[3]

7K 142 17
                                    

Terakhir kali bersama Clark adalah kekacauan, sudah satu minggu berlalu sejak aku menangis di pelukannya dan dia mengayunkanku seperti bayi. Ada rasa nyaman saat dia menyentuhku seperti itu. Bisikan-bisikan pelan yang dia gumamkan di dekat telingaku untuk membuatku tenang. Itu hampir mengingatkan aku pada dia. Penculikku. Meski aku tidak pernah melihat wajah penculikku yang selalu memakai topeng. Rasa nyaman saat lengan Clark ada di sekitar tubuhku, seolah aku dimiliki. Itu aneh dan sedikit menakutkan. Tapi itu hanya membuatku terus memikirkannya. Aku tidak bisa membuatnya keluar dari kepalaku, sebanyak apa pun aku mencoba aku hanya ingin melihat dia lagi. Menyentuh kulitnya lagi. Menghirup aroma asap yang samar darinya dan aku ingin mata biru badai itu menghisapku lagi.

Semua itu memicu peringatan berdering keras di kepalaku. Aku harus menjauh, lari sebelum aku terjebak sepenuhnya dan lupa cara untuk lepas. Tapi aku seperti ngengat dan dia adalah api. Aku tahu aku akan terbakar tapi aku tidak bisa berhenti. Aku hanya terus tertarik padanya seolah dia pusat gravitasiku, jadi aku di sini lagi. Berharap dia akan muncul. Itu bodoh di pihakku, ayahku akan mengatakan aku idiot tapi dia sudah mati. Dia tidak ada lagi di sini untuk mengatakan itu. Ibuku, dia tidak cukup peduli padaku, mungkin saat ini dia sedang menenggelamkan diri ke dalam alkohol dan mengasihani dirinya sendiri.

Saat-saat seperti inilah yang membuatku kembali berharap Mary masih hidup. Dia peduli padaku lebih dari siapa pun. Kami bukan saudara tapi kami seperti itu. Dia putri teman bisnis ayahku, satu-satunya teman yang aku miliki yang pada akhirnya mati karena aku. Mary Kinsella seharusnya menjadi pewaris utama Kinsella House. Pemilik resort terbesar di Oregon di sepanjang Sungai Willamette. Tapi dia mati bahkan sebelum dia berumur sepuluh tahun. Mati di dalam lemari yang sama denganku.

"Apakah kamu ingin mendapatkan minuman atau hanya duduk diam?" Max sekali lagi menjadi bartender malam ini. Dia menawarkan senyum menawannya yang biasa padaku meski matanya terlihat mengamatiku.

"Apa yang kau punya?" balasku. Aku memutar kusiku untuk menghadap ke meja bar dan membelakangi pintu masuk, lantai dansa yang pecah dalam tarian dan musik yang menghentak. Clark belum muncul, mungkin tidak akan muncul sama sekali.

"Bagaimana dengan Negroni? Sweet vermouth dan Campari bersama dengan gin ditambah sedikit aroma jeruk yang segar?" ucapnya.

"Itu terdengar bagus," balasku.

"Jadi kau mau satu?" Aku mengangguk.

Max mulai mencampur semua bahan ke dalam mixing glass, menambahkan es dan menuangkan mereka ke dalam gelas kristal lulu menyematkan irisan jeruk di bibir gelas. Aku hanya melihatnya bekerja, bagaimana jari-jarinya yang panjang melakukan itu dengan cantik.

"Apa yang terjadi?" Dia bertanya, meletakkan gelas di depanku.

Aku menyesap cocktail-ku sebelum melihat ke mata Max lagi untuk mengatakan kebohongan. "Tidak ada."

"Aku tidak berpikir begitu, Mercy." Dia membungkuk, membuat bibirnya cukup dekat untuk menyapu pipiku. "Kamu di sini untuk seseorang. Apa akhirnya ada yang memilikimu?"

Saat dia kembali menegakkan tubuhnya aku berkedip, terkejut dengan cara Max berbicara. Ingin tahu dan penasaran. Max biasanya menjaga segalanya pribadi untuk dirinya sendiri. Aku menyukai Max sejak aku mengenalnya, dia tidak menghakimi dan tidak suka ikut campur urusan orang lain. Itu membuat berbicara dengannya selalu menyenangkan.

"Kenapa kamu berpikir begitu?" ucapku. Max memutar mixing glass di tangannya dan tersenyum dengan senyum tahu. Rambut pirangnya sedikit lebih panjang dari biasanya malam ini, mungkin dia lupa untuk bercukur dan halaian emas itu jatuh ke dahinya.

"Matamu bengkak setelah sesi-mu minggu lalu," ucapnya. "Kamu tidak pernah menangis saat sesi."

Aku diam dalam kebingungan. Setalah menangis di dapan Clark malam itu aku pergi untuk beberapa alkohol sebelum pulang. Max tidak mengatakan apa pun saat itu. Dia hanya membuat lebih banyak Cosmo untukku dalam diam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ranbow DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang