1 Message from Laura
'Dit kantin yok.'
Dita melirik ponselnya, terdapat satu pesan masuk dari Laura, mengajaknya ke kantin. Dibalasnya dan segera ia sedikit berlari menuju kantin, namun seseorang menghentikan langkahnya.
"Dit woy." panggil Joshua kemudian menarik rambut Dita.
"Apaan sih kerja lo narik rambut gue mulu ih. Dasar extra Joss." spontan Dita sedikit berteriak.
"Sttt bego, ntar kalo ada Pa Jali bilang gaada gue disini ya."
"Paaaa!!!!" teriak Dita memanggil Pa Jali.
Refleks Joshua menarik Dita agar bersembunyi dibalik tembok. "Stttt tolillll," Dita ingin memekik namun satu tangan Joshua membungkam mulutnya dan satunya lagi memegang keningnya dari belakang. Setelah Joshua tak memandang lagi keberadaan Pa Jali, ia melepaskan tangannya dari Dita.
"Ihh apasih rusak rambut gue lo mah," ia berdiri dan membenarkan rambutnya yang berantakan akibat ulah Joshua "emang apaan sih?"
"Tadi pagi gue telat terus ketauan celana gue di pensil-in. Terus gue langsung kabur ke kelas, eh sekarang malah dicari."
"Makanya jadi anak tuh yang nurut extra Joss! Rese banget dah." Dita melanjutkan langkahnya menuju kantin.
- - -
"Ra, mantan lo nyebelin banget dah." ucap Dita setelah berhasil mendaratkan bokongnya di kursi kantin.
"Siapa? Joshua?" Laura menjawab singkat karena masih tetap sibuk berkutit dengan ponselnya.
"Iyalah, emang mantan lo di MIPA 2 siapa aja?"
"Joshua." jawabnya datar.
"Lah, ga cowonya ga cewenya sama-sama nyebelin." Dita berbisik lalu mendengus kesal.
"Cowonya cewenya lo kira gue masih pacaran sama dia?" Laura menatap Dita dengan tatapan tajam sekaligus kesal.
Dita mengkerutkan alisnya dan menghela napasnya kasar, lalu menatap Laura dengan tatapan 'bukan urusan gue'.
"Bodo ah bodo amat." kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya menandakan dia tak peduli atas apa yang Laura katakan barusan.
Tak lama kemudian soto pesanan Laura sudah datang. Buru-buru Laura mengambil mangkoknya, membayar, lalu menyantap makan siangnya.
"Ra." teringat akan janji Laura yang akan menraktirnya, Dita menatap Laura dengan tatapan mengintimidasi.
"Hm?"
"Ra, janji adalah hutang."
"Hmm..."
"Bete ah ke kelas aja gue." Dita berdiri dan bersiap untuk melangkah.
"Pulang sekolah, Dit." senyum Dita mengembang kemudian sejurus kemudian ia sudah duduk seperti semula. Memposisikan dirinya duduk dengan nyaman dan bermain ponsel. Bosan dengan keadaan diam seperti ini akhirnya Laura membuka suara.
"ToD yu Dit." Permainan ini adalah permainan mudah yang sering dimainkan oleh anak remaja. Dimana lawan bicaranya memilih Truth, maka si penanya akan menanyakan pertanyaan dan harus dijawab dengan jujur oleh si penjawab. Dan ketika memilih Dare, penanya akan memberikan tantangan dan harus dilakukan oleh penjawab.
"Truth or Dare?" Dita tiba-tiba meletakkan ponselnya dan membuat wajahnya menakutkan layaknya film horor 'Truth or Dare' yang sedang naik daun saat itu. Setelahnya tertawa karena sadar wajahnya pasti sangat cocok untuk dijadikan lelucon.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Comfortable Boy
Teen FictionBermula dari informasi teman sejak kecilnya, Ladita kini ditakdirkan satu kelas dengan pria yang selalu membuat ia geram. Siapa sangka? Kegeraman itu bisa terganti dengan kenyamanan. Dari hal-hal yang biasa membuat ia kesal akan sikap pria itu, seka...