Reinkarnasi

37 4 2
                                    

Hai, namaku adalah Hikiharu Yahuko. Teman-temanku sering memanggilku Hiki dengan tambahan Neet dibelakangnya yang sangat menyebalkan. Aku juga sering sekali dibully di sekolah, bukan hanya dikelas tapi seluruh sekolah (tentu saja guru-guru tidak ikut). Pada akhirnya aku memutuskan untuk tidak pergi ke sekolah sama sekali, dan aku benci sekali dengan yang namanya sekolah.

Sekolah hanya tempat untuk membully dan menghancurkan kehidupan seseorang yang berbeda, bukan untuk tempat seseorang mencari jati diri dan ilmu. Gambaran itu adalah gambaran sebenarnya sekolah dimasa kini, namun kenyataan sangatlah berbeda dari ekspetasi. Kenyataan selalu terasa pahit dan jarang sekali sesuai keinginan masing-masing manusia.

Yah seperti itulah cerita bagaimana aku menjadi diriku yang sekarang. Aku sangat menutupi diriku dari dunia luar, bahkan orang tuaku saja tidak mengetahui sosial media milikku. Aku hanya akan keluar jika memang ada urusan yang sangat penting bagi diriku. Aku hanya berbicara seperlunya tanpa basa basi, walaupun hanya satu garis.

Hari ini adalah hari dimana sebuah game baru akan rilis. Pagi sekali sebelum mentari menerangi jalanan aku sudah pergi dari rumah. Angin berhembus kencang dan terasa dingin seakan ditusuk oleh jarum yang disimpan didalam frezer. Rumput-rumput bergoyang mengikuti arah kemana angin pergi. Beberapa daun hijau dari pohon berterbangan tanpa arah, dan sesekali menutupi penglihatanku.

 Beberapa daun hijau dari pohon berterbangan tanpa arah, dan sesekali menutupi penglihatanku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi itu tidak ada kegelapan sama sekali namun entah mengapa terdengar suara gemuruh petir. Aku tetap melanjutkan perjalananku menuju toko game. Namun tiba-tiba ada petir yang menyerang, tapi aku masih sehat, waras, dan aman. Aku sempat melompat dari sepedaku sebelum petir itu menyerang sepedaku. Aku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya namun saat aku terbangun aku sudah berada disebuah ruangan hampa dimana didalamnya hanya ada 2 kursi.

"Wahai anak muda, kematianmu terlalu cepat untukmu."

Terdengar suara sesosok wanita misterius yang sedang berjalan menuju kearahku sambil membawa sebuah busur.


***

Saat itu dilangit sedang terjadi perang antar servant dengan dewa. Tanpa disengaja petir milik Thor mengenai perisai milik Archilles dan memantul ke bumi. Namun petir yang dikeluarkan Thor tidak hanya satu tetapi lebih dari 10 petir.

Disaat yang sama Yahuko yang sedang pergi menuju ke sebuah toko tersambar petirnya Thor, lebih tepatnya sepedanya yang tersambar. Petir milik Thor berkali-kali menyambar dan salah satunya membakar sebuah pohon dan pohon tersebut tumbang dan mengenai Yahuko tepat dikepalanya.

Sebelum Yahuko tertimpa pohon, ia sempat mengompol karena syok melihat petir berkali-kali menyambar sepedanya. Dia juga syok karena tidak percaya kalau ada banyak petir yang menyambar padahal saat itu tidak ada badai sama sekali.

Re: Life in Other WorldWhere stories live. Discover now