SIXTEEN : PROM DATE

974 135 26
                                    

Aku masih trauma. Itu adalah hal yang disimpulkan oleh Stefan hingga membuat tidak ada satu pun laki-laki yang boleh berdekatan denganku pada jarak kurang dari lima meter. Aku tidak tahu bagaimana dia melakukannya, tapi itu memang terjadi. Allen dan Leena juga sudah tahu, dan selama seharian penuh kedua gadis itu terus bersamaku. Ketika aku berkata tak ada satu pun laki-laki yang berdekatan denganku, itu juga berlaku untuk Stefan.



Lelaki bermata hezel itu tidak menyapaku, tidak berbicara denganku ataupun melakukan apapun dihadapan ku. Dia hanya berdiri dan memperhatikanku dalam diamnya. Ini konyol, tapi entah bagaimana aku menganggapnya manis. He keep his promise. Satu hal yang penting, meskipun kini aku membuat kehebohan para siswi yang menjadi penggemar rahasia Stefan, aku tidak perduli.



"How romantic." Allen menatapku dengan matanya yang menyipit, sebuah seringai menghiasi bibir merah mudanya



"Aku tidak tahu seorang Stefan Foster bisa menjadi sangat manis." Leena menimpali



Aku mengangkat bahu acuh, memilih untuk tidak memberikan komentar pada ucapan mereka. Meski sejujurnya dalam hati aku setuju dengan gagasan Leena, diam dan berpura-pura polos menjadi pilihan terbaik yang bisa kulakukan saat ini.



"Aku harus ke perpustakaan." Kataku lantas mengangkat nampan makan siang ku, bangkit dari kursi



"Aku ada kelas Biologi." Leena menggigit bibir bawahnya, "bagaimana ini?"



"Aku juga punya kelas Fisika." Allen menatapku dengan lensa cokelat terangnya, "Apa kau baik-baik saja?"



"I'm fine." Kataku sambil tersenyum simpul, "hanya ke perpustakaan, tidak masalah."



"Hubungi aku atau Leena jika terjadi sesuatu, oke?"





***





Suasana di dalam perpustakaan begitu sunyi dan tenang seperti biasanya, aku menarik napas perlahan, menepis segala rasa paranoid sialanku yang mulai bermunculan. Semuanya baik-baik saja. Aku mengangguk samar, sambil melafalkan kata-kata itu berkali-kali dalam hati, memberikan sugesti pada diri sendiri dan mulai mencari buku Sejarah yang aku butuhkan untuk tugas Mr. Angelo kamis nanti.



Mataku masih sibuk mengamati tiap deretan judul buku di rak, sampai akhirnya aku merasakan eksistensi seseorang di belakangku. Aku menarik napas, mengepalkan kedua tanganku erat dan bersiap memasang kuda-kuda.



"Heiouch..." Rintih seseorang di belakangku setelah aku menyikut perutnya dengan keras



Aku segera berbalik, lalu meringis ketika melihat wajah Aldrean yang mengernyit kesakitan sambil memeganggi perutnya. "Shit. I'm sorry."



"Nah, that my fault." Aldrean tersenyum lebar, "sedang mencari apa?"



"Buku sejarah." Kataku lantas melengos pergi, kembali meneruskan pencarianku



Kupikir Aldrean akan pergi, tapi nyatanya dia malah mengekoriku, aku mengulum bibir merasa rikuh untuk melanglah karena keberadaannya yang membuatku tidak nyaman. Seperti yang sudah kubilang, aku masih trauma, tapi aku tidak bisa mengusir laki-laki itu. Geez... what the hell should I do?



"Um... Aldrean"



"It's Al."



"Huh?"



"Panggil aku 'Al'." katanya lagi sambil tetap tersenyum lebar



"Okay. Al, apa yang sedang kau lakukan, apa kau mencari buku sejarah juga?"



(His) Dark Secret [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang