bekapan laki-laki itu, Jungkook memperhatikan monitor cctv dihadapannya. Dia melihat dua orang tadi memegang walkie talkie dan mulai berbicara.

"Aku yakin aku mendengar suara orang mandi dikamar ini. tapi aku tidak mendengar ada keributan didalam. Jika dia memang berada didalam, gadis itu pasti sudah teriak daritadi bukan? Coba periksa apakah gadis itu datang bersama pasangannya."

Dua orang laki-laki itu terdiam ketika mendengar sahutan dari walkie talkie ditangan mereka.

"Baiklah, kau teruskan berjaga didepan. Kalau kau menemukannya, bunuh langsung. Aku akan memeriksa kamar ini dulu." Ucap lelaki satunya mengakhiri percakapan sementara yang satunya lagi berkata ia akan mencari kunci cadangan kamar Jungkook.

A Genius Living Next to My Hotel RoomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang