[2]

7.9K 164 19
                                    

Di dalam pelukannya aku merasa benar-benar kecil dan rapuh. Clark adalah pria dengan otot, kekuatan, dan dominasi. Dia dengan mudah dapat menghancurkanku, pemikiran itu menyelinap ke dalam kepalaku. Rasa terintimidasi tumbuh dengan ganas di dalam diriku. Itu tidak biasa terjadi padaku, aku selalu percaya kalau aku memegang kontrol bahkan saat aku memiliki sesi-ku. Tapi dengannya berbeda, aku tidak tahu apa yang membuatku merasa seperti itu dan itu membuat diriku tumbuh lebih tegang. Kegelisahan yang mendorong kulitku meremang di sekitarnya dan haus dengan sentuhannya.

"Kamu gemetar," gumamnya. Jari-jarinya menggali ke pinggulku dan dia menanam satu ciuman di sisi wajahku. "Apa kamu takut?"

"Aku tidak tahu. Aku belum pernah merasakan hal seperti ini, kehilangan kontrol dan bahkan aku tidak yakin apa yang bisa kamu lakukan padaku," ucupku.

Kurasa dia menangkap nada khawatirku, karena sekarang senyum lembut itu kembali ke bibirnya. Mereka tertarik ke atas dengan seringai puas yang membakar perutku menjadi tungku perapian. Api menjilat ganas, menyebar turun ke pusat getaranku. Aku merasakan cairanku membanjiriku. Dia membungkuk, membuat bibirnya sejajar dengan telingaku, napas hangat berembus darinya menggelitik belakang telingaku, dan saat dia bicara suaranya terlalu serak. "Aku suka kamu gemetar untukku, Pet."

Hantaman lain untukku. Dia bilang tidak ingin memperlakukanku seperti hewan peliharaan tapi dia sudah dua kali memanggilku itu. Apa itu artinya dia sungguh tidak akan menahan diri lagi? Apa aku serius ingin dia mengambil kontrol penuh dariku? Tubuhku bersorak dengan ya yang bersemangat tapi akal sehat yang selama ini membuatku menjadi gadis cerdas mendesis memperingatkanku. "Kita perlu membicarakan batasan sebelum memulai ini."

Dia menghentikan langkahnya. Berputar untuk melihat ke mataku, mata biru itu menghipnotis, aku dapat merasakan mereka menghisapku, seperti lubang hitam yang menarik segalanya ke arahnya. "Aku akan melakukan apa yang harus aku lakukan padamu dan jika itu melanggarmu, kamu akan memberi tahuku. Aku akan berhenti. Apa itu dimengerti?"

Nada yang dia gunakan, aku tidak tahu cara membantahnya. "Tapi kita harus memiliki batasan." Aku merengek, dia menatap lebih dalam. Ibu jari dan jari telunjuknya menjepit daguku, dia membungkuk menyapukan bibir yang lezat ke bibirku. Kontak ciuman pertama kami malam ini. Secepat itu datang, itu pergi meninggalkanku untuk mengharapkan lebih banyak. Aku membayangkan lidah kami menari, berdansa dengan malas untuk berbagi ciuman yang dalam. Aku mendengar diriku mendesah dalam permohonan yang membuatku terkejut untuk yang kesekian kalinya malam ini.

"Aku tidak akan menyakitimu jika itu yang kamu khawatirkan. Hanya katakan berhenti dan aku janji aku akan berhenti." Dia mengusap bibir bawahku dengan jempolnya. Matanya tumbuh lebih lapar, dan aku hanya mengangguk untuk persetujuan. Ini adalah tingkat kegilaan yang bahkan ekstrem menurut ukuranku. Tanpa batasan, sama sekali, dia bisa melakukan apa pun padaku. Dia bisa menggunakan tubuhku dengan cara apa pun yang dia inginkan. Tapi ... aku selalu bisa memintanya berhenti, aku mengingatkan diriku.

Dia kembali meletakkan telapak tangannya di punggungku yang kecil, mendorongku untuk terus berjalan. Kulitnya terasa kasar dan panas, membakar kulitku. Berapa lama aku dapat bertahan bersama pria ini? Dia seluruh fantasi seksualku. Kulit coklat yang kaya seperti madu yang menggiurkan, rambutnya yang gelap dipotong pendek tapi tidak cukup tipis hingga kamu masih dapat menyapukan jari-jarimu di antara helaian lembut itu. Bahunya lebar dengan lengan yang besar dan kuat. Meraka harus berhasil memelukku dengan baik, dan kemudian tubuhnya sendiri, aku membayangkan itu akan menjadi pahatan yang indah tapi saat ini itu masih tersembunyi dariku, di balik kaus birunya. Saat pandanganku bergerak lebih ke bawah, seseorang menarik lenganku. Memutarku untuk lepas dari tangan hangat Clark yang mulia.

"Aku mencarimu, Kitten!" Trevin melihat leherku dan menyeringai. Aku tahu apa yang dia pikirkan. Aku hanya pernah bersamanya satu kali. Dan itu jelas bukan karena aku ingin tapi karena aku bodoh. Aku kalah taruhan dengannya dan itu konyol. Dia benar-benar keras dalam hal yang serius, dia di luar seleraku. Aku mungkin mendambakan cambuk yang menggigit kulitku atau klem puting yang akan membuat payudaraku keras tapi aku pergi jauh dari tongkat pemukul dan listrik, dan tentu saja pengekangan orgasme. Aku sungguh tidak pergi dengan yang terakhir.

Ranbow DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang