Chapter 1

3.6K 245 72
                                    

DS@MK

🐝🐝🐝

"Mulai saat ini aku adalah papamu." Ucap Pria bersurai merah dengan nada tak terbantahkan.

Semua perkataannya terngiang-ngiang di benakku, apa-apaan dia datang tiba-tiba ke tempat kerjaku dan membawaku ke sebuah Mansion yang besar sangat--besar aku tidak tahu seberapa kayanya dia. Tapi yang aku inginkan adalah pulang, dan sekarang aku harus memanggilnya 'Papa' jujur saja dulu aku memang memanggil ayahku dengan sebutan 'papa' itupun sebelum beliau meninggal.

"Aku ingin pulang!" kulihat matanya yang berbeda warna menatapku tajam walau wajahnya terlihat datar tapi tetap saja menyeramkan.

"Tidak, mulai sekarang kau akan tinggal di Mansionku. Ini adalah tanggung jawabku setelah kematian kedua orang tuamu."

Yang benar saja! Tinggal satu atap dengannya apalagi tingkahnya yang terlihat otoriter dan dingin. Akan kupastikan aku tidak akan bisa nyaman tinggal bersamanya.

"Tanggung jawab?" imbuhku bingung.

"Ya, dia menyerahkan segalanya padaku. Beliau ingin aku mengurusmu agar tidak menjadi gelandangan di luar sana."
Aku menatap tajam dirinya, ia berbicara dengan seenaknya aku sudah sangat muak mendengarnya.

Aku sebenarnya tidak peduli jika aku akan menjadi gelandangan toh, aku bisa mencari uang sendiri tanpa harus bersusah payah meminta darinya. Aku sudah tidak peduli ketika tatapan tajamnya terus menghujamiku. Setelahnya aku lebih memilih pergi meninggalkannya sendiri di ruang tamu tanpa berkata apapun padanya, aku sudah tidak peduli lagi dengan norma kesopanan sekarang.

Ya, aku lebih memilih kembali pulang ke apartemen yang ku tempati dari pada harus tinggal bersamanya. Jika dilihat dari manapun pria yang memiliki perbedaan umur sepuluh tahun dariku itu terlihat lebih muda dan sangat mustahil jika harus memanggilnya dengan sebutan 'papa' kecuali dalam artian berbeda. Tapi sekilas ku lihat ia menyeringai sebelum aku melenggang pergi tapi aku tidak peduli.

Aku merebahkan tubuhku di ranjang empuk tanpa mengganti pakaian kerjaku dan lebih memilih untuk memejamkan mataku yang mulai memberat.

Mungkin besok adalah hari yang sangat menyenangkan karena bisa bertemu teman sekolah.

***

Aku mengerjapkan mataku saat sinar mentari pagi menerpa wajahku, aku terdiam sesaat saat menatap seorang pria bersurai merah(?) yang berdiri tak jauh dari gorden dengan wajah datarnya. Kesadaranku belum sepenuhnya pulih.

Aku memegang jantungku yang hampir terlonjak dari roangganya saat menyadari pria ini adalah papa angkatku, yang sebelumnya telah kutolak dengan cara pergi dari Mansionnya dan ruangan ini...ranjang empuk yang ku tempati sekarang sudah berubah. Bisa ku pastikan ia membawaku ke Mansionnya tanpa sepengetahuanku, secara logis mungkin saat aku tertidur.

'Pemaksaan, tch ini benar-benar gila' batinku merutuk kesal.

Aku meliriknya, kulihat ia masih berdiri dan mulai menyenderkan tubuhnya pada dinding kamar dengan kedua tangan yang dilipat di depan dada. Iris scarlet-nya menatapku lurus kedepan.

"Sudah kukatakan, mulai sekarang kau tinggal disini. Tapi kau bersikukuh kembali ke apartemenmu, jangan salahkan aku yang membawamu kembali kesini." Suara baritonenya mengalun datar.

PAPA (AkaHina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang