🍃 14

1.7K 190 22
                                    

"Kamu juga ikut liburan ke Busan."

"Hah?? Saya??"

Jaehyun mengangguk. "Mereka minta kamu ikut. Katanya bosan kalau nggak ada yang cantik selain manajer noona," lanjutnya sambil terkekeh.

Aku menggeleng kuat. "Kalian yang mau liburan. Kenapa saya ikut? Saya kan bukan anggota NCT 127," aku menolak.

"Ayolahhh," rengek Jaehyun. "Mereka memaksa. Kalau saya gagal bujuk kamu, mereka pasti marah," dia menyatukan kedua telapak tangannya, memohon.

Aku mengerutkan dahi, berpikir. Iya sih, kayaknya seru. Tapi apa aku pantas di sana, have fun sama mereka?

"Oke. Kalau diam, saya anggap jawabanmu iya."

Mataku melebar dan dengan reflek menatap Jaehyun. "Eh- EH???"

Jaehyun berdiri dan menyodorkan telapak tangannya tangannya ke wajahku. "Nggak ada penolakan."

"Ta... tapi--

"Jaehyun-ssi!"

Namun Jaehyun sudah berjalan cepat menuju ke kamarnya, tak menghiraukanku.

Hhhhh... Ya sudahlah, toh mereka sendiri yang memaksaku ikut.

***

Sumpah, aku ngantuk berat. Sekarang masih jam 6 pagi, dan seharusnya aku masih bisa tidur tiga jam lagi -- hari ini aku mendapat kelas siang. Tapi Jaehyun sudah memaksaku untuk membuat sarapan.

Sebentar, biar kuluruskan dulu. Aku dan Jaehyun tidur terpisah kemarin malam -- dia tidur di kamar dekat ruang tengah, sementara aku tidur di kamar dekat dapur. Jadi jangan membayangkan yang tidak-tidak.

Entahlah, aku hanya berencana membuatkan susu dan sandwich, serta menyiapkan sebuah apel. Itu sarapan termudah yang bisa kubuat sekarang.

Rasanya tidak nyaman, karena ada Jaehyun yang memperhatikanku dari counter dapur. Entah apa gunanya dia menungguku seperti itu dan bukannya duduk tenang di meja makan. Mungkin dia memastikan apakah aku membuatkannya sarapan dengan benar.

"Kamu hari ini kuliah?"

Aku menoleh sebentar dan mengangguk, lalu kembali fokus pada kegiatan memotong tomatku.

"Oh oke. Saya cari makan siang dan malam sendiri nanti."

Baguslah, setidaknya dia sadar kalau aku juga sibuk kuliah, dan tidak merepotkanku.

Aku meletakkan dua piring sandwich dan dua gelas susu di atas meja makan, dan di saat bersamaan, Jaehyun mendekat dan duduk.

Selanjutnya, kami makan dalam diam. Meskipun kami sudah beberapa kali pernah makan bersama, tapi rasanya masih sangat aneh. Ditambah kali ini, kami makan dengan wajah bantal di pagi hari.

Dengan bentuk rambut yang asli, wajahnya yang polos, dan matanya yang masih agak bengkak karena mengantuk, membuatku sadar kalau idol pun juga manusia. Bisa terlihat jelek, lelah, dan irit senyum. Tidak selalu seperti yang terlihat di depan kamera.

Aku yakin dia pasti sangat lelah. Ingin rasanya aku menggapai tangannya yang ada di meja dan mengatakan bahwa dia bisa dengan bebas melakukan apa saja di depanku, tanpa perlu khawatir tentang apapun. Tapi kalau aku benar-benar melakukannya, mungkin Jaehyun akan semakin jijik padaku.

Bahkan setelah kami selesai makan pun, suasananya masih tetap hening. Tidak ada yang punya topik atau niat untuk memecah keheningan. Akhirnya, aku mengakhiri ketenangan yang canggung ini dengan pergi ke dapur dan mencuci peralatan makanku di wastafel.

***

Meskipun sudah ada kesepakatan bahwa aku harus mengurus makan kami berdua sehari-hari, nyatanya sejauh ini aku hanya mengurus sarapan saja. Aku hanya sempat bertemu Jaehyun pada saat jam sarapan saja. Sisanya dihabiskan dengan kuliahku sampai malam, begitu juga Jaehyun yang selalu pulang malam karena latihan.

Unexpected | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang