Aku memandangi rumah besar yang berdiri kokoh di depanku, harusnya malam ini aku sedang berada di salah satu kamar dalam rumah ini sambil tidur nyanyak di kasur yang empuk. Tapi sebuah masalah terjadi, aku diusir karena pulang larut malam dengan seragam yang melekat di tubuhku, itu berarti aku belum pernah pulang ke rumah sejak berangkat sekolah tadi.
Mereka benar-benar membenciku, mereka menyuruhku pergi, jadi untuk apa aku hidup? Dan untuk siapa aku hidup? Bahkan aku tidak punya alasan untuk tetap bertahan hidup sampai besok.
Anggap saja ini perpisahan, aku tidak akan kembali lagi ke rumah ini, aku tidak akan mengemis kasih sayang lagi, aku berhenti berjuang, aku pergi.
Berlari.
Dan pergi sejauh mungkin.
Kaki ku berlari semakin cepat tanpa arah dan tujuan, aku hanya ingin menjauh.
Anggap saja aku putus asa.
RALAT!
Aku memang telah putus asa.
Lantas ketika sebuah truk besar melaju dengan kecepatan tinggi ke arahku, kaki ku justru berlari ke kencang menghampirinya seolah sedang menantang maut. Tidak peduli apa yang terjadi setelah ini, aku hanya ingin meninggalkan semuanya, tanpa terkecuali.
Brukk....
Sesuatu menghantam tubuhku dengan keras, badanku terasa melayang, tapi bukan kebahagiaan yang kudapat melainkan sakit yang luar biasa, ku buka mata ini saat ku rasakan kepalaku menghantam bahu jalan, ini terlalu sakit. Belum selesai sampai di situ, badan ini masih berguling di bawah aspal yang kasar membuat kulitku terasa perih karena mengelupas.
Nafasku tersengal, mataku masih sanggup terbuka meski hanya seperempatnya, dan sakit yang luar biasa membuatku semakin mengantuk.
Sunyi. Tidak ada siapapun yang datang menolongku, tidak ada siapapun yang peduli, aku sudah terbiasa seperti ini.
Sebuah senyuman terukir di bibirku saat ku lihat bayangan putih menghampiriku. Cantik, dia sangat cantik, tapi siapa dia? Dia kah yang ditugaskan menjemputku? Dia ikut tersenyum, aku bahagia. Ku tutup mataku rapat-rapat, dan bersyukur pada Tuhan karena mengabulkan doaku untuk membawaku pergi dari sini.
Inikah akhir hidupku? Pertanyaan terakhir itu terbesit dalam benak ku sebelum kesadaranku terenggut.
Agak ngawur sih ini😂 tapi semoga ada yang suka, kalo suka jangan lupa vote dan komen biar author tahu kalau masih ada yang setia baca😉
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Done
FanfictionBahkan saat di ambang maut pun, aku masih harus berjuang untuk mendapatkan kebahagianku. Berjuang mencari adikku yang sudah lama hilang. Akankah aku berhasil? Atau kah aku akan mati sia-sia dan dilemparkan ke dalam kobaran api neraka.