empattiga

19 20 0
                                    

Andai aku mencintaimu, apa yang salah? Pertanyaan ini menghempas pikiran dan debar
jantungku, lalu mencair dalam dekapanmu. Aku memelukmu, ketika kau pamit. Malam itu
menjadi yang terakhir.

Sebenarnya sejak awal aku sudah merasa bukan siapa-siapa. Hanya seorang perempuan yang
sendirian, seolah kehilangan matahari. Beberapa waktu berlalu. Tapi, perihnya masih tetap
ada.

Kamu yang membuatku merasa utuh sebagai perempuan. Jika harus ada yang salah, aku tak
akan menyalahkanmu. Apa yang telah kau lakukan hingga membuatmu terlihat sempurna,
sehingga aku merasa teduh saat bersamamu?

Ini entah bulan keberapa kamu pergi. Aku belum sempat merobek tanggal, sementara waktu
melesat dengan cepat. Masih lamakah kamu? Aku menyahut dalam hati aku disini, selalu.

Tak ingin aku bertanya apa kau juga mencintaiku. Tak juga ingin aku telusuri kenapa aku
terjebak dalam pusaran ini. Waktu itu, aku hanya butuh bahu seseorang untuk bersandar dan
menangis. Lalu, tiba-tiba kamu ada.

Terima kasih telah membuatku berarti, ucapku perlahan. Di hari itu, kamu pergi. Aku
menemukan diriku sendiri terhenti di sini. Tak menemanimu lagi. Karena kamu pergi
sendirian. Sementara aku, tak mampu mencegah.

Tak kalah pedihnya, karena tiba-tiba saja aku kembali menjadi bukan siapa-siapa. Aku
memutuskan untuk bersembunyi, meskipun letak hatiku seharusnya ada di samping
bayangmu. Tak tau apakah aku sanggup menepis memori, jika aku mengingatmu.

Pergilah, kau yang mengajariku hidup perlu pengertian, bahwa kebahagiaan tak bisa
dipaksakan. Karena kepergian adalah jalan menuju kebahagiaan yang sebenar-benarnya.
Kamu harus bahagia.
Lalu, kuputuskan untuk menutup pintu kenangan rapat-rapat.

Tiba-tiba saja hujan terasa lebih
dingin dari biasanya.�

#N78

❤❤❤

KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang