Setumpuk buku novel tersusun di sebuah bangku yang posisinya berada di pojok kelas deratan jendela paling belakang. Disaat yang lainnya asyik berhamburan di kantin atau sekedar main bola di lapangan, perempuan dengan rambut sebahu ini lebih memilih menetap di kelas sambil menamatkan novel-novel tebal dimejanya. Siapa lagi kalau bukan Nana yang freak banget sama novel barat, mulai dari genre romance, fantasy, sci-fi, mistery sampai yang paling low rate buat dia yang slice of life dan drama. Buatnya komposisi imajinasi itu adalah konsumsi wajib harian yang mesti ia lahap, dan satu-satunya yang bisa buat dia tetep hidup dan survive ngehadepin ribuan rintangan dunia nyata. Meski tak pandai berkomunikasi, Nana tetap memiliki beberapa teman yang tentu saja, nggak jauh-jauh karakternya dengan dia.
Duk, duk, duk,, gedebuk,, Suara derap orang yang jika didengar sudah seperti orang mabuk yang berlarian di koridor kelas. Dan suaranya mendekat ke XI A.
Nana masih saja tenggelam dalam kisah-kisah fantasi dalam novelnya.
Duk, duk, duk. Suaranya makin keras. Hampir saja perhatian dari beberapa orang tertuju kepada suara yang bising di depan kelas Nana itu.
"Nanaaaa" braakkk... Komposisi bising yang sangat sempurna. Seisi kelas yang tinggal beberapa orang ini serentak menoleh ke sumber suara. Seorang cowok yang bisa dibilang tanpan dengan postur tubuh tegap tiba-tiba saja melongok dari pintu kelas yang didobrak padahal tidak dikunci. Nana? Tentu saja merasa tak tenang dan masih saja memaksakan dirinya menatap barisan-barisan kata dalam novelnya.
"Hei Nana!" Lelaki itu melangkah dengan buru-buru melewati barisan bangku menuju posisi Nana di belakang. Yang pasti, ia tak peduli dengan tatapan mata dari orang-orang yang merasa terganggu dengan kebising yang baru saja ia ciptakan.
Tenggelam dalam bukunya, dan pura-pura tak mendengar kekacauan yang ada, Nana justru membenamkan mukanya dihadapan novel tebalnya, ia harap lelaki itu tak menemukannya.
Pergi..pergi.. Nana hanya bisa berharap.
"Hei" sebuah tangan langsung saja menyibak novel yang menutup wajah mungil Nana yang kini berhiaskan seriangai senyum khas Nana.
"Eh, Ken. Bagaimana kabarmu?" tentu saja sekedar basa-basi, Nana hanya memasang senyum terindah yang bisa ia usahakan.
Ken sedikit berpose "Coba tebak!"
"Sebentar.. Biar aku lanjutkan saja" Nana memperhatikan penampilan Ken dari atas ke bawah.
Dasi yang biasa ia ikat asal-asalan kini terpasang rapi mengelilingi lehernya. Baju yang tak pernah sempurna ia kancingkan, kini tak ada satupun yang terlewatkan. Rambut yang biasanya acak-acakan, kini tersisir dengan rapi. Bahkan siluet penampilannya seolah memberi kesan blink-blink yang bisa menyilaukan mata.
Hffttt... Nana menutup mata dan mulai membuka mulutnya "In Love Mode!" ujarnya singkat namun tepat sekali.
"Arggghhh... Semudah itukah diriku kau baca?" Ken hanya gelagapan tak percaya dengan kemampuan detektif Nana, mukanya sedikit memerah.
Hah.. semua orang disini juga ngerti gimana penampilan kamu kalau lagi jatuh cinta
Nana merapatkan badannya ke Ken, tangannya kanannya ia rangkulkan ke leher Ken "Kira-kira, siapa nih perempuan cantik yang sedang beruntung ini?" setengah berbisik.
Ken sedikit menurunkan kepalanya agar bisa berkata perlahan tepat kepada Nana "Namanya Sizuka, sekretaris OSIS yang feminim dan terkenal itu".
Tanpa ba-bi-bu Ken yang segera bercerita dengan semangat.
"Jadi begini, kemarin aku sedang piket kelas. Dan seperti biasa, kali ini aku kebagian tugas untuk mengumpulkan buku latihan yang ntah kenapa pada hari itu sungguh diluar batas kewajaran ke ruang guru. Berat dan tentu saja buku yang sudah nyaris seperti menara eifel itu menutup sedikit penglihatanku"
Nana fokus mendengarkan.
"Ketika aku sedang melewati ruang OSIS yang sedang terbuka pintunya, tiba-tiba saja aku menabrak seseorang. Walhasil semua buku yang sedang aku bawa berceceran ke lantai. Ketika aku hendak memungutinya satu persatu, tanganku menyentuh tangan lembut yang aku belum menyadari siapakah orang tersebut. Baru setelah itu aku mengalihkan pandanganku ke wajah perempuan itu, dan tanpa sengaja pandangan mata kami bertemu. Dan...."
"Stooppp.. Biar aku lanjutkan lagi"
"Sirkulasi jatuh cinta Ken. Satu, doki-doki scene. Yang mana tadi sempat kamu jelaskan sebentar. Kedua, Love Attack. Saat dimana rasa suka mulai merasuk kedalam jiwamu dan itu sangat tak tertahankan. Tiga, Confession. Adegan pernyataan cinta di belakang sekolah dan ketika perempuan yang kau maksud menerima permintaanmu, maka kau akan sangat bahagia menedengarnya." Nana seolah tukang asuransi yang sedang presentasi tentang produk yang ia tawarkan, hafal dan tak berjeda sedikit pun.
Nada suara Nana sedikit meninggi, dan kini ia mulai memasang muka tegang "Kemudian dilanjutkan seminggu Lovey-Dovey seperti pasangan kekasih pada umumnya. Tapi ini belum sampai ketitik klimaksnya. Karena seminggu selanjutnya hubungan kalian berjalan bagai bencana karena kalian berdua tidak menemukan kecocokan, dipenuhi dengan pertengkaran dan perselisisihan dan ketika semuanya telah mencapai titik jenuhnya...."
Nana menghela nafasnya, dan memasang raut muka yang sangat menyeramkan, seperti adegan horor ketika hantunya tiba-tiba saja muncul.
"Dan semua hubungan yang telah beberapa minggu kau bangun akan diakhiri dengan sebuah kata putus dan..."
Plok.. tangan Ken hinggap dengan perlahan tepat diwajah Nana. "Cukup. Kau jahat sekali Nana" Ken menatap mata Nana tersenyum dan sedikit mengiba.
Nana kehabisan kata. Ia memang menceritakan kisah yang sebenarnya terjadi, dan ini memang selalu terjadi kepada Ken. Dan ini juga yang terkadang membuat Nana khawatir dengan Ken.
Kriiinggggg... Bel istirahat selesai berbunyi.
Ken bergegas kembali kekelasnya yang berada beberapa ruangan dari kelas Nana. Ken melambaikan tangan perlahan ke Nana "Sampai jumpa nanti" sambil berlalu.
Nana masih merasa bersalah. Ia hanya bisa menjawab singkat " Ganbatte Ken!! Aku yakin, kali ini kau akan bertahan" kemudian ia tersenyum dengan
YOU ARE READING
My Love Story
RomanceTumbuh dan hidup bersama sedari kecil membuat Nana dan Ken tak terpisahkan. Karakter mereka berdua sendiri sangatlah tak sinkron. Nanami Aoki, cewek tomboy yang masa bodoh. Ken Miyazaki, cowok ganteng playboy yang punya segudang mantan. Simak kisah...