Tuesday

1.4K 223 10
                                    

"Seungmin, bisakah kau menjawab pertanyaan ini?" tanya seorang guru matematika saat ia melihat Seungmin melamun. Seungmin menghentikan aktivitas nya yang tengah menatap ke arah matahari melalui jendela kelas kemudian mengalihkan pandangan nya ke papan.

"Dua puluh tiga." jawab Seungmin tanpa keraguan sedikitpun.

"Tolong kerjakan halaman 56 sampai 59 sebagai pekerjaan rumah untuk minggu depan." Guru matematika itu berucap pada seluruh murid di kelas. "Dan kau, lain kali tolong perhatikan saat aku menerangkan" ujarnya pada Seungmin, bergegas keluar kelas.

Seungmin mengangguk kan kepala nya sembari menatap jam dinding di depan kelas. Dia masih harus menunggu 3 jam sebelum kelas berakhir.

"Jawaban nya benar benar dua puluh tiga?" Minho berbicara kemudian memberikan Seungmin backhug untuk melihat catatan Seungmin.

"Sepertinya tidak," jawabnya acuh, menutup bukunya. Ia memutar kepala nya untuk melihat Minho, tersenyum "Hey hyung, setelah ini mau pergi ke arcade?"

"Ow maafkan aku sayang," Minho mencubit pipinya "Aku ada acara dengan keluarga ku nanti sehabis pulang sekolah."

Bibir Seungmin mengerucut mendengar jawabannya, melepas tangan Minho di punggung nya lalu mendudukkan dirinya di meja untuk menatap Minho.

"Baiklah," dia berbicara pada nya acuh tak acuh. "Kau tidak berniat untuk menyelesaikan hukuman mu?"

"Ya.... aku tidak akan melakukan hukuman menjijik kan itu." Minho berbicara, memasang wajah seperti ingin memuntah dan aksi nya itu sukses membuat Seungmin tertawa.

"Kenapa tidak?" Seungmin bertanya, masih sambil tersenyum.

"Aku hanya tidak ingin. Apa kau ingat perempuan yang waktu itu mengajak ku kencan?" Seungmin menggangguk. "Well, dia adalah seorang editor atau apalah itu namanya, jadi aku membuat kesepakatan dengannya." ucap Minho sambil mengedipkan matanya.

Seungmin memutar bola matanya malas. "Kau sempat menolak nya untuk pergi kencan dengannys saat itu dan dia setuju setuju saja untuk membantu mu?"

Minho selalu saja bisa melewatkan hukuman dengan segala cara nya dan para guru pasti mempercayai nyaㅡkalau dia telah menyelesaikan hukumannya. Minho bahkan hanya perlu mengedipkan matanya dan orang lain pasti akan luluh dan menuruti segala permintaannya.

Minho mengangguk dan mengatakan bahwa bukan salahnya jika ia terlahir sangat tampan.

"Yeah, terserah mu hyung." Seungmin tertawa.

"Bagaimana kalau aku datang ke rumah mu nanti malam? Kita bisa makan malam bersama." saran Minho dengan senyuman tampan nya itu. "Dan besok kita bisa pergi menonton!" ucap Minho bersemangat.

Seungmin berdiri, menggelengkan kepalanya. "Jangan datang! Aku tidak akan mengundang mu untuk makan malam gratis!" ucapnya, berusaha melewati Minho yang duduk di kursi nya untuk meninggalkan kelas.

"Hey! Apa yang kau katakan?! Aku ingin memakan masakan ibu mu!" balas Minho, berdiri di depan Seungmin, membuka lebar tangannya untuk mencegah Seungmin keluar dari kelas. "Besok aku akan mengundang mu!".

"Tidak mau." ia bergerak ke samping untuk menghindari Minho, setelahnya berhasil ia melewati Minho namun, lelaki yang lebih tua dari nya itu menahan lengannya dan membawa Seungmin ke dalam pelukan nya.

"Kalau begitu aku akan membelikan apapun yang kau mau!" Minho mulai menggelitiki nya.

Seungmin menahan tangan Minho untuk mencegah aksi nya, tertawa dan menyuruh lelaki itu untuk berhenti, mereka terlihat sibuk tertawa sampai sampai mereka tidak menyadari bahwa semua gadis yang ada di kelas mulai berbisik-bisik.

Seven Days to Fall in Love ㅡHyunMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang