Nabila Azahra Abiyasa

32K 634 23
                                    

Matanya yang indah dinaungi sepasang alis hitam dan bulu matanya yang lentik menghiasi wajah bulatnya yang putih bersih. Rambutnya yang sedikit bergelombang dan panjang dibawah dada menjuntai indah. Seragam sekolah yang dilapisi jas biru tua, rok biru selutut, kaos kaki panjang dibawah lutut yang membalut kaki jenjangnya, juga sepatu biru yang membuatnya terlihat begitu rapi, anggun dan cantik tentunya. Senyumannya yang begitu menawan membuat baik laki-laki maupun perempuan teduh bila menatapnya. Wajah cerianya juga membawa kesenangan tersendiri bagi siapa saja.

Berkali-kali gadis cantik pemilik nama Nabila Azahra Abiyasa itu menghembuskan nafas kasar kala mendengarkan ceramah laki-laki disampingnya. Telinganya serasa mau pecah jika terus dipaksa untuk mendengarkan ceramah itu. Bukan durhaka, hanya saja Kakak nya ini benar-benar cerewet melebihi perempuan.

"Kak udah dong! Budeg nih kuping aku dengerin ceramah Kakak terus," protes Nabila kesal.

Dikarenakan sang Kakak Ahmad Yanuar Abiyasa, selalu menceramahi Nabila setiap pagi. Bukan salah Yanu sih jika dia bersikap seperti itu, karena Nabila yang memang sangat bandel, pulang sekolah bukannya ke rumah malah kesana kemari dulu hingga Yanu sering frustasi mencarinya.

"Kalo Kakak lagi ngomong itu dengerin jangan dipotong," sahut Yanu kesal.

"Kakak udah ngomong itu dari kita sarapan sampai kita udah sampai di sekolah aku." Nabila memasang senyum menyeringai.

"Biar kamu tau, makanya Kakak ingetin tiap hari."

"Sejak kecil aku itu sudah diajarin untuk mengingat bukan melupakan."

"Makanya sampai sekarang jones dan gak bisa move on," cibir Yanu.

"Dih sotoy, lagian siapa juga yang nggak bisa move on. Kalo kakak lupa aku ini pacarnya D.O dan Kang Daniel."

"Gak sakit tuh kalo jatuh? mimpi kok ketinggian."

"Yaudah sih, sirik amat om, hidupnya nggak bahagia yaaaa," ejek Nabila.

"Turun sana. Bisa gila Kakak dengerin imajinasi gak mutu kamu itu," usir Yanu mulai jengah.

Nabila menoleh kearah Yanu dengan senyum termanis yang dia miliki dan tangan yang terlipat dibawah dada.

"Yang dari tadi nyuruh aku dengerin ceramahnya itu siapa ya?" ucap Nabila dengan nada seramah mungkin namun, begitu sarkas.

Yanu tersenyum tanpa dosa membuat Nabila mencibir kesal lantas keluar dari mobil setelah mencium punggung tangan Yanu dan mengucap salam.

"Ingat, jangan bikin ulah, jangan berantem, jangan bolos, jangan pulang malam terus. Nanti langsung pulang, soalnya kakak nggak bisa jemput." Sekali lagi Yanu mengingatkan adik bandelnya itu.

"Cerewet," sahut Nabila sembari menjulurkan lidah mengejek, setelahnya dia berlari memasuki sekolahnya.

Langkah Nabila berhenti di depan bangunan sekolah tersebut. Ditatapnya gedung SMA Karjapati yang begitu luas, tempatnya para remaja menimba ilmu dan menghabiskan sebagian waktunya untuk belajar, walaupun tidak semuanya. Pandangannya dia edarkan ke sekelilingnya yang memperlihatkan semua aktivitas hilir mudik para siswa-siswi di sekolah tersebut.

Sudah hampir seminggu dia bersekolah di SMA Karjapati, semenjak dia pindah ke Jakarta dan tinggal bersama sang kakak. Dia meninggalkan Surabaya kota kelahirannya untuk mencari suasana baru dalam hidupnya. Meskipun harus meninggalkan kedua orang tuanya. Mereka sengaja membiarkan anak bungsu kesayangan keluarga itu pindah ke Jakarta mengikuti sang kakak yang berkuliah di salah satu universitas di Jakarta.

Nabila membutuhkan suasana baru, lingkungan baru, orang-orang baru, dan dunia baru. Sungguh dia tidak bisa hidup di bayang-bayangi masalalu yang selalu membuatnya sulit untuk bangkit. Tinggal di Surabaya hanya semakin mempersulit dirinya untuk bangkit karena selalu membuatnya teringat akan segala kenangan pahit serta manis yang dia miliki.

Sejauh ini semuanya baik-baik saja. Suasana baru, lingkungan baru dan orang-orang baru, sejenak membuatnya merasa lega, namun tidak dengan hatinya yang masih jelas penuh dengan luka.

Nabila menghembus nafas pelan, lalu seulas senyum mengembang dibibir ranumnya. Sudah saatnya dia melepaskan semuanya dan memulai hidup baru. Dia melangkah masuk ke dalam menuju ruang kelasnya dengan langkah santai. Beberapa siswa yang mengenalnya tampak menyapa, hanya saja Nabila hanya membalas dengan senyum. Jujur saja dia masih belum terbiasa dengan mereka.

-TSD-

HALLO HALLO HAI 👋

I'M BACK YAAAA
INI NEW VERSION, EMANG MASIH PAKE JALAN CERITA LAMA, BUT BANYAK PART YANG BAKAL AKU ROMBAK.

ENJOY READING GUYS

NABILA AZAHRA ABIYASA


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Jangan Lupa 'VOTE'
Jangan Lupa 'KOMENTAR'

The Sphere Destiny (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang