Kamu tahu tidak? Duniaku berjalan terlalu sempurna gara-gara pikiranku terus dibelenggu oleh kehadiranmu. Aku sampai lupa segalanya. Rasa sakit, luka, kecewa, terjatuh, bahkan karena saking banyaknya aku berharap, mana-mana saja dari mereka yang masih melambung tinggi mencengkram langit, aku saja sampai tidak tahu. Sepertinya semuanya sudah berguguran. Sebab, setiap malam yang kulihat hanya ada setitik bintang menyerang terang.
Yang kuketahui adalah, aku ini hanya seorang manusia biasa yang sedang berusaha mencintai seorang bidadari. Dan itu pula yang ingin kubagi denganmu. Menghabiskan waktu berdua denganmu, di bawah kemuning terakhir sore itu. Ah, membayangkannya saja sudah membuatku sesenang ini. Maaf ya, aku sudah egois mematahkan sayapmu. Tapi kamu nggak akan marah, kan? Soalnya aku takut kamu terbang jauh meninggalkanku di bumi seorang diri.
Kata banyak orang, rindu itu penyiksa. Tapi kataku, rindu itu pengikat. Kalau tidak ada rindu, bagaimana bisa aku tetap berada di sampingmu? Kamu pernah bertanya sekali kepadaku tentang itu. Lalu aku menjawab "entahlah. Aku juga nggak tahu kenapa bisa begitu. Yang jelas, rinduku kepadamu itu tak berkesudahan. Bukan seperti senja yang datang dan pergi sesuka hati".
Semesta, tolong bantu aku. Biarkan saja sekali ini aku egois. Aku tidak mau banyak orang tahu tentangmu. Cukup aku saja yang membuatmu tersenyum. Karena senyumu adalah bahagiaku. Aku nggak mau ada yang merebutnya dariku. Bisa-bisa bumi berhenti berotasi karena kehilangan mataharinya.
Merkurius untuk Jupiter. Jupiter akan selalu ada untuk Merkurius. Jupiter tidak mengenal Pluto. Karena Jupiter sudah punya Merkurius. Tidak Mars, tidak Saturnus. Hanya Merkurius.
KAMU SEDANG MEMBACA
hipotesis
Teen FictionSedang hati masih tertambat di masa lalu, bertanya-tanya. Apa setiap pertanyaan selalu ada terpasang dengan jawaban?