(SWC63) puas 21+

96.1K 1.3K 38
                                    

Artha dan ataya berjalan beriringan menyusuri koridor rumah sakit. Mereka akan menuju ruangan dokter ray yang menjadi dokter spesialis untuk ayahnya. Namun saat mereka sampai di ruangan dokter ray asistennya mengatakan jika dokter ray berada di ruangan ayahnya. Dan asisten dokter ray juga mengatakan jika ayahnya sudah dipindahkan ke ruang rawat biasa.

Artha dan ataya pun segera menuju ruang rawat ayahnya. Dan saat mereka sampai ternyata disana sudah ada dokter ray dan seorang dokter bermata sipit yang mereka yakini  dokter dari singapura itu

"selamat sore pak artha" ucap dokter ray menyalami artha. Kemudian ke ataya

"ini dokte xiao lee yang akan membantu saya. Dia dulu juga bekerja di rumah sakit ini. Namun dua tahun lalu ia harus kembali ke negara asalnya karena ya... ingin berkumpul dengan keluarga kan?" ucap dokter ray pada dokter lee. Dokter lee tersenyum

"ya kau benar ray. Keluarga adalah segalanya" ucap dokter lee

"senang bertemu bisa bertemu dan bekerja dengan anda" kata dokter lee pada artha

"terimakasih. Saya juga sangat membutuhkan bantuan anda.  Jadi bagaimana ayah saya"

"ayah anda harus melakukan beberapa terapi agar saraf saraf nya bisa merespon rangsangan sehingga ia dapat kembali dari komanya. Selain itu saya meminta pada keluarga agar terus mengajak beliau berbicara. Terus katakan kalimat kalimat motivasi yang mungkin bisa membantu nya untuk bangkit. Hanya itu saja. Dan sejauh ini fungsi jangtungnya juga lebih baik. Dengan perawatan yang baik saya yakin beliau bisa kembali dari komanya" jelas dokter lee. Artha menganggukkan kepalanya. Sambil menatap wajah pucat ayahnya itu

"lakukan yang terbaik untuk ayah saya. Saya baru saja kehilangan bunda saya dan saya tidak ingin kehilangan ayah saya" ucap artha.

"tentu, saya akan melakukan yang terbaik. Saya sudah memberikan obat dan nanti setelah lima jam saya akan menyuntikkan lagi obatnya. Sekarang saya permisi" ucap dokter lee. Kemudian keluar ruangan itu

Dokter ray menepuk bahu artha sambil tersenyum. Kemudian ikut keluar dari ruangan itu.

Ataya mendekat ke ayahnya dan mengambil duduk di kursi dekat ranjang. Ia mengenggam tangan dingin ayahnya itu dan menempelkannya dipipinya. Artha mengelus punggung ataya.

"ayah cepet bangun ya. Ataya kangen nih. Kangen pakek banget. Rumah sepi ga ada ayah sama.... " ucapan ataya terjeda. Ia kembali ingat pada bundanya. Ia menghela nafasnya

"bunda" lanjut ataya.

"ayah pasti bangun kok. Kan ayah mau gendong cucu cucunya. Ya kan yah?" ucap artha. Ataya tersenyum. Pipinya bersemu merah

Tok tok tok

Pintu ruangan itu diketut. Dan muncullah seorang pria paruh baya yang tak dikenali oleh ataya. Dan terlihat orang itu juga bukan petugas rumah sakit

"permisi pak. Maaf saya baru tebus obat" ucap orang itu.

"tak apa saya juga baru datang. Oh ya kenalkan ini istri saya ataya" ucap artha mengenalkan ataya pada orang itu

"selamat sore bu. Saya bejo" ucap orang itu menyalami ataya. Ataya menerima uluran tangan itu sambil menunjukkan senyumnya

"selamat sore juga" balas ataya

"pak bejo ini OB di kantor yang biasanya bikin kopi buat aku. Tapi sekarang aku minta pak bejo untuk jaga ayah. Karena kamu juga harus kuliah dan aku juga harus ke kantor. Ga mungkin ayah ditinggal sendirian"
"oh gitu. Makasih ya pak. Tolong jaga ayah saya. Kakau saya pulang kuliah pasti saya mampir kesini"

"iya bu. Lagipula saya disini merasa sepeti memakan gaji buta. Karena pekerjaan saya hanya duduk dan mungkin sesekali ke ruang perawat atau nebus obat di apotik. Tapi pak artha ngasih gaji besar ke saya" ucap pak bejo. Artha tertawa kecil

1. Secret With COUSINS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang