Spongebob tak pernah tahu, bahwa Squidward sangat menyayanginya. Hal itu baru terbukti ketika mereka bertemu dengan hantu spatula di Krusty Krab saat tengah malam tiba.
A/N: Kali ini saya nyemplung di fandom yang sangat berbeda dari biasanya! Mood mendadak jomplang buat bikin lanjutan BT21 Jeager.
Ini pindahan rumah dari akun ffn saya. Pas baca ulang, rasanya seperti "Kok saya gaje banget ya dulu?" wkwkwk. Tapi dulu imajinasi saya memang begitu liarnya..hmm..kapan ya bisa segaje ini lagi? Hihihi. Semoga ini masih ada yang mau baca. :(
Setting diambil sebagian dari potongan cerita spongebob squarepants. Namun, disini saya mengganti cerita di tengah dan akhir cerita. Saya berpikir, bagaimana jika hantu spatula itu benar-benar mendatangi mereka. Hmm...Kita lihat saja.
Bayangkan mereka seganteng ini ya~supaya mata kita tidak teriritasi.wkwkwk
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lets start!
Tentu seluruh penghuni lautan dari tujuh benua telah mengetahui, hanya ada kata tidak pada squidward dan spongebob. Sang gurita dan kotak spons berwarna kuning jelas bagaikan pertemuan lapisan air laut yang berbeda massa jenisnya. Ada sebuah tabir tipis yang selalu memisahkan antara keduanya. Hanya ada kata-kata konyol yang keluar dari mulut si rambut kuning, lalu direspon oleh kata-kata sok masuk akal dari kalangan gurita berambut hijau. (Please, bayangkan mereka seganteng foto di atas.wkwkwk)
Akar permasalahan sebenarnya bukan terletak disini. Masalah rumit datang ketika keduanya dipekerjakan Mr. Krab di restoran tuanya. Saya berani bertaruh, restoran tua sang kepiting pastilah akan tergulung ombak karena kekurangan dana jika tak ada koki handal yang memasakkan Krabby Patty di dapurnya. Ramuan Krabby Patty yang tersohor kabarnya bahkan mampu menyihir plankton kecil menjadi sang iblis di kota bikini bottom. Hah, dengan adanya bukti itu saya tidak perlu menggambarkan lebih panjang lagi akan kelezatan sang Krabby itu bukan?
Seperti biasa, siang itu semuanya berjalan normal. Tuan Krab masih tetap duduk di balik meja kerjanya, menghitung tiap koin uang yang terkumpul oleh penjualan Krabby Patty hari itu. Patrick? Oh, seperti biasa. Dia selalu memesan Krabby Patty ukuran besar dan menelannya bulat-bulat. Syukurlah, hari ini dia tidak memuntahkan dan memakan kembali hasil muntahannya. Jika itu terjadi, Tuan Krab harus merelakan beberapa koin uangnya untuk mengembalikan selera makan pelanggan lainnya.