📝Before Midnight (repost)

538 51 1
                                    

Hari ketiga Im Youngmin terbangun dua puluh menit sebelum tengah malam.

Ini bukan minggu ujian, bukan juga Youngmin disibukkan oleh persiapan ujian. Malah, murid-murid tingkat tiga baru saja selesai melaksanakan simulasi ujian dan Youngmin mendapat peringkat tiga.

Harusnya Youngmin bisa bersantai, tidur nyenyak, dan bangun saat fajar untuk lari pagi, seperti yang biasa dia lakukan jika sedang senggang.

Namun sekarang, otaknya benar-benar tidak bisa diajak berkompromi. Selalu saja kelopaknya membuka di waktu yang sama. Seolah sudah diatur demikian.

Mungkin kau mengira Youngmin bermimpi buruk. Nyatanya, tidak. Dia bahkan tidak ingat habis mimpi apa atau mungkin dia tidak bermimpi sama sekali. Yang dia rasakan setelah terbangun tiba-tiba itu adalah gelisah.

Youngmin bukan termasuk orang yang penakut. Dia berani keluar kamar malam-malam untuk ke kamar mandi atau mengambil camilan di kulkas. Dia berani menonton film horor, meski harus ditemani seseorang. Dia juga berani tinggal sendiri di rumah sementara orangtuanya pergi mengunjungi kakek dan neneknya di desa.

Tetapi, untuk kasus ini, terbangun saat tengah malam, ternyata membuat nyalinya menciut. Youngmin jadi membayangkan banyak hal. Terutama ada sesuatu yang akan muncul dari kolong tempat tidurnya, menarik kakinya yang berbalut selimut. Atau sesuatu itu muncul di kaca jendela dan cekikikan.

Suara gemuruh mobil yang lewat saja membuat Youngmin terlonjak dan gemetar ketakutan di balik selimut.

Youngmin benci menjadi pengecut. Dia ingin pergi mengetuk pintu kamar orangtuanya tapi untuk turun dari tempat tidur saja dia tidak mampu. Seakan-akan dia dipaksa terjebak di sana sampai kantuknya kembali mendera.

Tapi biasanya, Youngmin baru bisa tertidur lagi setelah dirinya merasa aman, merasa ada seseorangㅡorang sungguhanㅡyang menemaninya sampai terlelap.

Orang itu adalah Kim Donghyun. Juniornya dari tingkat dua.

Mereka akrab sejak insiden di ruang kesehatan, satu tahun lalu. Saat itu Youngmin menjadi petugas sementara, menggantikan temannya yang sedang remedial Kalkulus di hari Sabtu. Setelah seseorang dari klub panahan minta dibalut bahunya yang terkilir, pasien kedua datang dari klub sepak bola. Pingsan karena terkena tendangan bola di kepala, kata teman yang membawanya.

"Gegar otak ringan," Youngmin menjelaskan. "Tolong kamu isi datanya di buku ini, ya."

Setelah orang itu pamit undur diri, Youngmin melihat ke buku catatan itu.

"Kim Donghyun. Kelas 1B."

Dau jam kemudian, Donghyun terbangun dengan pening di kepalanya. Dia mengerjap ke langit-langit, mengamati sekitar, dan mengenali tempat ini sebagai ruang kesehatan. Tubuhnya ditutupi selimut bermotif polkadot. Tercium aroma lavender selagi tangannya meraba-raba wajahnya. Donghyun tahu dia pingsan dan pasti jatuh mencium rumput di lapangan. Tapi wajahnya tidak kotor, malah terasa segar.

"Oh, Donghyun-ssi. Sudah sadar rupanya."

Seseorang dengan jas putih selutut muncul dari balik tirai, membawa nampan berisi secangkir teh hangat dan semangkuk bubur.

"Bisa duduk sendiri? Atau perlu aku bantu?"

"Sendiri saja." Donghyun bangkit perlahan, lalu menyandarkan punggungnya setelah orang tadi menyelipkan bantal di belakangnya. "Terima kasih ..."

"Ah, maaf. Namaku Im Youngmin, kelas 2A."

"Terima kasih, Kak Youngmin."

Percakapan itu berlanjut sembari Donghyun menyantap buburnya. Tak terasa satu jam berlalu, mereka sudah mengobrolkan banyak hal. Dan Donghyun, yang tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, meminta nomor ponsel seniornya itu, dengan dalih, "Siapa tahu aku kesulitan dalam pelajaran. Kakak kan pintar."

Pertemanan mereka berlanjut sampai sekarang.

Youngmin memang lebih tua, tetapi Donghyun bisa menjadi sosok yang melindunginya, memberi perhatian padanya, sampai teman-teman terdekat mereka menyangka keduanya berpacaran. Donghyun hanya membalasnya dengan senyuman, begitu juga dengan Youngmin, tapi disertai pipinya yang merona.

Getar ponsel di atas nakas membawa Youngmin kembali ke kamarnya.

Alih-alih panggilan masuk, Youngmin mendapat notifikasi pesan dari ruang obrolannya bersama Donghyun.






















Buka jendelanya, Kak. Aku diluar.





























➖➖➖

📣 yeap ini repost dari Palette. kenapa di-repost?

soalnya Palette nanti akan di-unpublish, dihapus selamanya dari wattpad, di akhir tahun. nah khusus dongpaca, bakal aku pindahin ke sini semua 😆




DY's TrashTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang