Seorang Kakak tak akan pernah lupa terhadap adiknya walaupun jarak terpisah oleh jutaan pohon yang membelukar, sungai yang membagi ribuan jalanan dan gunung yang tetap setia terhadap tanah yang sudah membelah. Apalagi pertalian sedarah, kakak kandung selalu tahu bagaimana moody adiknya saat suka maupun duka dan dalam keadaan baik ataupun buruk. Dia selalu bisa menjadi sumber kekuatan dan sadaran ketika adiknya terjatuh tapi tidak dengan Raihan. Laki-laki ini selalu saja lari dari masalah begitu pun yang telah terjadi kepadanya dua tahun silam.
Raihan anak pertama dari pasangan Bapak Danu Kusumah dan Ibu Yulia Prameswari. Raihan dibesarkan dari keluarga yang tidak akan kekurangan uang tujuh turunan karena Papanya Danu Kusumah seorang insinyur perminyakan yang bekerja di Yaman dan juga menjadi investor di beberapa perusahan-perusahaan terbesar di Indonesia. Mamanya Yulia Prameswari memiliki bisnis fashion dan membuka hotspot-hotspot butik di kawasan Jakarta, Bandung, dan Yogjakarta. Dia juga memiliki satu orang adik perempuan yang bernama Sesilia Anggita.
Raihan memiliki sifat yang penyayang terhadap adiknya. Dia sangat memanjakan sekali adik satu-satunya itu apapun yang diminta adiknya pasti selalu dia turuti. Memang sejak kecil mereka selalu bersama, Raihan selalu menjaga adiknya. Dia tidak ingin adiknya terluka meskipun hanya tergores sedikit. Pak Danu dan Ibu Yulia tidak pernah membedakan mereka. Mereka sangat menyayangi anak-anaknya, itu sebabnya mereka ingin yang terbaik untuk sepasang anak-anak mereka. Tetapi mereka salah cara menyayangi anak-anaknya. Mereka terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Sampai-sampai Raihan menjadi seorang yang antisosial.
Raihan tidak peduli dengan sekitar, dia selalu mencari perhatian orang banyak. Alasan Raihan selalu sama ketika sekolah SMA dulu. "Kenapa kamu berbuat demikian?" tanya seorang Guru saat Raihan memukuli salah satu teman sekolahnya. Dia hanya menjawab, "Tanya saja pada orang tuaku." Sambil pergi berlalu meninggalkan Gurunya. Begitulah Raihan. Sampai saat ini pun dia masih saja berbuat semaunya bahkan orang tuanya pun sudah tak ingin lagi mengurusnya. Tapi dia tidak peduli yang terpenting dia masih dapat bersekolah dan memiliki uang saku.
Raihan sekarang ini berstatus mahasiswa tingkat akhir di sebuah perguruan tinggi negeri di Jakarta. Tapi akhir-akhir ini dia selalu tidak hadir saat jam pelajaran di kampus. Hari-harinya selalu dia habiskan berkumpul dengan teman-temannya di sebuah basecame yang selalu dia namai "Home Hell" di daerah Jakarta Pusat. Tapi hanya beberapa teman-temannya saja yang berjumlah 3 orang yang selalu menemani Raihan. Raihan selalu mengenakan pakaian yang tak semodis laki-laki kota pada umumnya. Dia selalu memakai kaos oblong dan celana yang sobek di bagian lutut dan juga pahanya. Tidak mencerminkan bahwa dia anak orang berada.
Teman-temannya tahu betul Raihan. Mereka tahu bahwa Raihan adalah anak seorang insinyur dan juga pengusaha. Tapi mereka tidak melihat dari segi harta, mereka melihat kesetiakawanan Raihan dalam menjalin hubungan persahabatan. Rudi salah satu teman Raihan yang pernah di-bully oleh teman-teman di kampus karena kedapatan sedang minum di sebuah diskotik di Bandung dan masuk dalam majalah kampus. Lagi-lagi ada saja yang tahu ulah Rudi tapi Raihan selalu berhasil menemukan orang yang mem-bully Raihan dan memukulinya hingga masuk RS. Raihan memang terkenal dengan jago bela dirinya di kampus.
Dia tidak segan-segan jika salah satu temannya mendapatkan ancaman. Raihan pun akan melakukan hal yang sama. Memukuli orang yang bersangkutan. "Thanks bro, lo udah bantuin gue selama ini. Lo memang temen kami yang sangat care." Ucap Yogi sembari merangkul Raihan.
"Iya bro sama-sama cuma itu yang bisa gue lakuin. Yang penting kalian aman sekarang." Sahut Raihan.
"By the way, Aldi kemana ya Rey?" tanya Yogi kebingungan karena sedari tadi Yogi tidak melihat Aldi.
"Haduh, apa dia tadi ketangkep sama polisi ya, Gi?" Raihan balik bertanya.
"Kok lo malah balik tanya sama gue, gue kira tadi dia ada lari sama kita. Gue bingung jadinya. Di sini cuma ada lo, gue sama Rudi." Sahut Yogi mengusap keringatnya di dahi.
"Astagaaa, gue baru inget sekarang tadi gue liat kita berlawanan arah waktu lari. Mungkin lo masih mabok makanya lo gak tahu dia pergi kemana tadi." Raihan sembari mengompres luka di dekat bibirnya.
"Sialan kalo polisi tadi gak ke kosan kita. Kita gak bakal kalang kabut begini. Siapa sih yang udah berani ngasih tahu tempat kita. Gue lagi enak-enaknya ngisep ganja. Kebuang deh tuh ke closet sebagian mana masih banyak lagi. Shit!" lanjut Raihan dengan nada kesal.
"Udahlah, sekarang dimana Aldi itu yang mesti kita pikirin. Jangan sampe anak itu ketangkep sama polisi. Kita semua bakal abis di sini." Ucap Rudi menenangkan sembari mengambil rokok filter disakunya.
"Tumben otak lo jalan, Rud." Sahut Yogi sembari tertawa. Mereka bertiga pun tertawa bersama.
Raihan pun menghubungi beberapa temannya melalui ponselnya untuk mencari keberadaan Aldi. Hampir saja mereka tertangkap oleh polisi ketika mengisap ganja. Sebelumnya Raihan melihat polisi yang sedang berpatroli di depan kosan mereka. Sontak Raihan pun memberitahu yang lainnya sehingga mereka berlarian menggunakan motor mereka. Mereka yang sudah di tahap ketinggian tanpa kesadaran tidak ingat begitu jelas kalau Aldi berlari berlawanan arah dengan mereka. Dimanakah Aldi berada? Apakah Aldi tertangkap oleh polisi?
**
"Gue kangen lo, dimana lo sekarang, Bang? Apa lo gak kangen sama gue juga?" Gumam Sesilia memandang foto laki-laki yang sedang dilihat dilayar ponselnya.
"Sil, kamu kenapa melamun di sini?" tanya Bahirah.
"Gue kangen sama abang gue." Sahut Sesilia.
"Memangnya Abangmu kemana?" lanjut Bahirah.
"Abang gue hilang dua tahun yang lalu. Semenjak dia sering main sama anak-anak pecandu. Dulu gue dan dia hidup bahagia gak seberantakan kayak sekarang ini. Terakhir gue tau kabarnya dari temen dia yag satu kampus setelah itu gue gak tau dia dimana. Ini terlalu mendadak kalau memang dia ketangkep polisi pasti ada kabar dari polisi ke rumah." Sesilia menjelaskan tak sadar air matanya satu persatu berjatuhan di pipinya.
"Maafkan saya, saya tidak bermaksud membuatmu bersedih. Hapus air matamu, Sil. Saya sangat mengerti keadaanmu sekarang. Kamu hanya perlu istirahat sekarang." Bahirah menyapu air mata yang sudah mengalir di pipi Sesilia.
"Gak apa-apa Ira, ini guenya aja yang cengeng. Gue juga bingung sekarang harus nyari abang gue kemana lagi." Sahut Sesilia.
"In syaa Allaah saya akan membantu semampu saya. Sekarang kamu istirahat, Sil." Ucap Bahirah.
"Serius lo mau bantu gue?" tanya Sesilia.
"Iya in syaa Allaah saya bantu." Sahut Bahirah tersenyum.
Sesilia dan Bahirah pun saling berpelukan. Sesilia merasa terbantu dengan adanya Bahirah. Bahirah selalu bisa menenangkannya.
**
Raihan danteman-temannya bersembunyi di luar kota karena takut tertangkap polisi akibatmemakai ganja. Tapi dia tidak melupakan temannya yang tertinggal di kost-annyayang dulu hilang dia selalu mencari keberadaan Aldi. Aldi adalah salah satukunci utama dalam perdagangan narkoba termasuk ganja di Jakarta. Jika Aldi tertangkap polisi maka Raihan danteman-temannya yang lain ikut masuk jeruji besi yang memakan banyak batin. Aldijuga yang mengenalkan barang haram tersebut pada Raihan dan teman-teman yanglain. Aldi sangat ceroboh dalam melakukan tindakan apapun. Begitulah Raihanselalu memikirkan teman-temannya walaupun dia tipikal yang tidak peduliterhadap sesama itu hanya sebagai ketahanan dirinya terhadap kenyataan hidupyang telah dia jalani
YOU ARE READING
Bawalah Aku Pulang
General FictionJika aku memiliki kakak perempuan, aku mau itu kamu. - Sesilia