moon before night 3

5.2K 1.3K 58
                                    

Day 3






"Jen, gua masih ga terima lo tarik kemarin itu. Beneran dah gua kepikiran sampe pulang, coba kalo gua jungkel ke belakang buncur dah ni kepala." Cerocos Haechan begitu berdiri tepat di samping bangku Jeno dengan akting ala-ala agar terkesan marah.

Bercanda, niatnya.

Namun, dengan Jeno yang tidak merespon semakin meningkatkan nafsu Haechan untuk mengerjai pemuda itu.

Diawali senyuman jahil, ditariknya lengan Jeno hingga dia berdiri tegak di sampingnya. Setelah mengambil satu tarikan napas, Haechan langsung melingkarkan tangan di leher Jeno dan menarik pemuda itu ke belakang.

"Akhㅡ" Jeno tersentak, menahan tubuhnya dengan tumpuan tangan di bangku. "Lo ngapain sih, Chan?? Heran gua."

"Mau tanya soal kemaren sebenernya. Tapi muka lo tegang mulu dari pagi jadi gua bercandain dulu hehe,"

"Bego." Ejek Jeno kemudian kembali mendudukkan bokongnya di bangku, "soal kemaren gua main-main doang, gausah dipikirin."

Jelas Haechan tidak mengiyakan begitu saja, malah menekan-nekan kepala Jeno dengan salah satu telunjuknya, "serius nih? Yakin?"

"Serius, udah sana. Ganggu banget kaya hama,"

"Gua hama lo parasit," balas Haechan telak.

"Anjenggg,"

Di tengah aksi mengatai Haechan, Jeno tersenyum tipis.

Meskipun Haechan sering membuat dirinya kesal, Jeno akui di saat yang bersamaan tingkah pemuda itu bisa membuatnya tenang.

Candaan Haechan bisa membuatnya melupa sementara akan masalahnya. Dan membuatnya menyesal mengapa dia sampai hati hendak menyerahkan Haechan kepada Yoona.

Jeno tidak bisa membayangkan bagaimana jika kemarin dia benar-benar membekap Haechan?

Secara Haechan yang selama ini seperti penghubung antara teman satu dengan teman lainnya berkat candaannyaㅡJeno menyesal, sungguh.

"Heh, ganteng gua kantin dulu yak."

"Masih pagi, udah maen kantin aja?"

"Yoi lah bro, biasa belum breakfast."

Netra Jeno berhasil membentuk sabit, sebab tertawa, "banyak lagak."

"Duluan ya, jangan kangen." Ujar Haechan disusul ejekan Jeno, "homo."

Haechan yang sudah hendak keluar mendadak berbalik, berjalan mundur, "tapi lo suka 'kan?" Kemudian melempar wink kepada Jeno.

"Ya gak lah gila," gumam Jeno seraya melihat bayangan Haechan yang semakin jauh.

Pemuda Lee menggeleng, beralih menatap jam yang selalu setia di genggamannya dan selalu menjadi mimpi buruk baginya.

"Apa gua tanya Siyeon lagi ya?"

[2] moonight ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang