Angin berhembus kencang dan hujan datang dengan derasnya sampai-sampai gadis yang memakai tanktop yang ditutup dengan jaket jeans dan rok mini yang sedang berjalan menenteng high heelsnya basah kuyup malam hari itu. "Gila... hujan, sial! basah deh semua apalagi make up gue udah gak beraturan gini." Sesilia telihat tampak kesal. Baru saja Sesilia pulang dari tempat kerjanya di sebuah Club di daerah kota Bandung. Sesilia pulang terlebih dahulu biasanya pukul 03.00 WIB dia baru pulang tapi baru pukul 23.30 WIB sudah pulang karena kepala Sesilia terasa pening. Sesilia berjalan kaki dari Club sampai apartemen karena jaraknya tidak begitu jauh. "Fyuuuh, cape banget malem ini. Gak biasanya kepala gue pusing gini tapi gak apa-apa seenggaknya gue seneng apalagi dapet duit tips gede banget." Sesilia sambil tertawa dan dia pun terhenti sejenak sambil memegang terus kepalanya. Sesekali Sesilia menoleh ke arah sebrang jalan gang apartemennya terlihat seorang perempuan berteduh menggunakan pakaian muslimah yang begitu syari, perempuan itu seperti kebingungan selalu melihat ke arah jam yang dikenakan di tangan kanannya. Secillia dengan percaya dirinya menghampiri perempuan yang sedang berteduh itu dengan pakaian serba terbuka dan bau alkohol yang sangat menyerang hidung. Perempuan itu masih saja fokus dengan ponsel yang dia lihat tanpa melihat Sesilia yang sedang menghampirinya.
Sesilia pun membuka percakapan dengan perempuan yang terlihat dari sebrang gang apartemennya karena Sesilia penasaran dengan perempuan yang dilihatnya keluyuran tengah malam.
"Eh, lo ngapain udah dini hari begini di luar?" tanya Sesilia dengan tatapan sinis dan suara yang tidak jelas karena efek mabuk.
"Assalamualaykum, maaf saya ketinggalan bus jadi saya berdiam diri di sini sedari tadi karena saya bingung mau pulang kemana." Jawab perempuan itu lirih sembari menatap mata Sesilia penuh harap.
"Waalaykumsalam, oh jadi lo ketinggalan bus. Emang lo mau kemana? dan... habis dari mana?" tanya Secillia dengan nada mengintrograsi.
"Aku baru saja pulang seminar dari kampus di daerah Setiabudi dan saya sekarang ketinggalan bus, tadinya saya mau menginap di rumah teman saya tapi teman saya sudah pindah rumah dan saya tidak kenal dengan siapapun disini." Perempuan itu menjelaskan.
"Hmm... gue ngerti sekarang. Daripada lo keluyuran gak jelas di luar mendingan lo ikut ke apartemen gue, gak jauh tinggal jalan di sebrang sana masuk ke dalem. Yuk?" Sesilia sambil merangkul perempuan itu.
"Saya malu, benar tidak apa-apa?" tanyanya. "Gak apa-apa yuk, gue sendirian di kosan." Sesilia meyakinkan.
Mereka berdua pun berjalan menuju apartemen. Sesampainya di apartemen belum sempat membuka pintu. "Bruuuk..." Sesilia terjatuh dan tidak sadarkan diri.
"Mbak, bangun mbak..." panggil perempuan yang belum sempat memberitahu namanya itu sambil menepuk pipi Sesilia dan memberikan minyak angin ke hidung Sesilia. Sesilia masih belum sadarkan diri, dia pun berlari ke depan apartemen untuk mencari bantuan. Terlihat dua orang satpam yang sedang berjaga kemudian dia menghampiri keduanya dengan tergopoh-gopoh karena lelah berlari.
"Pak, maaf tolong saya teman saya pingsan. Dia sekarang berada di atas pak di lantai tiga." Ucapnya cemas.
"Siap mbak. Mbak tenang dulu. Kami akan langsung ke sana sekarang." Sahut salah seorang satpam yang sedang berjaga.
Dua orang satpam apartemen segera membawa Sesilia ke Klinik terdekat dengan menggunakan mobil apartemen. Sesampainya di Klinik, Sesilia langsung dipindahkan ke blankart oleh dua orang Perawat sedangkan perempuan bercadar yang bersamanya langsung ke bagian administrasi.
YOU ARE READING
Bawalah Aku Pulang
General FictionJika aku memiliki kakak perempuan, aku mau itu kamu. - Sesilia