Chapter 2

2K 202 6
                                    

DS@MK

***

Aku menghapus peluh yang sudah membanjiri tubuhku begitupun dengan Sasuke, Shikamaru, dan Naruto. Ini adalah putaran terakhir yang harus ku syukuri karena jadwal  Tsunade Sensei telah berakhir selama 2jam ia mengajar dan itu cukup banyak menguras tenaga.

Walau sebenarnya tidak terlalu lelah karena saat Tsunade Sensei tidak mengawasi, kami diam-diam pergi ke kantin untuk membeli minuman yang mengandung kadar ion tinggi dan beberapa cemilan lainnya. Beruntung ada Shikamaru yang sangat pintar mencari alasan ketika anggota OSIS yang kebetulan sedang berjaga memergoki kami memasuki kantin disaat waktu yang tidak tepat.

Aku menghela nafas lelah dan menduduki bangku yang berada paling belakang dan lebih memilih posisi paling nyaman, yaitu di pojok tepat jendela kelas yang terbuka hingga udara segar tidak segan-segan menerpaku.

Aku lebih nyaman menatap jendela luar ketimbang kelasku yang sudah benar-benar kacau akibat anak trouble maker yang tidak usah ditanya lagi keberadaannya, pantas para Sensei malas memasuki kelas mengingat tingkah laku murid-muridnya.

Pluk

Aku mengalihkan tatapanku saat sebuah pesawat kertas mendarat tepat mengenai kepalaku, untung bukan pesawat sungguhan. Aku menatap Naruto yang datang menghampiriku dan mengambil pesawat kertas yang ku taruh tepat di atas mejaku.

Kulihat ia hanya nyengir, ia bersiap melepas landaskan pesawatnya lagi sebelum ia bersuara.

"Gomen, hehe. Seharusnya aku memberikan nafas di ujungnya tapi aku lupa dan malah mengenaimu." Aku mendengus kesal, apa Naruto memang benar-benar Baka tingkat dewa?!

PLETAK

"Baka! Pesawat terbang itu tergantung pada udara yang ada bukan karena udara dari mulutmu." Aku tidak peduli saat ia meringis memegang pucuk kepalanya yang telah ku berikan jitakan maut.

"Hahahah liat si Dobe, kena jitakan cinta dari Hinata-chan." Suara tawa Sasuke menggema di kelas 12-C, tentu saja tingkah OOC Sasuke membuat sepasang mata lainnya menatap dengan pandangan beragam mulai dari aneh, terkejut dan sebagainya. Pria yang harusnya menjaga image dia malah melakukan sebaliknya.

Jika ada Sakura mungkin sudah sweetdrop melihatnya, sayangnya tidak sekelas. Ya, dia--Haruno Sakura memang sahabatku tapi aku pisah kelas dengannya saat aku memasuki kelas 12, dia berada di kelas 12-A berbeda dengan kelasku. Mungkin itulah yang membuat Sakura sedikit ragu menerima Sasuke karena kelasku terkenal akan problem-nya.

Akupun tidak tahu kenapa aku bisa mendapatkan kelas 12-C entah aku harus merasa senang atau sebaliknya, mengingat masalah kelas ini dan berakhir bertemu mereka yang membuatku menjadi tidak kesepian.

Apalagi memgingat tingkah Sasuke yang akan terlihat menjaga image jika hanya bersama pacarnya--Haruno Sakura dan akan berubah ketika bersamaku dan yang lainnya.

Aku melirik arlojiku sekilas, tak terasa sebentar lagi akan memasuki waktu istirahat tapi sepertinya tidak ada tanda-tanda kedatangan Sensei.

Aku menatap malas Sasuke yang kini berdiri di ambang pintu, tapi raut wajahku berubah menjadi senang kelewat bahagia, mendapati Sakura yang kini berdiri di ambang pintu kelas dengan Sasuke yang menjadi penghalangnya.

PAPA (AkaHina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang