Title : ROTATION
Genre : Drabble, Angst
Cast : You and Your Bias (I don’t know what to do with the male cast)
BGM : Tic Toc – Infinite
Rotasi. Perputaran. Rotasi, suatu keadaan dimana terjadinya perpindahan, perubahan. Keadaan yang lazim di muka bumi ini, bahkan rotasi dialami oleh bumi itu sendiri. Kehidupan manusia, tidak pernah lepas oleh rotasi. Hal ini mungkin sering kita dengar melalui pepatah-pepatah manusia. “Hidup itu selalu berputar, terkadang kita berada diatas, namun tidak jarang kita akan berada di dasar.” Kita tidak akan pernah dapat lepas dari rotasi, sekuat apapun kita berusaha menghindarinya.
~Your POV~
Aku tahu ada sesuatu yang salah. Perubahan, aku merasakannya. Bukan pada diriku namun pada dirinya. Dia berubah. Ya, dia benar-benar berubah. Awalnya aku tidak ambil pusing pada perubahan yang terjadi, namun semakin lama perubahan itu semakin tampak. Perubahan itu semakin membuatku takut, takut untuk kehilangannya.
“Kau berubah” suatu waktu aku berkata demikian padanya.
Namun dia hanya menyangkalnya. “Berubah? Apa maksudmu? Tiada yang berubah dari diriku. Aku tetap manusia normal.”
“Bukan fisikmu. Hatimu.”
“Hatiku? Benar-benar tidak ada yang berubah. Aku tetap mencintaimu.” Ucapnya santai sambil mengecup keningku lembut.
DEG.
Aku merasakan perubahan itu dengan jelas. Dari caranya menyatakan “Aku mencintaimu”. Aku sadar bahwa itu hanya serangkaian kata-kata tak berarti, kata-kata yang makna sebenarnya tidak dapat terungkapkan.
*
Aku berbaring menatap langit-langit kamarku. Entah berapa lama waktu yang telah berlalu sementara pikiranku dipenuhi oleh kenangan-kenangan masa lalu dengannya. Aku sungguh merindukannya. Merindukan hangatnya dekapannya, merindukan tatapan menenangkan yang seakan dapat membius diriku, merindukan kata-kata “I love you” yang dulu terdengar sangat tulus darinya. Namun semua itu tampaknya akan hilang dalam sekejap. Rasa sakit itu mulai menjalar, memenuhi dadaku. Rasa itu mencengkeram erat bahkan mampu membuatku sulit bernapas. Hanya dengan memikirkan kemungkinan terburuk itu, aku bahkan merasakan sakit yang teramat sangat. Aku berusaha sekuat tenaga untuk menahan setetes air mata yang sudah menggenang di mataku untuk tidak mengalir keluar. Namun tampaknya itu sia-sia, lagi-lagi untuk kesekian kalinya aku menumpahkan emosi yang bergejolak.
Aku tahu waktuku bersamanya telah menipis, terus menipis dan bahkan hanya tersisa satu hari ini. Ya, hari ini, di taman ini, aku tahu bahwa dia akan mengakhiri segalanya. Segala kisah manis yang telah tertulis di kehidupanku, ironis sekali bahwa itu akan berakhir dengan kenyataan pahit. Aku terus berusaha menghindar, mengulur waktu agar aku dapat lebih lama bersamanya. Namun walaupun aku berusaha menghindar beribu kali bahkan berjuta kalipun, kenyataan itu tetap akan datang padaku.
“Kita akhiri saja.”
Kata-kata itu seakan bergema di kepalaku. Tubuhku seakan membeku mendengarnya. Hatiku kembali tercekik oleh sesuatu dengan sangat erat. Air mata mengalir perlahan keluar dari sudut mataku. Kata-kata yang kuharap tidak akan terucap olehnya itu akhirnya terlantunkan dengan jelas.
“Maaf.” Ucapnya pelan lalu berbalik meninggalkanku.
Aku hanya menatap punggungnya menjauh, menatap dalam diam. Aku merasakan badanku menjadi lemas, bahkan kakiku tak mampu menopang berat tubuhku. Aku jatuh terduduk di rumput sambil menangisi kepergiannya. Ya, menangisinya. Ini merupakan pukulan keras terbesar dalam hidupku.
*
Kehidupan selalu berputar, berotasi. Anggap saja masa-masa saat aku bersamanya adalah masa saat aku berada di puncak kehidupan. Dan seperti yang kita ketahui bahwa hidup itu berotasi, maka seseorang yang berada di puncak pasti akan merasakan bagaimana dirinya akan berpindah ke dasar. Dan seperti itulah hidupku berotasi. Seperti halnya sekarang aku yang berada di dasar kehidupan. Dasar kehidupan yang diselimuti oleh kekelaman.
Say it again one more time
Say it again, for me to go
If you are reading my eyes then
you couldn’t do this
(Tic Toc – Infinite)
FIN.
note:
sebelumnya, fanfic ini sudah pernah dimuat diblog saya angelheenim.wordpress.com :D
