Prolog

19 1 0
                                    

Tidak ada berita yang paling baik melebihi kelahiran putri kedua.

Kim Yoo Won sangat semangat dalam perjalanan menuju rumah sakit, bukan dari rumah melainkan dari kantor tempatnya bekerja.

Akhir akhir ini ia sering bergadang untuk mempersiapkan dana putri keduanya dia selalu bergairah saat bekerja. Malam ini ia mendapat telfon dari adik ipar bahwa istrinya tengah dirumah sakit sekarang bersiap untuk melahirkan.

Ditengah jembatan tepatnya sungai Han terlihat ramai sekali padahal tidak ada festival apapun. Dengan susah payah ia mencoba menembus keramaian dan matanya terbelalak melihat seorang perempuan berdiri ditepi jembatan dengan berurai air mata.

"Hey nona apa yang sedang kau lakukan disana. Kau membuat kemacetan saja Aku sedang buru buru jadi turunlah agar mereka semua pergi dari sini." Yoo Won berusaha membujuk Perempuan itu untuk turun.

"Semua orang meninggalkanku untuk selamanya dan sekarang bajingan meninggalkanku dengan bayi ini lalu apa gunanya Aku hidup hah!!!" Perempuan dengan teriakan frustasinya.

"Hey nona, turunlah dan buat hidupmu lebih menyenangkan dengan cara lain. Cintailah dirimu sendiri, Aku rasa tuhan tidak menerima orang yang mati disungai."  Bujuk" Yoo Won lagi.

"Bahkan Tuhan tidak menyayangiku lebih baik Aku akhiri semuanya."
Breegggg.
Perempuan itu melompat reflex Woo Yon menggapai tangan perempuan itu dan membuatnya tak terjun ke sungai.

"Lepaskan Aku, biarkan Aku mati saja lepaskan Aku cepat lepas." Perempuan itu berusaha meronta namun Yoo Won mencengkram lengannya dengan erat.

"Dengarkan Aku, Aku akan menikahimu jadi jangan begini." Entah bagaimana kalimat itu keluar dari mulutnya begitu saja.

"Sungguh kau akan menikah denganku?" Tanya perempuan itu.
Tak ada hal lain selain mengangguk dengan hati yang tidak karuan sampai akhirnya perempuan itu mau naik rasanya seperti mimpi bagi Yoo Won.

"Aku Lee Ji Ra." Perempuan itu memperkenalkan dirinya.
"Aku Kim Yoo Won."

🐇🐇🐇

Beberapa hari setelah kelahiran putrinya, Yoo Won baru pulang kerumah dengan penampilan rambut tipis yang berbeda dari sebelumnya.

"Dari mana kau?" pertanyaan pertama yang keluar dari mulut istrinya membuat gelisah apa yang harus ia katakan.

"Jawab Aku Jawab!!!" Teriak Soo Min dengan air mata yang mengucur membuat Yoo Won semakin gusar tak tau harus bagaimana.

"Ssoo Mi Min, maafkan Aku." Yoo Won menunduk dengan seribu satu rasa bersalahnya.
"Apa katamu? Apa yang kau lakukan hah!!!" Teriak Soo Min semakin menggebu.

"A Aku Menikah Dua hari yang lalu." Yoo Won berusaha jujur entah bagimana selanjutnya dia tak peduli walau mungkin Soo Min akan membunuhnya.

"Apa katamu? Jadi selama ini kau selalu pulang lambat dan lembur hanya alasanmu saja bukan!!! kau berselingkuh!!! kau menghianatiku!!!" Soo Min mengamuk dengan membalikkan meja yang ada disebelahnya.

Seorang gadis berusia 7 tahun menatap mereka dengan tatapan kosong dan seorang bibi menutup kedua telinganya dan mengajaknya pergi dari rumah.

"Aku bisa menjelaskan semuanya Sayang tenanglah."

"Pergi kau, jangan pernah menemuiku lagi pergi!!! pergi sana." Teriak Soo Min sambil terus melemparkan benda apapun yang ada disekitarnya kearah Yoo Won.

"Ayah." gadis kecil itu berlari saat mendapati Ayahnya keluar dari rumah.
"Yoo Jin jaga adikmu ya sepertinya kita tidak akan bertemu lagi sekarang." Yoo Won berjongkok dan mengusap air mata putrinya.
"Ayah mau kemana?"

"Yoo Jin-ah." Bibi Min Ji merebut Yoo Jin kedalam gendongannya.
"Kau sungguh keterlaluan, betapa dia hampir mati untuk putrimu tapi kau malah menghianatinya. Kau memang tidak tahu diri." Bibi Min Ji membawa Yoo Jin kedalam rumahnya meninggalkan Yoo Won.

🐇🐇🐇

Sudah beberapa hari berlalu namun Soo Min masih terlihat buruk dan semakin buruk setiap harinya bahkan sekarang ia tak prnah keluar dari kamar dan mau tak mau Min Ji merawat Yoo Mi dan Yoo Jin padahal ia sendiri memiliki putra berusia 10 bulan.

"Yoo Jin berikan ini pada Ibumu ya sayang sudah beberapa hari dia tidak makan jadi pastikan ia memaknnya ok." dengan gaya ceria Min Ji menyuruh Yoo Jin membawa makanan untuk Ibunya.

Prang....!!!!! nampan makanan itu jatuh dari tangan Yoo Jin saat ia sampai di ambang pintu kamar Ibunya.
"Bibi Min Ji!!!!!!"
Minji bergegas dan mendapati kakaknya terkapar dengan busa putih keluar dari sudut bibirnya dan lemasan obat tidur digenggamana tangannya.

"Sayang." Min Ji menutup mata Yoo Jin dengan telapak tangannya dan membawa anak itu menjauh.

🐇🐇🐇

Who IamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang