Pilihan

180 17 2
                                    

—Gusion's POV

Sudah sebulan sejak panggilan ayah malam itu. Walaupun masih belum memberikan keputusan pasti, aku tetap menyumbangkan saran terkait permasalahan perusahaan yang kini memperbaik keadaan; walau tidak sebaik jika aku turut berperan langsung di dalamnya.

Sebuah sweater hoodie berwarna putih lengkap dengan celana panjang cokelat dan sepatu sneakers dengan perpaduan warna hitam dan putih menjadi tampilan outfit-ku hari ini. Setelah bercermin untuk memastikan penampilan akhir dan mengunci pintu rumah, langkahku mulai melaju menuju kediaman Lesley yang mana hanya berkisar beberapa meter dari perkarangan rumah. Kedua kaki kini terhenti di depan sebuah pintu seraya tanganku terangkat dan mengetuk benda tersebut sejenak. Tak membutuhkan waktu lama hingga seorang lelaki bersurai ikal membuka pintu dan menyambut diriku. Ia adalah Harley, adik Lesley.

"Dek, Lesley ada?"

"Ada kok, kak. Sebentar, ku panggilin dulu." ujar sang adik seraya kembali masuk ke dalam kediamannya. Dapat terdengar suara Harley menggema kala memanggil kakak perempuannya.

Beberapa menit kemudian, seorang gadis bersurai merah marun dengan ikatan kuncir kuda pun berada dihadapan. Aku memperhatian penampilannya sejenak; sebuah blouse putih bermotif flora dengan model bahu terbuka serta mini skirt hitam polos lengkap dengan heels hitam membuat penampilan Lesley terlihat sempurna.

Aku yang terhanyut dalam pesonanya seketika disadarkan oleh tepukan tangan Lesley di pundakku. "Gus, kamu kok jadi bengong? Ada apa?"

Sebuah gelengan cepat pun tercipta sembari menyunggingkan sebuah senyuman hangat. "Nggak kok, ley. Kamu cantik banget hari ini."

Seulas senyuman canggung pun tersungging di wajah sang gadis seraya berterima kasih atas pujianku terhadap penampilannya.

"Sebentar, aku ambil keranjang pikniknya dulu." ujar Lesley sembari kembali masuk ke bangunan tingkat dua tersebut dan mendatangiku dengan sebuah keranjang di genggamannya.

Setelah berpamitan dengan sanak keluarga Lesley, kami pergi ke Hyde Park, taman terbesar di pusat London dengan mengendarai mobil mercy milikku.

Sesampainya, kami harus berjalan selama beberapa meter hingga tiba di sebuah spot yang mana biasa menjadi tempat untuk menggelar tikar dan menikmati pemandangan di taman tersebut.

Kegiatan piknik dimulai dengan percakapan ringan yang diselingi dengan canda dan tawa. Sudah lama kami tidak berpiknik seperti ini karena kesibukan masing-masing. Berhubung sekarang sedang liburan musim panas, ku manfaatkan waktuku untuk menghabiskan hari bersama Lesley.

Yang mungkin tidak akan dapat ku lakukan lagi dalam waktu mendatang.

Setelah bercengkrama dan terdiam sejenak, aku melihat sebuah celah dimana ku gunakan momen itu untuk menidurkan diri di pangkuan Lesley. Ku tatap wajah gadis itu dengan seulas cengiran yang terkembang di wajah. Lesley tidak memberontak walaupun terlihat sedikit terkejut dengan tindakanku. Ia membelai surai cokelatku lembut dimana aku sangat menyukai hal tersebut.

Mungkin banyak yang akan berkata bahwa kami ini tengah berpacaran. Namun kenyataannya tidak. Kami memang sering melakukan hal seperti ini sejak kecil menjadikan momen seperti ini merupakan hal yang biasa.

Asa Dalam PenantiankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang