Hari pertama di kelas XI adalah hari dimana kebanyakan siswa inginkan, entah hanya ingin melepas rindu antar teman, bercanda ataupun hal semacamnya. Namun Adeeva berbeda. Yang ia butuhkan adalah ketegaran, dimana dia melihat anak anak lain diantar ke sekolah oleh orangtuanya, itu membuatnya seakan ingin kembali kebeberapa tahun lalu.
"Adeeva , apa kabar?" Sapa Tita dengan penuh semangat
"Sama kayak yang lo liat." Jawaban itu seakan berkata 'gue gak baik baik aja Tit' tapi Adeeva pandai menutupinya dengan bersifat khas yang ia miliki.
"Pagi pagi udah jutek aja, eh ngomong ngomong kamu udah liat mading?"
Adeeva memutar bola matanya "Gak tertarik, pagi pagi itu disuruh sarapan bukan baca."
"Serius?" Tita mengerutkan dahinya
Adeeva hanya mengangguk bertanda ia memang belum tahu apa yang terjadi
"Ayok kita kesana." Tita menarik paksa tangan Adeeva yang menolak untuk berjalan ke arah keremunan orang.
"Bisa gak sih Tit lo aja yang ngasi tau gua langsung, gue gak suka baca begituan, lagian disana rame dan gak akan ada hal yang menarik buat gua baca disana."
"Kamu bisa ngomong kayak gitu sebelum kamu liat pengumuman." Titah Tita
Penuh dan sesak berada diantara banyak orang hanya untuk melihat kertas putih berderet nama itu adalah hal yang dilakukan Adeeva dan Tita sekarang.
PERTUKARAN PELAJAR INDONESIA - AUSTRALIA
Calon kandidat:
1. Theo Revin Ananda (XI.IPA.1)
2. Tita Jelita (XI.IPA5)
3. Adeeva Alfarani (XI.IPA.5)
4. Ghifari Devana (XI.IPA.1)
5. Amel Gustiawati (XI.IPS.3)Dengan pengumuman ini diberitahukan kepada calon kandidat untuk mempersiapkan diri mengikuti tes yang akan dilaksanakan besok.
Nama calon kandidat diperoleh dari nilai bahasa inggris tertinggi tahun angkatan 2014/2015.Begitulah isi pengumaman yang tertempel di mading, membuat banyak orang kecewa karena namanya tidak ada di papan pengumuman dan membuat beberapa orang bahagia untuk mendapatkan sebuah kesempatan.
"Gua bakal dapetin kesempatan itu Tit." Kata itu yang terlontar dari bibir seorang Adeeva.
Bukan untuk belajar, melainkan ia hanya ingin pergi dari tempat yang disebut; rumah.
Di sekolah, hari ini tidak ada kegiatan belajar mengajar seperti biasa. Itu adalah idaman semua siswa terlebih lagi bagi Adeeva.
Adeeva sibuk dengan handphone. Melihat dan menutup benda itu adalah hal yang ia lakukan.
Bukan tanpa sebab Adeeva sedang belajar. Ia menghafal dan mengingat apapun tentang bahasa inggris mulai dari rumus rumusnya, kata ganti, kata kerja, kata benda atau apapun yang berbau bahasa inggris.
Ketika ia lelah, ia selalu berkata pada dirinya 'gue gak boleh nyia nyiain ini, inget dev cuma ini cara lo bisa keluar dari lingkaran setan.'
Begitu juga pulang sekolah, Adeeva mengambil beberapa sticky notes lalu ditempelkan pada kaca. Mengerjakan banyak soal yang ada pada buku buku yang telah ia simpan di gudang, mendengarkan lagu lagu bahasa inggris, dan terus menyemangati dirinya.
Tak kenal lelah, itu adalah Adeeva. Jam sudah menunjukkan pukul 00.00 dan Adeeva masih terjaga belum beranjak dari meja belajar yang biasanya tak pernah ia sentuh sama sekali.
Tok tok tok
Membuat Adeeva kanget lalu seperkian detik kemudian terdengar suara lelah khas Papanya.
"Kamu belum tidur?" Tanya Papanya
Tak ada jawaban sama sekali
"Papa liat lampu kamar kamu masih nyala. Apapun yang kamu lakuin di dalam Papa cuma berpesan kamu perlu tidur, gak baik tidur larut malam" kata Papa Adeeva yang penuh perhatian
"Yang butuh perduli dari anda itu bukan saya, tapi perempuan anda."
Lampu kamar dimatikan dengan sigap, tak ada suara lagi yang terdengar setelah itu yang menandakan pembicaraan telah selesai.
Tanpa ia sadari, lelaki di luar pintu telah mengepalkan tangannya, menenggelamkan dirinya sendiri dari amarah yang dibuat oleh anak semata wayangnya.
Adeeva tertidur setelahnya dan meng-set alarm pukul 02.00 untuk sebuah tujuan yaitu; belajar lagi dan lagi.
***
Hari test dimulai membuat semua para kandidat bersiap siap untuk menghadapi soal soal yang akan dipaparkan oleh petugas.Deg deg deg
Begitulah suara jantung Adeeva. Grogi, ini adalah suasana yang ia alami. Suasana menghadapi soal dengan perasaan menengangkan, perasaan yang tak pernah ia rasakan untuk beberapa tahun silam terulang kembali hari ini.
'Focus dev, gua yakin lo bisa'
Begitulah teriakan yang ia berikan, untuk menjadi penyemangat dirinya sendiri.
100 soal dalam waktu 45 menit yang di berikan, membuat Adeeva terus berpikir, mengingat, dan menulis jawabannya.
Satu per satu soal dia kerjakan dengan baik, hingga masuk kedalam soal tentang cerita. Sedikit menjebak, tapi tak ada rintangan yang berarti menurutnya.
Waktu menunjukan kurang lima menit lagi tapi Adeeva telah selesai. Ia hanya memeriksa jawabannya kembali yang meragukan menurutnya.
"Ayo, anak anak kumpulkan lembar jawaban kalian. Ibu hitung 5 detik dari sekarang. Satu, dua--" guru dengan sebutan bu-rik ini melontarkan pandangannya dengan tajam pada semua peserta agar tidak terjadi kecurangan pada waktu waktu akhir.
Tiga, empat, lima
Dengan penuh kepercayaan diri, Adeeva memberika lembar jawabnnya kepada Bu Rika atau yang disapa BuRik itu.
Well done.
Itu adalah kata yang Adeeva ucapkan pada dirinya sebelum menggambil tas, dan pergi meninggalkan ruangan itu.
"Adeeva tunggu Aku." Sahut Tita yang melihat Adeeva pergi meninggalkannya duluan
"Lambat." Sesingkat itu jawaban yang meluncur dari bibir Adeeva
Sedangkan Tita masih sibuk merapihkan beberapa peralatan tulis miliknya. Adeeva hanya menghentikan langkahnya dan memperhatikan apa yang dilakukan Tita sekarang.
"Tadi, ada beberapa soal yang Aku raguin sekitar 6 soal. Kalau kamu?" Tanya Tita
Tidak ada jawaban dari Adeeva.
"Aku lagi ngomong sama kamu, bukan sama BATU. "
"Berisik, diam atau gua tinggalin?"
Itu adalah perntanyaan yang membungkam mulut Tita yang sedari tadi dipenuhi pertanyaan.
"Kamu, mau masuk kelas atau ke kantin dulu? Lumayan kita dikasi waktu 10 menit istirahat. " tanya Tita lagi
Tapi Adeeva malah meninggalkan Tita yang meneriaki namanya dengan kencang di belakang tapi tak ia hiraukan.
Adeeva yang tak tahan akan ocehan tak berarti dari Tita itu melangkah pergi begitu saja.
'Aku kira kamu kemarin udah berubah dev, tapi aku salah, kamu tetep aja dingin. Apa yang harus aku perbuat biar bisa cairin hati kamu yang udah beku?' tanya Tita dalam hati
Sedangkan Adeeva malah berjalan lurus menuju perpustakaan, bukan untuk belajar melainkan untuk tertidur. Mencari tempat yang hening dan sepi untuk melanjutkan mimpinya.
Ia melirik jam dinding yang tertempel pada dinding perpustakaan
'Sial gua cuma tidur 2 jam hari ini' gumamnya.
Tak lama dari itu, ia sudah tertidur memasuki dunia yang paling ia suka yaitu; dunia mimpi.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Abu Abu
Teen FictionGue bakal mati kalau lo gak ngasih senyum lo pagi ini. -Ghifari Devana Siapin kuburan lo. -Adeeva Alfarani