Jung Yerin membenarkan posisi duduknya. Ia menatap layar komputer yang menampilkan hasil vote ajang penghargaan tahun ini.Tangannya bergerak ke arah mouse yang sedari tadi tergeletak di atas alas berwarna hitam. Ia mulai menggerakkan tangannya, sesekali jari-jemarinya mengklik apa yang diinginkannya.
Yerin menghentikan aktivitasnya saat ponselnya berdering. Matanya menatap benda itu dan mendengus pelan.
Yerin mengambil ponselnya lalu menggeser tanda hijau dan menempelkan benda pipih itu ke telinganya.
"Yaa, kenapa kau selalu menelpon disaat yang tidak tepat eoh?" Teriak Yerin karena merasa sang penelpon telah mengganggu aktivitasnya.
"Jangan teriak begitu Yerin-ah, telingaku bisa rusak kalau kau selalu begitu" ucap sabg penelpon tanpa merasa bersalah.
"Lalu ada perlu apa kau menelponku Go Saera?" Yerin berusaha mengontrol nada suaranya. Matanya masih setia menatap layar komputer.
"Kau sudah membeli tiket konser Wanna One? Aisshh aku baru saja membelinya tadi, kau tahu tiket itu cepat habis dalam waktu 2 menit" ucap Saera tanpa jeda.
"Kau sudah bosan hidup ya?" Ucap Yerin datar, sedatar triplek.
"Aniyo, bukan begit..." Yerin menutup panggilannya dengan sepihak. Ia mendengus sebal.
Membeli tiket konser?. Yerin tertawa kecil.
Bagaimana bisa Yerin membeli tiket konser jika membeli satu album boyband favoritnya saja Ia tidak bisa. Jangankan album, untuk uang kuliahnya saja Yerin harus bekerja keras.
Mood Yerin berubah. Ia tak lagi melanjutkan aktivitasnya. Setelah menekan beberapa tombol dan ikon yang tertera, komputer Yerin yang tadinya menyala kini layarnya sudah gelap.
Matanya menatap salah satu foto yang ada di sebelah komputernya. Foto sebelas lelaki dengan setelan jas hitam.
Bibir tipisnya mengatakan sesuatu pada salah satu lelaki tersebut " Hei, Daniel oppa. Apa kau tidak ingin memberiku semangat?"
Yerin menganggukkan kepalanya seolah-olah lelaki yang bernama daniel menjawabnya "hmm. Terimakasih, aku akan lebih semangat lagi kali ini. FIGHTING!" Tangannya terkepal dan terangkat ke udara seakan-akan Ia baru saja mendapatkan asupan semangat baru untuk memulai kehidupannya di hari esok.
-o0o-
Ugh, dasar Saera. Jika saja Yerin tidak sayang dengan nilainya di kampus, mungkin saat ini Ia akan membanting buku tebal yang membuat tangannya mati rasa dan berteriak di depan muka Saera bahwa Ia juga tidak peduli dengan tugas kelompok yang diberikan oleh dosen Song.
Sayangnya, itu hanya pemikiran yang hanya terlintas di benak Yerin. Yerin tidak ingin dicap sebagai mahasiswi pemalas hanya karena tugas yang sebenarnya bisa Ia kerjakan sendiri tanpa bantuan Saera.
Awas Saja sampai besok Saera mengatakan bahwa sebagian besar Ia yang mengerjakan, ugh demi abs Jungkook BTS yang seperti papan cucian sepertinya Yerin akan tega menyeret Saera ke kamar mandi dan menguncinya dari luar.
Sial. Kenapa jarak kampus ke rumah Yerin terasa sangat jauh sekali? Tidak biasanya begini. Sebenarnya Yerin bisa saja naik bus ataupun taksi, hanya saja ini sudah terlalu malam dan bus telah berhenti beroperasi pada jam segini. Naik taksi? Ohh tidak, sepertinya otak Yerin lebih memilih berjalan kaki daripada dompetnya langsung tipis dalam sekali kedip karena ongkos yang terlalu mahal.
Ya Tuhan, andaikan kekuatan Kai EXO itu benar adanya. Mungkin Yerin akan berdoa agar Kai menjemputnya dengan kekuatan teleportasinya. Sungguh, tangannya sangat pegal sekarang, 3 buku tebal ini sangat menyiksa kedua tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
For You
Short Story[Judul awal Summer Rain] FOR YOU!!! Bacalah! Setelah itu ceritakan padaku apa yang spesial dari buku ini. ~Kyung-ie~ -Kumpulan Cerpen