Aku tidak tahu apa yang telah terjadi, hanya saja sepertinya aku sudah berada di surga. Benarkah? Ku harap begitulah adanya.
Berada di tempat yang indah, dimana kicauan burung-burung menenangkan, kupu-kupu berterbangan mengisap sari bunga, dan udara yang sejuk. Sangat berbanding terbalik dengan hidupku sebelumnya.
Kututup mataku perlahan dan menarik nafas dalam-dalam untuk menikmati anugera ini.
Lalu ketika sebuah tepukan mendarat di punggungku, ku buka kembali mata ini. Menoleh ke belakang dan mendapati seorang wanita di sana. Siapa dia?
Beberapa kali aku mengerjapkan mata berharap otak ini segera mengirim informasi tentang si cantik yang sedang bersamaku sekarang.
Tunggu...
Aku ingat!
Ya, dia orang terakhir yang kulihat sesaat sebelum menutup mata malam itu. Malaikat kah?
"K-kamu siapa?" tanyaku dengan sopan dan tergagap.
"Aku seseorang yang bertugas untuk mengawasimu" astaga, suaranya saja sangat lembut dan terdengar adem di telinga.
"M-maksudnya?"
"Mulai sekarang aku akan memantau semua kegiatanmu"
"Kamu...... Malaikat kah?"
"Terserah kamu ingin mendefinisikan aku seperti apa, intinya mulai hari ini semua kegiatanmu, baik atau buruk berada di dalam pengawasanku"
"Mana bisa"
"Iya"
Eh? Apa maksudnya 'iya'?a
"Kalau begitu sekarang aku ada di mana? Apa aku sudah meninggal? Apa ini di surga?"
"Bukan"
What?! 'bukan'? Dari ketiga pertanyaan dia cuma menjawab satu, keterlaluan sekali!
Atau.......
Jangan-jangan aku sedang berada di neraka sekarang, lihat saja malaikatnya menyebalkan sekali, untung cantik.
"Ragamu masih bernafas dan kamu masih punya kesempatan untuk kembali" lanjutnya.
"Hah? Kemana?"
"Duniamu"
Sontak aku menggeleng "Tidak tidak. Aku tidak mau! Aku mau tetap di sini, aku lebih nyaman di sini" tolakku bersikeras.
"Belum waktunya"
"Lalu kapan?"
"Setelah kamu menyelesaikan tugasmu"
"Tugas? Aku tidak punya tugas, terakhir kali ke sekolah, guru tidak memberikan PR" ujarku polos.
Ia tertawa, manis sekali. Tetapi tetap saja dirinya menyebalkan.
"Bukan tugas sekolah"
"Huh?"
"Kamu punya tugas untuk menemukan adikmu, dan bawa dia kembali ke orang tuamu. Setelah itu, aku akan membawamu pergi meninggalkan semuanya."
"Kamu pikir itu gampang? Aku sudah mencarinya bertahun-tahun namun tidak berhasil. Jadi percuma kamu menyuruhku kembali untuk menemukannya. Aku mau di sini aja, aku mau mati"
"Kalau mati sekarang, kamu akan berada di neraka, di masukkan ke dalam kobaran api besar"
Ancaman kah? Aku menyerah, api kompor saja aku tidak pernah berani dekati apalagi kobaran api besar.
"Jadi aku akan bangun kembali?" tanyaku dengan ragu.
"Tidak... Ragamu tidak bisa bangun lagi, hanya jiwa mu yang boleh kembali"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Done
FanfictionBahkan saat di ambang maut pun, aku masih harus berjuang untuk mendapatkan kebahagianku. Berjuang mencari adikku yang sudah lama hilang. Akankah aku berhasil? Atau kah aku akan mati sia-sia dan dilemparkan ke dalam kobaran api neraka.