TIGA

32 6 0
                                    

Sejak pertama bertemu aku sudah menaruh harapan yang lebih kepadamu.

Azka aldric

****


15.30

Jam sekolah telah usai. Aku dan sahabatku ingin segera pulang dari sekolahan ini. Tapi langkahku terhenti ketika aku melihat avisha bersama sahabatnya. Mereka bertiga sangatlah kompak, gaya bicaranya, tingkah lakunya, kepandaiannya dan juga kecantikannya. Tapi entah apa yang membuatku jatuh cinta kepada dia. Apa...?? Jatuh cinta. Aku jatuh cinta kepada Avisha. Sungguh benar, ini pertama kalinya aku merasakan jatuh cinta.

"Az, lo ngapain sih berdiri kayak prasasti hidup aja". Ucap Al sambil mendorong tubuhku.

"Ye elah. Lo nggak tahu apa? Azka tuh ngeliatin si itu tuh". Kata fauzan dengan sangat keras sambil menunjukkan tangannya kearah avisha.

*****

"Eh, apaan sih lo berdua. Udah ah yok cabut" Aku berjalan melewati mereka berdua.

"Ih, nyebelin deh masak kita ditinggal. Ya nggak za” Celoteh sherin

"Hm.." Gumam aiza." yaudah ayo ah kita keluar” Kata aiza sambil menggandeng tangan sherin dan menghampiriku.

Aku pulang bersama mereka berdua. Di sepanjang jalan sherin selalu saja bicara tentang 3 laki-laki yang tak lain adalah Azka, Fauzan dan Al. Dan yang jadi sasaran ejekan untuk dijomblangkan adalah aku. Disini aku acuh tak acuh. Rasanya aku ingin menutup mulut Sherin dengan kaos kaki ku.

Setelah sampai dirumahku, aku bergegas turun dari mobil Sherin.

"Makasih tumpangannya sherin. Nggak mau mampir dulu kalian berdua". Tanyaku kepada mereka.

"Ah nggak usah. Takut ngerepotin nanti". Timpal Aiza.

"Iya takut ngerepotin. Ntar kalau aku minta apa-apa kan kamu yang repot nanti".

"Hehee iya ya. Ya udah sana pulang”. Jawabku dengan senyum lebar yang memperlihatkan deretan gigiku yang putih ini.

"Ok assalamualaikum, aku pulang".

"Waalaikum salam. Hati-hati ya". Ucapku sambil melambaikan tangan.

Aku segera masuk ke dalam rumah. Melihat keadaan rumah yang sangat sepi tentu saja paman dan bibi belum pulang dari kantor.

*****

19.00

Azka beristirahat di balkon menikmati kesejukan dimalam hari. Sambil memikirkan wanita yang ia sukai yaitu avisha. Tapi apa gunanya kalau azka memikirkannya. Apa dia juga pernah memikirkannya.

Disisi lain.
Avisha beristirahat dikamarnya sendiri sambil menatap langit-langit kamarnya. Entah apa yang ia pikirkan. Dia memikirkan azka, motif apa dia tidak tahu bisa memikirkan azka. Jujur avisha tidak memiliki perasaan apa pun kepada azka. Avisha segera mengambil Hp yang sedari tadi belum avisha keluarkan. Notifikasi dari grup yang kubuat banyak sekali dan aku hanya melihatnya saja tanpa berniat untuk membalasnya.

Avisha berniat untuk tidur lebih awal untuk menghilangkan pikiran dia dari Azka.

"Kenapa aku memikirkan dia. Apa aku mempunyai rasa kepadanya” Batin avisha berucap “Tidak mungkin, aku hanya menganggap dia sebagai teman dan tidak lebih".

Azka yang sedari tadi di balkon hanya memandangi langit yang penuh dengan bintang-bintang diatas sana. Sambil memikirkan wanita yang ia cintai sejak pertama kali bertemu.

"Apa ini yang dinamakan cinta pertama" Gumam azka kepada dirinya sendiri. Setelah itu dia menuju ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya di kasur yang empuk itu.

Malam ini mereka berdua tidur lebih awal. Tujuannya agar mereka tidak memikirnya satu sama lain. Avisha tak pernah berharap kepada seseorang karena dia takut untuk dikecewakan. Dia hanya berharap kepada tuhan yang bisa memberikan yang baik ataupun yang terbaik buat dirinya.

Begitu pun juga dengan azka. Dulu azka tak berharap kepada satu perempuan, Tapi kenapa sekarang dia malah berharap kepada wanita. Wanita yang baru saja ia kenal dan langsung membuat dirinya jatuh cinta.
Apa salah azka jatuh cinta kepada seseorang. Bukankah jatuh cinta itu fitrah. Kita harus mensyukuri apa yang tuhan berikan kepada kita kan.

"Ah udah lah. Dari pada gue mikirin dia terus mending gue tidur aja". Petik azka di dalam hatinya.

Setelah itu azka menuju kamarnya untuk tidur. Menghilangkan bayangan-bayangan avisha yang menghantuinya. Tapi ketika azka ingin menepis bayangan itu sulit rasanya untuk hilang.

******

04.15

Azka bangun dari tempat tidurnya untuk melaksanakan sholat subuh. Tapi sayang azka tak pernah sholat subuh berjamaah di masjid karena letak masjid dengan rumah azka jauh. Sehingga azka tak bisa sholat di masjid.
Gemercik suara air terdengar memenuhi ruangan itu. Azka sedang berwudhu di kamar mandi.

Setelah melaksanakan sholat subuh azka, selalu belajar pelajaran kemarin yang telah disampaikan oleh bapak dan ibu guru. Azka adalah anak yang rajin, rajin sholat, rajin belajar, tampan dan lain-lain. Tapi anehnya dia sampai sekarang masih single, dia tak pernah pacaran. Maka dari itu sikap dia selalu dingin dengan semua perempuan yang ada didekatnya.

"Assalamualaikum anak umi". Ucap umi masuk dengan tiba-tiba yang membuat azka kaget.

"Waalaikumsalam umi. Tumben jam segini umi udah kesini". Tanyaku kepada umi dan dijawab dengan senyum umi yang manis.

"Iya umi cuman mau ngelihat pangeran umi udah bangun atau belum". Kata umi sambil mendekati azka.

"Ya udah lah umi ini kan udah subuh". Jawab azka kepada umi.

"Hm.. Iya iya udah sana mandi".

"Siap umi”. Umi menjawab dengan senyuman yang diberikan kepada azka. Azka segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Tak butuh waktu lama azka segera turun dari kamarnya untuk sarapan bersama uminya.

"Assalamualaikum umi". Sapa azka sambil mengecup pipi kanan umi.

"Waalaikum salam anak umi. Ayo sini cepet sarapan nanti telat lo".

"Yah umi, ini baru jam berapa masih lama kalik umi masuknya". Protes azka kepada uminya.

"Ya udah, ayo makan". Kata umi sambil mendorong azka ke tempat duduk.

"Umi, apa sih yang dinamin cinta pandangan pertama". Pertanyaan pertama yang membuat umi kaget.

"Hm.. Emang kenapa. Ciee.. Yang baru jatuh cinta ya". Goda umi kepada azka.

"Eh enggak kok mi. Cuman mau nanya aja". Elak azka kepada umi.

"Jatuh cinta itu fitrah azka. Ya jadi boleh-boleh aja. Tapi ingat jangan sampai kamu pacaran. Karena pacaran itu mendekati zina". Nasehat umi yang diberikan kepada azka. Azka hanya mendengus pelan.

"Tapi kalau kamu memang cinta sama dia kamu boleh kok setelah lulus SMA kamu ta'arufan sama orang yang kamu cintai itu”. Azka sedikit bingung. Apa sih yang di maksud ta'aruf.

"Umi mah gitu orangnya. Ya udah azka mau berangkat sekolah dulu. Assalamualaikum umi". Azka segera meninggalkan rumah agar tidak ditanya aneh-aneh soal itu  sama bunda.

"Iya deh. Waalaikum salam".

                               ****

Gimana nih kak ceritanya.maaf ya kalau kurang asik.jangan lupa vote dan coment ya kak.

A.S.ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang