#3

1.2K 48 6
                                    

    Setelah pengumuman pertama aku mencoba lagi untuk lebih giat lagi. Hingga hasil tes mengaji kedua keluar lagi. Dan lagi-lagi, namaku tidak ada.

    Aku sangat kecewa pada diriku yang masih belum bisa lolos dari tes mengaji itu. Agar tidak membuat kecewa diri sendiri lagi, aku bertekad ingin berubah. Mengubah malas menjadi rajin.

   Hingga pengumuman yang ketiga, tak kunjung aku mendengar namaku di sebut, aku sudah putus asa. Berpikir bahwa kali ini aku gagal untuk ketiga kalinya.
   "Fazila Syauqiah."
Aku terdiam mendengarnya. Alhamdulillah, namaku ada. Waktu itu aku tidak berhenti untuk tersenyum. Akhirnya namaku di sebut juga.

"Berusaha, karena orang yang berusaha pasti ujung-ujungnya akan berhasil."
-Fazila Syauqiyah-

              🌷🌷🌷

    Kupikir, menghafal ayat-ayatNya mudah. Namun, dugaanku salah. Menghafal sangatlah sulit. Terlebih lagi aku yang dari dulu sangatlah jauh dari Al Qur'an. Memegangnya bahkan hanya di hitung jari, walaupun bulan Ramadhan menyapa, aku hanya rajin saat di awal-awal saja, hingga menuju pertengahan Ramadhan kemalasan pun muncul. Itulah aku yang sangat jauh dari Al Qur'an.

    Aku baru mengenal banyak hal tentang Al Qur'an saat memasuki SMP.
Bulan berganti bulan. Aku sudah mulai bisa untuk menghafal dan itu berkat motivasi umi saat aku pulang ke rumah.
"Seorang penghafal Al Qur'an akan memakaikan mahkota dari emas untuk orangtuanya dan Al Qur'an akan menjadi syafaat kelak di akhirat."
Motivasi itulah yang membuatku semangat menghafal.

  Perlahan aku mulai merasakan betapa nikmatnya menghafal. Ketenangan saat bersama Al Qur'an.

"Membaca lembaran demi lembaran membuat yang sadar menjadi kagum. Bukan kagum pada penulisan dan hiasannya. Tetapi saat kau membacanya hati menjadi damai. Sedangkan untuk yang belum sadar, ia akan mengganggap ayat-ayatNya sama dengan saat ia baca tulisan-tulisan lainnya."
-Fazila Syauqiyah-

              🌷🌷🌷

    Tak terasa aku telah tiga tahun berada di tahfidzul Qur'an. Itu berarti aku akan segera meninggalkan tempat yang penuh perjuangan ini. Aku ingat, pernah mempunyai target selama di tahfidzul Qur'an yaitu aku harus mengahafal 30 juz atau minimal 15 juz. Namun, takdir berkata lain. Aku tidak menyampai kedua targetku, dan itu akibat kenakalanku saat masa puber.

    Saat itu aku sangat lalai dan melupakan akan target dan motivasi umi. Hingaa kedua orangtuaku mengetahui kenakalan-kenakalan aku selama di tahfidzul Qur'an dan tidak sedikit pun mereka memberikanku kebebasan. Aku di pantau seperti anak kecil yang masih belajar berjalan. Aku sangat tahu bahwa setiap yang dilakukan orangtua untuk diri kita adalah untuk kebaikan diri kita sendiri. Namun, sayang keras kepalaku dan kenakalanku lebih menguasaiku hingga membuatku berbeda.
               🌷🌷🌷

Next...
Vote dan komen🌷

Kerinduan bersama Al Qur'anTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang